Ilmuwan Ini Jelaskan Cara Nabi Musa Membelah Laut Merah Saat Dikejar Fir'aun

Nuryana . April 05, 2024

Foto: berita.99.co

Teknologi.id - Nabi Musa AS, dalam sejarah Islam adalah salah satu rasul yang populer, di samping Nabi Muhammad SAW. Kisahnya yang legendaris memberikan inspirasi kepada banyak ilmuwan untuk mengeksplorasi pengetahuan dari narasinya.

Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Nabi Musa membelah Laut Merah, yang mengakhiri kehidupan Fir'aun dan pasukannya. Seperti yang diketahui bahwa Fir'aun adalah raja yang berkuasa di Mesir kala itu, ia terkenal dengan watak yang sombong dan kufur.

Karena Nabi Musa dan kaumnya selalu mengalami ancaman dan siksaan, maka Allah SWT memberi wahyu kepadanya untuk segera meninggalkan Mesir.

Peristiwa ini tercatat dalam Surah Asy-Syu'ara, dimulai dari ayat 52. Saat itu, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa,
 '
Pergilah kamu beserta hamba-hamba-Ku (yaitu Bani Israil) di malam hari, keluarlah menuju lautan, jadi tidak menuju ke Syam ataupun daratan yang lain. Kalian semua pasti akan dikejar Fir'aun beserta pengikutnya'.

Sampai pada akhirnya disebuah lautan luas, disinilah terjadi mukjizat oleh Allah kepada Nabi Musa yakni untuk menyelamatkan diri dari serangan Kaum Fir'aun, Allah memberikan wahyu agar memukulkan tongkat yang dibawanya. Alhasil laut merah tersebut terbelah dan dengan kuasanya Nabi Musa dan Para pengikutnya selamat. Lantas, dengan kisah Nabi Musa ini banyak sekali para ilmuwan yang tertarik mencari kebenaran dari kisah ini.

Bagaimana Temuan Para Ilmuwan terkait Bukti Belah Laut Merah berdasarkan Kisah Nabi Musa?

Para peneliti dari National Center for Atmospheric Research (NCAR) dan University of Colorado di Boulder (CU) menggunakan simulasi komputer untuk merekonstruksi berbagai pola angin dan gelombang dengan tujuan menciptakan gambaran tentang pembentukan jembatan daratan kering.

Menurut Carl Drews dari NCAR, penulis utama studi tersebut, angin kencang dari arah timur yang terjadi sepanjang malam mendorong mundur air di pantai utara Mesir, menciptakan lintasan daratan lumpur yang terbuka sehingga memungkinkan warga Israel untuk melintas sebelum air kembali membanjiri area tersebut.

"Simulasi ini cocok dengan cerita di Exodus," kata penulis utama studi, Carl Drews, dikutip The Guardian, Jumat (5/5/2023).

Penelitian ini memanfaatkan informasi geografis purba untuk menciptakan gambaran kemungkinan lokasi serta kedalaman saluran air di delta Nil. Hasilnya menunjukkan bahwa angin dengan kecepatan mencapai 101 km per jam dapat membentuk jembatan darat tinggi dan kering dalam rentang waktu empat jam.

"Pemisahan air bisa dimengerti dengan dinamika fluida. Angin menggerakan air dengan cara yang sesuai dengan hukum fisika, menciptakan jalur yang aman dengan air di kedua sisi lalu air kembali masuk lagi". Tambah Drews.

Baca juga: Setelah Temukan Kereta Firaun, Arkeolog Cari Tongkat Musa

Sementara itu, sekelompok ahli dari University of Leicester, Inggris, mengaitkan peristiwa pembelahan Laut Merah dengan empat fenomena alam pada saat itu. Keempat fenomena tersebut mencakup gelombang negatif, angin dari timur, pasang-surut, dan gelombang Rossby.

Gabungan keempat faktor ini berinteraksi dengan sempurna, menyebabkan pembelahan laut sehingga Nabi Musa dan pengikutnya dapat menyeberangi tanpa harus terkena air laut. Berdasarkan analisis para peneliti, fenomena meteorologi menjadi pemicu utama yang menghasilkan keempat kondisi tersebut, menciptakan situasi ekstrem di mana angin yang sangat kuat secara terus-menerus mampu menurunkan permukaan air di wilayah tertentu.

"Kondisi itu telah banyak didokumentasikan, termasuk di delta Sungai Nil pada abad ke-19 ketika angin kencang mendorong air setinggi sekitar lima kaki dan membuka sebuah lahan kering," kata Rebekah Garratt dan Rikesh Kunverji, para peneliti dalam laporannya bertajuk "How did God part the Red Sea?".

Beragam pendapat para ilmuwan terkait fenomena terbelahnya laut merah oleh Nabi Musa kala itu, Tidak jarang dari mereka ada yang percaya dengan apa yang disampaikan dari setiap hasil temuan. Tapi banyak pula yang menganggap terbelahnya laut merah dikarenakan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Musa sehingga tidak bisa dijelaskan oleh ilmu keilmiahan. 

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(ny)

Share :