Teknologi.id - Xiaomi, salah satu produsen teknologi terkemuka asal China, dilaporkan akan segera menghadirkan inovasi besar dalam dunia smartphone. Perusahaan ini siap meluncurkan chipset buatan sendiri pada tahun 2025, sebuah langkah yang dapat mengubah persaingan di industri semikonduktor. Langkah ini tidak hanya menunjukkan ambisi Xiaomi untuk mengurangi ketergantungan pada Qualcomm dan MediaTek, tetapi juga menggambarkan keseriusan mereka dalam membangun ekosistem teknologi yang terintegrasi, termasuk kendaraan listrik dan perangkat AI.
Baca juga: Komdigi Mau Batasi Transfer Pulsa & Terapkan Data Biometrik untuk Perangi Judi Online
Chipset Xiaomi: Teknologi Masa Depan
Menurut laporan Bloomberg dan
India Today, Xiaomi sedang mengembangkan chipset menggunakan teknologi
fabrikasi canggih, yaitu 5nm atau bahkan 3nm. Teknologi ini diharapkan mampu
menyaingi chip dari perusahaan semikonduktor terkemuka seperti Qualcomm dan MediaTek.
Chip ini kemungkinan akan diproduksi dengan bantuan Semiconductor Manufacturing
International Corporation (SMIC), salah satu pemain utama dalam industri
semikonduktor di China.
Chipset buatan Xiaomi dirancang
untuk memberikan keunggulan dalam hal:
- Pemrosesan daya: Memberikan kinerja tinggi tanpa mengorbankan efisiensi.
- Efisiensi energi: Menawarkan daya tahan baterai yang lebih baik.
- Kemampuan AI: Mendukung fitur berbasis kecerdasan buatan yang semakin diminati oleh pengguna.
Langkah ini juga diharapkan
mendukung ambisi Xiaomi dalam memperluas bisnis kendaraan listriknya, karena
chipset buatan sendiri akan mempermudah integrasi perangkat di seluruh
ekosistem teknologi perusahaan.
Sejarah Chipset Xiaomi: Dari Surge S1 ke Teknologi Baru
Ini bukan pertama kalinya Xiaomi
mencoba memproduksi chip sendiri. Pada tahun 2021, Xiaomi meluncurkan Surge S1,
chipset yang digunakan dalam smartphone Mi 5C. Meskipun tidak dilanjutkan ke
generasi berikutnya, Surge S1 memberikan pengalaman berharga bagi Xiaomi dalam
mengembangkan teknologi semikonduktor.
Kini, dengan investasi yang jauh
lebih besar, Xiaomi diperkirakan akan berhasil menciptakan chipset yang lebih
kompetitif dan relevan dengan kebutuhan pasar.
Investasi Besar-Besaran dalam Penelitian dan Pengembangan
CEO Xiaomi, Lei Jun,
mengungkapkan dalam acara peluncuran Oktober 2024 bahwa perusahaan akan
mengalokasikan 30 miliar yuan (sekitar Rp 66 triliun) untuk penelitian dan
pengembangan pada tahun 2025. Fokus utama investasi ini adalah pada teknologi
inti seperti:
- Kecerdasan buatan (AI).
- Sistem operasi yang lebih canggih.
- Produksi chipset buatan sendiri.
Dukungan finansial ini
memperlihatkan komitmen Xiaomi untuk menjadi pemimpin dalam inovasi teknologi,
tidak hanya di pasar smartphone tetapi juga di segmen teknologi lainnya.
Bagaimana Xiaomi Bersaing
dengan Qualcomm dan MediaTek?
Selama bertahun-tahun, Xiaomi
telah dikenal sebagai salah satu vendor ponsel pertama yang mengadopsi chipset
terbaru dari Qualcomm. Sebagai contoh, Xiaomi 15 Series adalah smartphone
pertama yang menggunakan Snapdragon 8 Elite. Namun, dengan memproduksi chipset
sendiri, Xiaomi berpotensi mengurangi ketergantungan pada Qualcomm dan
MediaTek, sekaligus meningkatkan kendali atas fitur dan performa perangkat
mereka.
Dengan teknologi 3nm yang sedang
dikembangkan, Xiaomi dapat menciptakan chipset yang lebih hemat energi dan
mampu menjalankan fitur AI secara optimal. Ini dapat memberikan pengalaman
pengguna yang lebih baik, sekaligus memperkuat posisi Xiaomi sebagai inovator
di industri smartphone.
Dampak pada Ekosistem Teknologi Xiaomi
Baca juga: Raksasa Chip Dunia Terpuruk, CEO Intel Pat Gelsinger Mundur
Chipset buatan sendiri tidak
hanya akan digunakan pada smartphone, tetapi juga akan memperkuat ekosistem
teknologi Xiaomi yang mencakup:
- Kendaraan listrik: Integrasi yang lebih mulus antara perangkat keras dan perangkat lunak.
- Perangkat pintar berbasis AI: Meningkatkan kinerja dan kompatibilitas perangkat rumah pintar Xiaomi.
- IoT (Internet of Things): Meningkatkan konektivitas antara berbagai perangkat Xiaomi.
Langkah ini juga memungkinkan
Xiaomi untuk bersaing lebih agresif di pasar global, termasuk pasar premium
yang saat ini didominasi oleh merek-merek seperti Apple dan Samsung.
Tantangan dan Harapan
Meskipun langkah ini terlihat
menjanjikan, Xiaomi tetap menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal
produksi massal chipset. Kemitraan dengan SMIC menjadi kunci untuk memastikan
produksi berjalan lancar dan kompetitif. Selain itu, Xiaomi juga perlu menjaga
hubungan baik dengan Qualcomm dan MediaTek, mengingat kedua perusahaan tersebut
telah menjadi mitra penting selama bertahun-tahun.
Namun, jika sukses, chipset
buatan sendiri akan menjadi tonggak sejarah bagi Xiaomi. Ini tidak hanya akan
menguatkan posisi mereka di pasar smartphone, tetapi juga membuka peluang baru
di sektor teknologi lainnya.
Rencana Xiaomi untuk meluncurkan
chipset buatan sendiri pada tahun 2025 adalah langkah strategis yang dapat
mengubah peta persaingan di industri teknologi. Dengan fokus pada teknologi
fabrikasi 3nm dan investasi besar dalam penelitian, Xiaomi berpotensi menjadi
pemain utama di pasar semikonduktor.
Kita tunggu gebrakan baru dari
Xiaomi, yang tidak hanya akan membawa inovasi pada smartphone, tetapi juga pada
seluruh ekosistem teknologi mereka. Apakah Xiaomi mampu mengalahkan dominasi
Qualcomm dan MediaTek? Kita akan segera mengetahuinya!
Baca Berita dan Artikel yang lain
di Google
News
(emh)