Teknologi.id - Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat dan semakin canggih, modus penipuan juga kini semakin beragam.
Ditambah dengan maraknya perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang bisa melakukan apa saja hanya melalui perintah, oknum tak bertanggungjawab bisa melancarkan aksinya hanya dengan menggunakan fitur AI yang bebas diakses siapa saja.
Kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan AI kini mulai banyak memakan korban, baik dari segi materi atau bahkan hilangnya nyawa seseorang.
Contohnya kasus penipuan yang menimpa seorang wanita di Hyderabad, India. Ia telah menjadi korban penipuan melalui telepon yang mengatasnamakan keponakannnya. Atas aksi penipuan tersebut, ia kehilangan Rs 1,4 lakh atau sekitar Rp 25,9 juta.
Dilansir dari Times of India, Penipu menggunakan AI dalam menjalankan misinya. Ia menggunakan fitur yang bisa meniru suara keponakannya yang tinggal di Kanada dan membuat skenario palsu saat menghubungi korban.
Ia membuat seolah-olah keponakannya itu tengah terlibat kecelakaan dan harus membayar ganti rugi.
Menurut sumber, kronologi dari kejadian ini bermula saat penelpon menghubungi korban di tengah malam. Penelpon mengaku sebagai keponakan korban dan bercerita bahwa ia terlibat kecelakaan dan terancam masuk penjara. Penelpon tersebut lalu meminta tolong pada korban untuk membantunya dengan mengirim sejumlah uang dengan menekankan untuk menjaga rahasia percakapan mereka berdua.
"Dia terdengar seperti keponakan saya dan berbicara persis dalam bahasa Punjabi yang biasa kita gunakan di rumah, dengan segala perbedaannya. Dia menelepon saya larut malam dan mengatakan dia mengalami kecelakaan dan akan dipenjara. Dia meminta saya mentransfer uang dan rahasiakan pembicaraan ini," kata wanita korban penipuan itu.
Baru kemudian ia menyadari telah menjadi korban penipuan. Pejabat kepolisian setempat menyatakan bahwa kasus penipuan semacam ini masih jarang terjadi.
Baca juga: Meta Rilis Fitur Chatbot Berbasis AI di WhatsApp
Di Amerika Serikat (AS), penipuan dengan AI juga pernah terjadi. Sasaran utama dari pelaku adalah warga lanjut usia. Penipuan ini menyebabkan para orang tua itu Para orang tua itu kerugian sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp 24,6 triliun.
Menurut Komisi Perdagangan Federal, pelaku juga melakukan hal yang sama, yaitu meniru suara dari orang yang dikenal oleh korban.
Beberapa kesaksian menambahkan bahwa modus dalam penipuan ini adalah pelaku meniru suara orang yang dikenal, lalu membuat scenario palsu seperti kecelakaan, disandera, terluka, dll. Setelah itu, mereka akan meminta sejumlah uang.
"Putriku menangis di telepon, menangis tersedu-sedu dan berkata, 'ibu, ibu, ibu,' dan tentu saja istriku berkata, 'Leann, LeAnn, ada apa?', dan dia mengulanginya lagi , 'ibu, ibu, ibu' dan suaranya persis seperti dia," kata Terry Holtzapple, salah satu korban penipuan.
Tips Agar Terhindar dari Modus Penipuan Berbasis AI
Maraknya penipuan ini didukung dengan mudahnya akses serta tidak ada batasan kebijakan dalam penggunaan teknologi tersebut. Dengan rentetan kasus di atas, sebagai sesama pengguna teknologi, bukan tidak mungkin kita tidak bisa menghindari penipuan sejenis. Kita hanya perlu berhati-hati saat menggunakan ponsel, terlebih saat menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal.
Jika mendapat telepon dari nomor yang tidak dikenal, usahakan jangan mengeluarkan suara terlebih dahulu, tunggu penelpon mengeluarkan suaranya. Hal ini perlu kita lakukan karena meskipun hanya mengatakan empat kata seperti “Halo?,Ini siapa ya?”, mereka dapat memanfaatkan kalimat singkat itu sebagai sample suara untuk meniru suara kita.
Selain itu, pencegahan juga bisa dilakukan dengan tidak membagikan nomor handphone sembarangan, juga tidak menerima telepon dari orang tidak dikenal.Jika mendesak, bisa melakukan perjanjian terlebih dahulu sebelum menelpon.
Opsi lain yang bisa dilakukan adalah dengan bertanya pertanyaan sederhana yang mungkin hanya akan diketahui dengan lawan bicara saja, dengan itu jika penelpon tidak bisa menjawab, maka sudah pasti ia adalah penipu.
Satu hal lain yang perlu diperhatikan adalah saat seseorang meminta uang atau pembayaran melalui cara yang tidak biasa, atau dengan atas nama orang lain, pastikan terlebih dahulu siapa penerimanya. Jika perlu, tanya orang terdekat yang lebih mengerti. Jika mencurigakan sudah pasti merupakan penipuan. Hal ini perlu diperhatikan karena jika sudah terlanjur mengirim uang, akan sulit untuk mendapatkan kembali uang yang sudah diambil oleh penipu.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News
(LF)
Tinggalkan Komentar