
Foto: South China Morning Post
Teknologi.id - Miliarder Elon Musk menunjukkan keinginannya untuk menjadikan X sebagai super app global, menyerupai aplikasi andalan Tencent Holdings, WeChat yang mendominasi di China. Aplikasi itu menggabungkan pelayanan sosial, pembayaran, dan publikasi konten dalam satu sistem.
"Kebanyakan interaksi akan disajikan dengan video real-time (dengan Artificial Intelligence)," katanya, menambahkan kalau "[interaksi dengan] teks hanya akan ada dalam jumlah kecil."
Musk menyatakan kalau sekitar 600 juta pengguna bulanan X kebanyakan adalah "pembaca teks", yang memungkinkan potensi menarik pengguna yang lebih beragam.
Elon Musk bilang ia mengharapkan untuk mengubah platform media sosial X menjadi "WeChat++".
Pada podcast People by WTF terkini, yang dibawakan oleh Nikhil Kamath, Musk mengutip kegunaan WeChat sebagai model X berada di angka US$44 juta (sekitar Rp 733 miliar) pada Oktober 2022.
"Pengguna dapat bertukar informasi, mempublikasikan informasi, sehingga bertukar uang," katanya, menggarisbawahi bagaimana tidak ada ada aplikasi yang seperti WeChat di daerah lain.
"Tidak ada WeChat selain di Cina," katanya.
Baca juga: Elon Musk Jadi Orang Terkaya Dunia, Masih Dapat Gaji Rp16.000 Triliun dari Tesla
Apa Itu WeChat?

Foto: Shutterstock Images
WeChat pertama kali dirilis oleh perusahaan teknologi besar, Tencent, pada 2011. Aplikasi ini sekarang digunakan oleh hampir 1,4 miliar oleh penduduk Cina. Untuk menyebutnya sebuah super app adalah pernyataan yang meremehkan.
Layanan aplikasi ini mencakup pesan teks, telepon suara dan telepon video, media sosial, pesan antar makanan, pembayaran, game, berita, sampai aplikasi pencari jodoh. WeChat sudah sangat tertanam dalam kehidupan masyarakat Cina, sehingga hampir tidak mungkin untuk tinggal di negara ini tanpanya.
Aplikasi ini awalnya merupakan platform mengirim pesan seperti WhatsApp atau iMessage. Fitur yang paling digunakannya adalah "Wallet" atau dompet, yang dapat dihubungkan ke kartu debit atau kredit. Bahkan, kebanyakan sistem pembayaran di Cina menggunakan kode QR menggunakan WeChat. Dari tagihan rumah, membuat investasi, dan mengeluarkan pinjaman di WeChat.
Layanan pemerintah juga tersedia di WeChat. Pengguna dapat memriksa informasi keamanan sosial, membayar denda lalu lintas, sampai membuat janji pemeriksaan di rumah sakit.
Selama pandemi, aplikasi ini menjadi sangat penting. Saat Cina menerapkan pembatasan COVID, tidak mungkin bagi masyarakat untuk kemana-mana tanpa “kode kesehatan” di aplikasi.
Namun, terdapat kekurangan dalam aplikasi ini. Dari sudut kepraktisan, WeChat memakan banyak memori handphone, sampai belasan gigabyte. Lebih serius lagi, jangkauan WeChat yang luas ke setiap aspek kehidupan masyarakat China telah menimbulkan kekhawatiran terkait sensor pemerintah, pengawasan, dan masalah privasi lainnya.
Tingkat kontrol negara atas internet juga menempatkan orang-orang yang ingin menyuarakan kritik terhadap pemerintah di WeChat dalam kondisi yang sangat berbahaya. Tidak jarang akun seseorang ditangguhkan selama berhari-hari atau berminggu-minggu karena mengemukakan pendapat yang berbeda atau tidak setuju.
WeChat, yang biasa disebut Weizin, beroperasi di bawah sensor yang ketat di Cina, serupa dengan platform media sosial lokal lainnya. Sementara, X diblokir di sana.
Baca juga: Komdigi Denda Platform X Milik Elon Musk Rp78 Juta karena Konten Pornografi
Bukan Pertama Kalinya
Ini bukan pertama kalinya Musk ingin memperluas X setara dengan aplikasi WeChat, ia sempat mengatakannya saat rebranding-nya dari Twitter ke X pada bulan Juli 2023.
"Mungkin dengan membeli Twitter dapat menjadi kesempatan untuk menjalankan rencana awal dari X.com [ke WeChat],"
Di bulan Januari, X melakukan kesepakatan dengan Visa untuk penawaran fitur layanan keuangan bernama X Money, yang diperkirakan akan diluncurkan pada tahun ini. Fitur ini akan mengizinkan pengguna untuk membayar ke pengguna lain menggunakan kartu debit, dan menanggung biaya transfer dari bank ke akun X Money, menurut Linda Yaccarino, CEO X pada saat itu.
X juga menambahkan fitur telepon audio dan telepon video, didorong oleh kepercayaan Musk bahwa video akan mendominasi interaksi online.
Baca juga: Pemilik Starlink, Elon Musk Semakin Dekat Menjadi Orang Pertama dengan USD 1 Triliun
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(yna/sa)

Tinggalkan Komentar