Gibran di KTT G20 Afrika Selatan: Revolusi AI Harus Adil untuk Semua Negara

Jihan Fadlilah . November 25, 2025


Teknologi.id — Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) harus memberikan manfaat bagi seluruh negara, terutama negara yang memasok sumber daya penting bagi teknologi tersebut. Pernyataan ini ia sampaikan dalam sesi pleno ketiga KTT G20 Johannesburg 2025, pada 23 November 2025.

AI Harus Diakses Secara Adil

Gibran menyoroti pentingnya akses yang setara terhadap AI, mulai dari data, pelatihan, hingga platform teknologi. Dengan tema “Solidaritas, Kesetaraan, dan Keberlanjutan”, ia menekankan bahwa dunia perlu memastikan teknologi AI tidak memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang.

“AI akan menjadi penentu kekuatan ekonomi dalam beberapa dekade mendatang. Namun saat ini, manfaatnya masih dinikmati segelintir perusahaan di negara maju,” tegas Gibran.

Menurutnya, tanpa tata kelola yang adil, revolusi AI dapat memperbesar jurang global, meninggalkan negara berkembang di belakang.

Indonesia Pemasok Mineral Penting AI

Gibran menekankan bahwa Indonesia bersama negara di Afrika dan Asia Tenggara menyediakan mineral strategis seperti nikel, tembaga, dan bahan penting lainnya untuk:

  • chip AI

  • baterai kendaraan listrik

  • teknologi canggih lainnya

Namun meski menjadi pemasok utama, nilai tambah terbesar justru dihasilkan di negara lain. Ketimpangan ini, katanya, harus segera diperbaiki agar masa depan digital lebih merata dan berkelanjutan.

Risiko Negara Berkembang Semakin Terpinggirkan

Gibran memperingatkan bahwa jika akses ke AI dan teknologi tetap terbatas, negara berkembang berpotensi kembali tertinggal. Tanpa keterlibatan dalam ekosistem inovasi global, banyak negara bisa makin sulit mengejar perkembangan teknologi.

Seruan Gibran: Tata Kelola AI Global yang Adil

Untuk mengatasi masalah tersebut, Gibran mendorong kerja sama global dalam pengelolaan AI. Ia meminta negara G20 membuat regulasi yang:

  • mencegah dominasi teknologi oleh sedikit perusahaan

  • membuka akses data dan komputasi

  • menyediakan pelatihan AI secara demokratis

Dengan cara ini, inovator dari seluruh dunia, termasuk negara berkembang, dapat turut berkontribusi.

Langkah Indonesia: Hilirisasi dan Kolaborasi Bertanggung Jawab

Gibran menjelaskan komitmen Indonesia dalam mengelola perkembangan teknologi secara bertanggung jawab. Pemerintah menyambut investasi asing, tetapi menegaskan bahwa kerja sama harus membawa:

  • transfer teknologi

  • pengembangan SDM lokal

  • manfaat ekonomi jangka panjang

Ia menolak kerja sama yang hanya mengambil sumber daya mentah tanpa kontribusi pada pembangunan nasional.

Baca juga: 8 Software House Terbaik di Era Prabowo Gibran

Fokus pada Hilirisasi

Hilirisasi tetap menjadi strategi utama Indonesia—mengolah sumber daya alam di dalam negeri agar menghasilkan nilai tambah lebih tinggi. Langkah ini, menurut Gibran, penting untuk:

  • membuka lapangan kerja

  • memperkuat industri nasional

  • memastikan kekayaan alam memberi manfaat langsung bagi rakyat

Kebijakan ini semakin relevan di era AI dan digitalisasi global.

Afrika sebagai Tuan Rumah: Simbol Inklusi Global

Gibran juga menyoroti pentingnya Afrika menjadi tuan rumah G20 untuk pertama kalinya. Hal ini, katanya, menandai langkah besar menuju inklusi global, sekaligus pengakuan atas peran negara berkembang dalam menentukan masa depan teknologi, sumber daya, dan perekonomian.

Ia menyebut bahwa Afrika dan Asia Tenggara menghadapi tantangan dan peluang yang mirip dalam era AI, sehingga kerja sama harus diperkuat.

(jf)

Share :