Teknologi.id - Pemerintah Jepang sedang dilanda krisis populasi yang melanda negaranya. Semakin banyaknya warga lansia, serta generasi muda yang enggan untuk menikah dan memiliki anak membuat angka kelahiran di Jepang anjlok. Selama 8 tahun berturut-turut angka kelahiran di Negeri Sakura ini kian merosot tajam. Bahkan, menurut survei terbaru menemukan fakta bahwa lebih dari 86 persen pasutri tidak melakukan hubungan suami istri. Lalu, generasi mudanya enggan menikah atas banyak alasan.
Beragam upaya pun telah dikerahkan untuk mengatasi masalah ini, seperti memberikan insentif dan beragam kemudahan bagi pasangan yang mau menikah dan memiliki anak, salah satunya dengan aplikasi kencan. Pemerintah Kota Tokyo selaku pengelola aplikasi, mengungkapkan aplikasi kencan buta bertujuan untuk meningkatkan angka kelahiran nasional yang semakin berkurang. Pengguna nantinya akan diminta untuk menyerahkan dokumen yang membuktikan bahwa secara hukum mereka masih lajang dan menandatangani surat yang menyatakan mereka bersedia untuk menikah.
Baca juga : Peduli Lansia, Jepang Kembangkan Teknologi AI untuk Memantau Pengemudi
Gambaran Krisis Populasi di Jepang
Mengutip CNN Internasional, Jepang hanya mencatat 727.277 kelahiran bayi pada tahun lalu, menurut data yang baru dirilis Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan, tingkat kesuburan yang didefinsikan sebagai jumlah total kelahiran yang di alami seorang perempuan sepanjang hidupnya, turun dari 1,26 menjadi 1,20.
Agar populsi negara tetap stabil, diperlukan tingkat kesuburan sebesar 2,1. Jumlah di atas akan menyebabkan peningkatan populasi, seperti yang terlihat di India dan banyak negara Afrika. Namun di Jepang tingkat kesuburan berada jauh di bawah angka stabil selama setengah abad, kata para ahli. Tingkat kesuburan terus anjlok setelah krisis minyak global tahun 1973 mendorong perekonomian ke dalam resesi dan tidak pernah pulih.
Parahnya, tren penurunan ini semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah kematian sudah melebihi jumlah kelahiran setiap tahunnya. Hal inilah menyebabkan penurunan total populasi, yang dampaknya sangat besar terhadap pasar tenaga kerja, perekonomian, sistem kesejahteraan dan tantanan sosial di Jepang.
Pada ahun 2023, negara ini mencatat 1,57 juta kematian, menurut Kementerian Kesehatan, ini lebih dua kali lipat jumlah kelahiran. Sayangnya, Jepang juga kurang berutung dalam hal perkawinan. Jumlah pernikahan turun sebanyak 30.000 tahun yang lalu, sementara jumlah perceraian meningkat.
Aplikasi Kencan dari Pemerintah untuk Warganya
Melansir The Independent, pemerintah Jepang rela menggelontorkan dana total 500 juta yen, untuk mempromosikan pernikahan melalui aplikasi dan proyek lainnya, sepanjang 2023-2024. Pejabat Tokyo mengatakan cara ini adalah bentuk dukungan untuk mereka yang ingin menikah, tapi tidak dapat menemukan pasangan.
"Kami berharap aplikasi ini, beserta hubungannya dengan pemerintah akan memeberikan rasa aman dan mendorong mereka yang selama ini ragu menggunakan aplikasi tradisional untuk mengambil langkah pertama dalam mencari pasangan." Kata seorang pejabat pemerintah Tokyo.
Pejabat lain mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa aplikasi ini akan memberikan dorongan lembut untuk mereka yang ingin menikah, tapi tidak secara aktif mengikuti acara atau aplikasi kencan.
"Kami mengetahui bahwa 70 persen orang yang ingin aktif mengikuti acara atau aplikasi untuk mencari pasangan, kami ingin memberikan dorongan lembut untuk menemukannya,"
Dikutip dari South China Morning Post, versi website dari aplikasi sudah dluncurkan sejak akhir tahun lalu. Bernama Tokyo Story, situs ini sudah diuji oleh laki-laki dan perempuan di Tokyo dengan jumlah partisipan yang masih terbatas.
Meskipun sudah banyak aplikasi kencan online yang tersedia di internet, aplikasi oleh Pemerintah Metropolitan Tokyo ini menawarkan fitur yang cukup berbeda dengan aplikasi kencan pada umumnya.
Persyaratan untuk menggunakan Aplikasi Kencan Jepang
Menurut pejabat Tokyo, nantinya pengguna aplikasi kencan akan diminta untuk menyerahkan dokumen hukum mereka masih lajang, dan harus terbukti belum menikah serta diatas 18 tahun. Menandatangi surat yang menyatakan mereka bersedia untuk menikah. Tak hanya itu saja, mereka bermain aplikasi kencan ini juga slip sertifikat pajak untuk membuktikan gaji tahunannya. Lalu mereka juga akan diminta memasukkan 15 pertanyaan informasi pribadi, termasuk tinggi badan, latar belakang pendidikan dan pekerjaan setelah wawancara wajib dengan operator aplikasi. Usai pengguna diperkenalkan dengan calon pasangannya, operator dari aplikasi tersebut akan memebiarkan keduanya berkenalan lebih lanjut.
Baca berita dan artikel lainnya di Google News
(ay)
Tinggalkan Komentar