Teknologi.id - Dalam rentang 5 tahun ke belakang, istilah mukbang sangat populer dan menjadi salah satu konten favorit banyak orang baik di media sosial atau pun platform streaming video.
Mukbang sendiri merupakan istilah Korea Selatan yang menggabungkan kata "mukja" yang artinya makan dan "bangsong" yang artinya siaran.
Meski secara istilah mukbang sebenarnya berfokus pada aktivitas "menyiarkan diri saat sedang makan", namun banyak orang yang salah mengartikan mukbang sebagai aktivitas makan dalam porsi yang sangat besar.
Hal itu tak bisa dipungkiri karena memang sangat banyak konten video mukbang yang menyiarkan aktivitas memakan makanan dalam porsi yang sangat besar. Konten video mukbang dengan makanan porsi super besar pun selalu berhasil menggaet banyak penonton dan rating tinggi.
Namun, bagi kalian yang sering menonton video mukbang, nampaknya harus mulai lebih berhati-hati dan waspada. Pasalnya, banyak studi yang sudah membuktikan bahwa menonton konten video mukbang ternyata dapat berbahaya bagi kesehatan. Apa sih bahayanya?
Baca juga: Heboh Elon Musk Beli Twitter, Netizen: Di Play Store Gratis!
Bisa memengaruhi orang lain untuk makan makanan tidak sehat dalam porsi besar
Menonton konten video mukbang disebut dapat merusak perilaku dan pola makan seseorang. Penonton secara tidak sadar akan memiliki keinginan untuk meniru kegiatan dalam video mukbang yang merupakan perilaku maladaptif, dalam hal ini makan secara berlebihan.
Sebuah studi dilakukan oleh Kircaburun dkk dalam jurnal International Journal of Mental Health and Addiction, menemukan adanya korelasi menonton video mukbang dengan perubahan perilaku makan remaja. Hasil studi tersebut menyatakan bahwa usai menonton video mukbang, seseorang pasti akan menirukan kegiatan tersebut.
Kecenderungan ini dianggap mengikuti tren yang ada, sehingga seseorang merasa dengan mengikuti perilaku buruk itu akan dapat diterima di masyarakat.
Selain itu, para penonton video mukbang memiliki kecenderungan untuk makan dalam porsi besar tanpa takut kelebihan berat badan dengan melihat para kreator konten mukbang.
Baca juga: Resmi! Elon Musk Beli Twitter dengan Harga US$44 Miliar
Pada tahun 2018 lalu, Korea Selatan pernah menekan jumlah konten mukbang yang sempat trending di negara tersebut. Dilansir dari Telegraph, kecenderungan angka obesitas di Korea Selatan diketahui meningkat sebanyak 34,8 persen sejak 2016.Jika ditarik garis, tentunya hal tersebut berhubungan dengan populernya konten mukbang yang tengah menjamur dalam rentang waktu tersebut.
Studi tersebut menjelaskan bahwa, perilaku makan berlebih timbul dari reaksi pengaruh psikologis dan sosial-budaya. Perilaku makan berlebih berperan memicu obesitas, yang bukan hanya karena dari jenis makanannya tetapi juga dari jumlah porsi yang dimakan.
Baca juga: Heboh SocialSpy Whatsapp, Benarkah Bisa Sadap Chat Orang Lain?
Gangguan BEDSelain obesitas, menonton video mukbang juga dapat menyebabkan binge eating disorder (BED). BED diklasifikasikan sebagai gangguan makan pada seseorang untuk makan secara berlebihan atau makan dalam porsi besar.
Seseorang dengan gangguan ini tidak mampu mengontrol banyaknya asupan makanan. Pola makan binge eating dinilai sebagai dampak adanya kecemasan seseorang atas penilaian masyarakat.
Di samping itu, BED juga timbul dikarenakan tingkat kebosanan yang tinggi. Dilansir dari NCBI, menonton video mukbang oleh beberapa orang dianggap sebagai sarana menghilangkan kebosanan dan kesendirian.
Kebanyakan penonton akan merasa puas setelah melihat tontonan mukbang. Namun secara tidak sadar, hal tersebut akan memicu kehilangan kontrol diri untuk melakukan kegiatan mukbang dan menimbulkan gangguan BED, yang pada akhirnya bisa berujung obesitas.
(dwk)