BSSN Gandeng Microsoft Guna Perangi Kejahatan Siber di Indonesia

Aprilia Khairul Amalia . August 11, 2022

Foto: gettyimages

Teknologi.id - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dan raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) Microsoft mengumumkan kemitraan strategis untuk bekerjasama memerangi kejahatan siber melalui Program Intelijen Ancaman Siber  (Cyber ​​Threat Intelligence Program/CTIP). 

CTIP adalah program untuk memperkuat keamanan infrastruktur negara dari ancaman siber. Melalui kemitraan strategis ini, BSSN akan mendapatkan akses ke intelijen ancaman siber Microsoft di Indonesia, sehingga bisa memberikan insight yang lebih luas tentang infrastruktur kejahatan siber yang ada. 

Sementara itu, BSSN, dengan pengetahuan domain jaringannya, dapat membantu dalam melakukan intelijen dua arah untuk mengidentifikasi infrastruktur yang disusupi dan memperingatkan entitas terkait di Indonesia tentang potensi ancaman kejahatan siber. 

Baca juga: 8 Tips Cybersecurity untuk Startup

"Program Intelijen Ancaman Cyber ​​Microsoft dipimpin oleh Unit Kejahatan Digital ((Digital Crimes Unit/DCU) kami. DCU adalah tim internasional yang terdiri dari pakar teknis, hukum, dan bisnis yang didirikan pada 2008 untuk memerangi kejahatan siber secara global,” kata Mary Jo Schrade, Assistant General Counsel dan Regional Lead, Microsoft Digital Crimes Unit Asia, Rabu, 10 Agustus 2022. 

Ia melanjutkan bahwa keahlian dan pandangan unik DCU akan jaringan kriminal online dapat menemukan berbagai bukti yang bisa digunakan sebagai rujukan kriminal ke lembaga penegak hukum di seluruh dunia. 

Sejak 2010, DCU telah bekerjasama dengan penegak hukum dan mitra global lainnya untuk menangani 25 operasi gangguan malware di seluruh dunia, sehingga membantu jutaan perangkat untuk tetap aman dari penjahat siber. 

Sementara itu, Microsoft, melalui program CTIP-nya, telah mengumpulkan dan mendistribusikan intelijen siber yang dapat ditindaklanjuti sejak 2013. Hal ini termasuk di antaranya operasi penghapusan botnet yang dilakukan Microsoft DCU ke Tim Tanggap Darurat Komputer (Computer Emergency Response Teams/CERT), Penyedia Layanan Internet (Internet Service Providers/ISP), serta Pusat Analisis dan Pembagian Informasi Infrastruktur Kritis (Critical Infrastructure Information Sharing and Analysis Center/ISAC). 

Data CTIP juga disertakan dalam produk dan layanan Microsoft tertentu untuk membantu pelanggan mengidentifikasi ancaman di lingkungan komputasi mereka. 

Baca juga: ReCharge, Jasa Sewa Power Bank Dengan 200+ Titik di Jabodetabek

Secara global, Microsoft menginvestasikan US$20 miliar (Rp 295 triliun) selama lima tahun ke depan untuk mempercepat upaya integrasi keamanan siber dan memberikan solusi keamanan mutakhir. 


Sementara itu, Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Mayjen TNI Dominggus Pakel, berharap dapat memperkuat perlindungan keamanan siber Indonesia untuk semua sektor termasuk pemerintah, infrastruktur informasi penting, ekonomi digital, dan masyarakat. 


“Kemitraan ini juga akan membantu mengatasi ancaman dan serangan siber atau kejahatan siber yang semakin meningkat yang terjadi di Indonesia,” jelasnya. 


Berdasarkan data pemantauan yang dilakukan oleh Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional/National Cybersecurity Operation Center (NSOC), pada 2021, BSSN telah mencatat sekitar 1,6 miliar anomali trafik/serangan siber di Indonesia, tiga kali lipat dibandingkan tahun 2020. 


Jenis serangan siber yang bersifat teknis seperti malware, Trojan dan pengumpulan informasi merupakan jenis serangan/ancaman siber yang paling dominan terjadi di Indonesia. 


"Kemitraan yang baru terbentuk dengan Microsoft kini diharapkan dapat memperkuat alur kerja BSSN, khususnya di bidang intelijen ancaman siber dan analisis malware", kata Parker.


(aka)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar