Teknologi.id - Kehadiran kecerdasan buatan (AI) tidak akan menghilangkan pekerjaan sebanyak yang diperkirakan oleh para ahli, menurut CEO OpenAI , Sam Altman.
Dalam acara "Conversation with Sam Altman" di Jakarta Pusat pada Rabu (14/6), Altman menyatakan, "Pasti akan ada perubahan pekerjaan akibat AI. Namun, kami tidak melihat adanya perubahan yang terlalu banyak seperti yang diperkirakan oleh para ahli."
Sebelumnya, banyak pendapat yang mengatakan bahwa kehadiran AI akan menggantikan banyak pekerjaan manusia. Salah satunya disampaikan dalam laporan Goldman Sachs yang berjudul "The Potentially Large Effects of Artificial Intelligence on Economic Growth."
Baca juga: Nadiem Khawatir Guru Bakal Tergantikan oleh AI, Begini Jawaban Bos ChatGPT
Laporan tersebut menyebutkan, "Berdasarkan data terkait pekerjaan di AS dan Eropa, kami menemukan bahwa dua pertiga dari pekerjaan saat ini berisiko tergantikan oleh otomatisasi dan AI generatif dapat menggantikan seperempat dari pekerjaan yang ada saat ini."
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa secara global, diperkirakan AI generatif dapat mempengaruhi sekitar 300 juta pekerjaan penuh waktu.
Namun, Altman menyoroti bagaimana kehadiran AI sebenarnya membantu dalam beberapa jenis pekerjaan, termasuk pekerjaan sebagai programmer.
"Kami melihat peningkatan yang signifikan. Para programmer menjadi dua atau tiga kali lebih efisien dan mampu melakukan lebih banyak hal. Permintaan untuk penulisan kode di dunia sangat besar dan mereka menjadi lebih produktif," katanya.
CEO OpenAI Sebut AI Bakal Dorong Munculnya Pekerjaan Baru
Menurut Altman, dunia tidak akan kehilangan pekerjaan karena AI. Bahkan, ia menyebutkan bahwa kehadiran AI, seperti teknologi lainnya, akan mendorong munculnya pekerjaan baru yang lebih baik.
"Anda hanya perlu melangkah maju menuju masa depan, di mana banyak hal baru akan terjadi," tambahnya.
Baru-baru ini, pekerjaan baru bernama Prompt Engineer mendapatkan perhatian di dunia maya. Unggahan dari akun TikTok @startingname bahkan menyebutkan bahwa pekerjaan ini dapat menghasilkan gaji sebesar US$175 ribu hingga US$300 ribu per tahun.
Seorang peneliti di perusahaan AI Huggingface, Victor Sanh, menjelaskan bahwa Prompt Engineer merupakan profesi yang berkaitan dengan membangun dan mengoptimalkan sistem AI seperti ChatGPT, GPT-4, Claude, dan lainnya.
Baca juga: CEO OpenAI Buka Peluang Kolaborasi dengan Bahasa Daerah Indonesia
Profesi ini bertugas untuk merumuskan instruksi atau prompt yang mudah dimengerti oleh sistem AI, sehingga sistem tersebut dapat memberikan respons yang tepat.
Dalam pengembangan sistem AI, meskipun sistem-sistem tersebut telah mengalami Reinforcement Learning from Human Feedback (RLHF) untuk meningkatkan performanya, namun masih terdapat kesalahan dalam memahami permintaan atau instruksi dengan benar. Prompt Engineer hadir untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut dan memastikan sistem AI dapat memberikan respons yang sesuai.
Dengan demikian, kehadiran AI tidak hanya menghilangkan pekerjaan, tetapi juga membuka peluang bagi munculnya pekerjaan baru yang sesuai dengan perkembangan teknologi AI.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(dwk)
Tinggalkan Komentar