Kemenkes Tegaskan Bahwa Data Pengguna eHAC Tidak Bocor

Muhammad Iqbal Mawardi . September 03, 2021


Foto: Inahac Kemenkes

Teknologi.id – Muhammad Iqbal selaku anggota Komisi I DPR RI menyayangkan kabar terjadinya kebocoran data dari aplikasi milik pemerintah, Electronic Health Alert Card (eHAC). Terdapat kurang lebih 1,3 juta data pengguna aplikasi milik Kementerian Kesehatan RI ini yang terkena dampak dari kebocoran data tersebut.

Data yang bocor ini berisikan ID pengguna yang berisi nomor kartu tanda penduduk (KTP), paspor serta data dari hasil tes COVID-19, alamat, nomor telepon dan nomor peserta rumah sakit, nama lengkap, tanggal lahir, pekerjaan, dan foto, serta sejumlah data sejumlah penting lain.

"Kebocoran data pribadi di aplikasi milik pemerintah ini merupakan bentuk keteledoran dan kurang bertanggung jawabnya pemerintah, apalagi kebocoran data ini bukan kali ini saja," ucap Iqbal.

Baca juga: Data eHAC Bocor, Pengguna PeduliLindungi Segera Lakukan ini

Namun, berbanding terbalik dengan apa yang diucapkan pihak Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Pihak Kemenkes memastikan sebanyak data 1,3 juta pengguna eHAC tersebut tidak bocor. Data yang dimaksud tidak mengalir ke pihak mitra, pihak yang diyakini mengalami kebocoran.

Hal tersebut dipaparkan langsung oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI dr Anas Ma'ruf MKM.  Anas menjelaskan data pengguna eHAC tetap aman di pihak Kemenkes RI.

"Kemenkes memastikan bahwa data masyarakat yang ada dalam sistem eHAC tidak bocor dan dalam perlindungan, data masyarakat yang ada di dalam eHAC tidak mengalir ke platform mitra," jelas Anas.

Juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Anton Setiawan mengatakan bahwa dugaan kebocoran yang dilaporkan vpnMentor tersebut sebenarnya merupakan bagian dari keamanan siber.

"Bahwa apa yang terjadi saat ini bukan terkait kebocoran data, ini bagian dari proses. Kalau di keamanan siber mengenalnya threat information sharing," terangnya.

vpnMentor memberikan informasi terkait kerentanan pada sistem eHAC yang kemudian diverifikasi. Informasi tersebut lantas ditindaklanjuti oleh Kemenkes.

"Jadi, data-data yang ada masih tersimpan dengan baik. Informasi ini sebagai bagian dari mitigasi risiko untuk melakukan langkah pencegahan," ucap Anton.

(MIM)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar