Foto: Unsplash
Teknologi.id - Kelompok peneliti internasional mengungkap bagaimana jaringan listrik yang dipenuhi energi terbarukan, dan pembangkit listrik akan menjadi suatu hal yang lebih kompleks, sehingga dapat bergerak cepat mengikuti operator manusia.
Menurut para peneliti di operator
jaringan Perancis RTE, Institut Penelitian Tenaga Listrik AS (EPRI) dan mitra
lainnya, manusia akan membutuhkan bantuan dari mesin pintar – komputer
berperforma tinggi yang menjalankan sistem perangkat lunak pengambilan
keputusan yang sengaja diciptakan dengan kecerdasan buatan.
Dengan proliferasi opsi rendah
karbon, “grid menjadi lebih menantang untuk di operasikan secara eksponensial,”
ucap Jeremy Renshaw, Direktur AI EPRI.
“Operator jaringan sudah mencapai
batasnya. Mendapatkan sumber daya AI akan sangat membantu,” lanjutnya.
Kini, penelitian mengenai AI
sudah diperkuat oleh beragam kompetisi internasional yang sedang berlangsung
bernama L2RPN (Learning to Run a Power Network). Kompetisi ini menantang
pengembang AI untuk menciptakan perangkat lunak yang membuat jaringan listrik
simulasi tidak mogok dalam keadaan darurat.
Tidak semua orang dapat
berkecimpung dan konsisten untuk bekerja di ranah teknologi karena resikonya
cukup tinggi. Menjaga stabilitas jaringan merupakan tugas terberat sejauh ini,
terlebih ketika operator menangani bahaya iklim, ancaman dunia maya, dan
longsoran pernagkat yang terhubung seperti panel surya atap dan perangkat
pintar.
Namun dalam industri tenaga
listrik konservatif, AI atau kecerdasan buatan harus membuktikan bahwa dirinya akan di adopsi secara
luas oleh dunia.
Kekuatan AI di ruang kontrol
jaringan ditunjukkan dengan jelas dalam kompetisi L2RPN tahun lalu,
penyelenggara melaporkan pada bulan Maret. Kebanyakan orang dapat melakukan dua
hal sekaligus, dan yang paling pintar dapat menangani tiga tugas berbeda secara
bersamaan.
Operator jaringan saat ini tengah
menguji AI untuk mempercepat analisis kondisi dan ancaman jaringan, mempertajam
pemeliharaan peralatan penting dari jarak jauh, serta menciptakan hubungan yang
lebih dekat dengan konsumen.
Baidu, perusahaan internet
terbesar di China sekaligus pemimpin AI global, menduduki puncak kompetisi
tahun lalu dengan mencapai lima tugas grid simultan “manusia super”. Sistem
pembelajaran mesin pernah mengalami kegagalan dalam beberapa skenario darurat
yang mungkin bisa diselesaikan manusia, sehingga AI harus dipasangkan dengan
pengontrol manusia.