Foto: Dan Carr
Teknologi.id - Dua orang turis asal Australia yang pernah berlibur ke Bali membagikan pengalaman buruknya di grup Facebook, setelah mendapati AirTag, produk dari Apple berada di tas koper tanpa sepengetahuannya.
AirTag adalah produk Apple berbentuk perangkat keras yang bisa dengan mudah untuk melacak barang-barang seperti kunci, ransel atau bahkan bisa meletakkannya di kalung anjing. Dengan memanfaatkan AirTag, barang-barang tersebut akan ada di jangkauan aplikasi Find My, di mana dengan hal tersebut juga dapat melacak perangkat Apple dan tetap terhubung dengan teman dan keluarga.
Emily Sinclair dan pasangannya, Jane mendapat kesialan setelah melakukan perjalanan pertamanya ke Bali, hal tersebut menyebabkan rasa takut dan mengganggu untuk perjalanan liburannya.
"Itu membuat kami sangat ketakutan!" kata Emily dilansir Teknologi.id dari 7life (3/4/2023).
Baca juga: iOS 17 Apple akan Menambahkan Fitur Baru yang Menyenangkan Orang Banyak, Apa Itu?
Awalnya, Emily tidak ada rasa curiga ataupun merasa aneh, sampai setelah beberapa hari tinggal di Bali, dia mendengar 'suara aneh' dari salah satu tas koper mereka.
Penanganan yang pasangan berdua itu lakukan adalah segera mencabut baterai AirTag, dan ternyata di sana tertuliskan 'buatan Indonesia'. Jadi dua bule asal Australia tersebut meyakini perangkat tersebut diletakkan di tas Jane pada pendaratannya di bandara Bali.
“Baterainya langsung kami keluarkan dan dibongkar dan ternyata alat itu buatan Indonesia, jadi kami yakin sudah dimasukkan ke dalam tas Jane di bandara pada saat kedatangan,” ujarnya.
Emiliy juga menjelaskan bahwa dia dan pasangannya tak mempunyai sama sekali produk Apple atau AirTag jenis apapun, dua turis tersebut mengklaim bahwa mereka backpacker yang sudah berpengalaman dan sangat teliti. Ini adalah pengalaman tak mengenakkan pertama mereka selama menjadi turis.
Baca juga: iPhone 14 dan iPhone 14 Plus Kuning Meluncur, Segera Rilis di Indonesia, Tertarik?
“Kami berdua adalah pelancong yang sangat berpengalaman dan berhati-hati dan tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, tas kami tidak pernah ketinggalan (tas gaya backpacking) dan kompartemen utama tas terkunci,” jelasnya.
Dengan pengalaman yang banyak sebagai pelancong, nyatanya kejahatan akan selalu ada di sekitar kita. Ternyata, alat itu ditemukan berada di saku depan ransel Jane.
“Alat itu ditemukan di saku depan ransel Jane yang tidak bisa dikunci," ungkapnya.
Emily dan Jane dengan perasaan was-was dan merasa sangat tidak aman dengan hal tersebut memutuskan untuk mengubah rencana liburannya, yang asalnya tinggal di desa kecil bernama Amed untuk pergi ke Kuta.
"Kami berada di sebuah desa kecil bernama Amed di sisi timur pulau, tetapi segera setelah kami menemukan bahwa kami merasa sangat tidak aman dan tidak yakin apakah seseorang telah melihat dan melihat di mana kami berada," katanya. “Jadi, meskipun akomodasi kami tersisa delapan malam di Amed, kami naik taksi kembali ke Kuta (tiga jam perjalanan) hari itu untuk berada di daerah yang lebih padat dan jauh dari pelacak sejauh mungkin," lanjutnya.
Namun, karena perasaan tidak aman terus menghantui kedua turis tersebut, meskipun sudah berpindah tempat ke Kuta. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mempersingkat liburannya dan langsung saja pulang ke negeri asalnya, Australia yang harusnya jadwal kepulangannya itu belum saatnya.
“Kami seharusnya terbang pulang ke Australia pada tanggal 1 April, tetapi kami membayar untuk mengubah penerbangan kami dan terbang (Senin) pagi karena seluruh situasi mencekam seluruh liburan dan di Bali bagi kami, kami tidak bisa bersantai atau merasa aman,' tulisnya.
Emily Sinclaire dan Jane sangat heran bagaimana bisa orang meletakkan AirTag di tas mereka, orang-orang yang berniat jahat itu sudah sangat bersusah payah untuk melakukan hal tersebut.
Baca juga: Storage iPhone Penuh? Gunakan Cara Ini, Tak Perlu Hapus Data Loh!
“Kami tidak tahu mengapa atau bagaimana benda itu bisa masuk ke dalam tas Jane, tetapi kami merasa bahwa jika seseorang bersusah payah untuk meletakkannya di sana, mereka berniat untuk menggunakannya," katanya.
Setelah kejadian buruk tersebut, Emily membagikan perjalanan tak menyenangkannya di grup Facebook, turis lain yang membaca postingannya mengingatkan yang lain untuk selalu waspada dan memberikan beberapa komentarnya.
“Periksa tasmu!,” kata satu orang.
"Pikiran saya langsung tertuju pada seseorang yang memasukkan sesuatu yang ilegal ke dalamnya dan kemudian berpotensi mengumpulkannya ketika mereka kembali ke Australia atau semacamnya," tambah yang lain.
“Sangat menarik dan sangat cerdik, terutama seperti yang kamu katakan ada baterai Indonesia di dalamnya,” seru yang ketiga.
Apa yang Mesti Dilakukan
Foto: Pixabay/geralt
Apple memiliki saran tentang apa yang harus dilakukan jika menemukan Airtag yang melacak, melakukan tindak kriminal, atau jika menerima peringatan yang melacak iPhone kamu.
Dengan mengikuti langkah yang telah Apple siapkan, kamu dapat menonaktifkan Airtag. Namun, jika masih khawatir karena perangkat atau sifatnya yang melacak bahkan menyadap, lebih baik untuk segera melaporkannya ke polisi setempat.
Namun, saat melaporkannya ke polisi, disarankan untuk tidak menghancurkan perangkat tersebut karena sering kali dapat digunakan untuk membantu melacak pemiliknya dan digunakan sebagai bukti yang memberatkan mereka.
Klik di sini untuk mengetahui Personal Safety User Guide dari Apple.
(aa)
Tinggalkan Komentar