Foto: New Atlas
Teknologi.id - AEON, jaringan supermarket besar di Jepang, kini menggunakan kecerdasan buatan ( AI ) untuk menilai dan menstandarkan senyuman karyawannya. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan layanan pelanggan.
Menurut laporan dari South China Morning Post, AEON telah mulai menerapkan sistem AI yang diberi nama 'Mr Smile' di 240 toko di seluruh Jepang sejak 1 Juli. AEON menjadi perusahaan pertama yang menggunakan teknologi ini untuk menilai senyuman karyawan mereka.
Mr Smile, yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang InstaVR, mampu menilai sikap karyawan dengan akurat berdasarkan lebih dari 450 faktor, termasuk sapaan, ekspresi wajah, volume, dan nada suara.
AEON menyatakan bahwa tujuan utama penggunaan sistem AI ini adalah untuk menstandarkan senyuman karyawan demi memaksimalkan kepuasan pelanggan. Sistem ini juga memiliki elemen permainan untuk mendorong staf meningkatkan skor dan sikap pelayanan mereka.
Sebelum peluncuran skala besar, AEON telah melakukan uji coba perangkat lunak AI ini di delapan gerai yang melibatkan sekitar 3.400 karyawan. Hasilnya menunjukkan peningkatan sikap pelayanan sebesar 1,6 kali lipat dalam waktu tiga bulan.
Baca juga: Microsoft Ciptakan Tool AI yang Bisa Buat Video “Manusia Berbicara” dari Foto
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran. Beberapa pihak khawatir bahwa penggunaan AI dapat meningkatkan pelecehan di tempat kerja, terutama dari pelanggan. Di Jepang, fenomena ini dikenal sebagai "kasu-hara," di mana pelanggan melakukan pelecehan dengan bahasa kasar dan keluhan berulang-ulang.
Tahun ini, hampir setengah dari 30.000 staf yang disurvei oleh serikat pekerja terbesar di Jepang, UA Zensen, melaporkan telah mengalami pelecehan dari pelanggan.
"Ketika pekerja industri jasa dipaksa untuk tersenyum sesuai dengan standar, bagi saya ini terlihat seperti bentuk lain dari pelecehan pelanggan," ujar salah satu responden survei.
"Senyuman seharusnya merupakan sesuatu yang indah dan tulus, dan tidak diperlakukan seperti produk," kata yang lain.
"Setiap orang berbeda, dan mereka juga mengekspresikan kasih sayang mereka dengan cara yang berbeda. Menggunakan mesin untuk menstandarkan sikap orang terdengar dingin dan konyol," tambah responden lainnya.
Setelah Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menerbitkan panduan untuk melawan pelecehan pelanggan pada tahun 2022, semakin banyak perusahaan didesak untuk mempertahankan standar layanan tanpa mengorbankan kesejahteraan staf mereka.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar