Teknologi.id - Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah video YouTube yang mengandung malware meningkat empat kali lipat. CloudSEK, sebuah perusahaan intelijen siber, telah mendeteksi lonjakan video YouTube yang mengandung malware sejak November 2022. Beberapa jenis malware yang menyebar melalui video YouTube termasuk Vidar, RedLine, dan Raccoon.
Konten malware dalam video YouTube dapat menyebar ke perangkat HP dan laptop yang digunakan untuk mengunduh video. Setelah berhasil masuk ke perangkat korban, malware akan mencuri data pribadi. Sebagian besar video yang diketahui mengandung malware adalah video yang memberikan instruksi tentang cara mengunduh software populer secara ilegal, seperti Adobe Photoshop, Premier Pro, Autodesk, dan AutoCad.
Tutorial video YouTube berisi malware dirancang baik
Tutorial video yang berisi malware telah dirancang dengan sangat baik, menggunakan rekaman layar, petunjuk bertahap dengan audio, dan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menciptakan "manusia virtual" sebagai pembawa acara. Konten tersebut menciptakan kesan bahwa video tutorial tersebut adalah profesional dan dipublikasikan oleh sumber yang dapat dipercaya.
CloudSEK mencatat bahwa penggunaan video dengan teknologi AI sedang sangat populer saat ini. Teknologi AI ini digunakan untuk membuat video edukasi, rekruitmen, dan juga untuk pemasaran.
Namun sayangnya, teknologi ini juga dimanfaatkan oleh para penyebar malware. Salah satu contohnya adalah video di YouTube yang mengandung jenis malware Infostealers. Jenis malware ini berfungsi untuk menembus sistem keamanan perangkat dan mencuri informasi pribadi seperti password dan detail pembayaran.
Baca juga: Cara Akses YouTube Premium Gratis Selamanya!
Menurut CloudSEK, YouTube adalah salah satu sasaran empuk penyebaran malware karena jumlah penggunanya yang sangat besar, mencapai 2,5 miliar setiap bulannya. Selain itu, teknologi AI juga digunakan untuk membohongi sistem penyaringan konten otomatis YouTube, sehingga video-video berbahaya dapat lolos dan menyebar kepada pengguna YouTube yang tidak curiga.
Penyebar malware juga menggunakan label khusus untuk wilayah tertentu, memberikan komentar palsu, dan mengunggah 5-10 video setiap jam agar tidak terdeteksi dan diblokir oleh YouTube.
Video di YouTube yang mengandung malware juga sering menggunakan layanan penyingkat tautan seperti bit.ly dan layanan hosting seperti MediaFire untuk menyembunyikan alamat URL yang sebenarnya.
Untuk mencegah serangan malware melalui video YouTube, CloudSEK menyarankan agar pengguna tetap waspada dan tidak mengklik tautan yang tidak dikenal. Selain itu, pengguna juga dapat memperkuat sistem keamanan perangkat mereka dengan menggunakan autentikasi dua faktor.
(dwk)
Tinggalkan Komentar