Foto: WNWO
Teknologi.id - Tindakan Genosida yang dilakukan oleh
Israel pada Palestina sudah memasuki bulan kedua yang dipicu oleh serangan Hamas
pada 7 Oktober di Israel Selatan yang menewaskan 1.400 orang dan 5.400 lainnya
luka-luka.
Namun hal itu tidak sebanding dengan jumlah warga Palestina yang
tewas karena serangan brutal dari Israel.
“Jumlah warga Palestina yang tewas dalam kejadian ini telah meningkat menjadi lebih dari 10.800
orang, 26.905 lainnya luka-luka dan masih terus bertambah. Diantaranya
merupakan anak-anak dan perempuan”, ujar pihak berwajib perwakilan dari
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.
Krisis di Palestina hingga ini tidak menunjukkan adanya tanda-tanda
perdamaian di antara kedua belah pihak. Suasana kian memanas dan hal ini tentu
menyita perhatian seluruh dunia, terutama saat Israel memutus jaringan internet
di Gaza.
Seorang miliader teknologi sekaligus pemilik
platform media sosial X (sebelumnya bernama Twitter) ikut menyatakan bahwa
ia akan mendukung Palestina dengan
membantu
dengan satelit miliknya. Hal ini tentu memicu
kemarahan Israel dan mereka
berusaha untuk menghentikan bantuan dari Elon
Musk.
Selain itu, Elon Musk juga menyuarakan pendapatnya mengenai krisis
di Palestina. Dalam wawancaranya dengan Lex Freidman di kanal Youtube Lex
Clips.
Dalam podcast tersebut, Elon Musk mengatakan, “Hamas adalah sebuah ide, dan ide itu tidak pernah mati. Jika Anda akan melakukan genosida, sesuatu yang seharusnya tidak diterima oleh siapa pun, Anda akan meninggalkan banyak lingkungan yang pada dasarnya membenci Israel. Pertanyaan sebenarnya di sini adalah, sebagai gantinya membunuh seorang anggota Hamas, Berapa banyak anggota Hamas baru yang akan Anda ciptakan? Jika Anda menciptakan lebih banyak anggota Hamas baru daripada yang Anda bunuh, maka Anda belum berhasil. Jika Anda membunuh anak seseorang di Gaza, setidaknya Anda telah menciptakan banyak anggota Hamas yang bersedia mati hanya untuk membunuh seorang Israel."
On the Lex Fridman Podcast, Elon Musk said that he wonders whether Israel’s current approach will bolster Hamas, rather than weaken it, and that Israel should instead be engaging in “inconspicuous acts of kindness” if it wants to thwart Hamas pic.twitter.com/HYoXm38Iis
Menurut CEO Tesla ini, menghabisi Hamas bukan berarti benar-benar
menghabisi jumlah mereka. Hal itu justru menambahnya jumlah Hamas itu sendiri.
Israel tidak pernah berpikir bahwa membunuh mereka sama dengan menciptakan
lebih banyak Hamas, menciptakan orang-orang yang berada di sisi mereka, serta
menambah kebencian pada Israel. Ia pikir Israel gagal dalam menaklukan pejuang Hamas karena tindakannya sendiri.
"Dapat dikatakan bahwa jika Anda membunuh seorang anak di Gaza,
Anda telah menghasilkan setidaknya beberapa anggota Hamas yang rela mati hanya
untuk membunuh seorang Israel,” tambahnya dalam podcast di kanal YouTube
milik Lex Freid.
Alih-alih mendukung gerakan genosida yang dilakukan oleh pihak Israel terhadap warga Gaza seperti sejumlah tokoh Barat, Elon Musk justru lebih memilih untuk berada di sisi Palestina. Ia juga menyarankan jalan damai berupa "conspicuous acts of kindness."
Baca juga: Elon Musk Justru Sarankan Israel Agar Berbuat Baik Pada Warga Gaza, Ini Alasannya
"Hal yang berlawanan dengan intuisi yang harus dilakukan di sini,
meskipun sangat sulit, saya menyarankan Israel untuk melakukan tindakan
kebaikan yang paling mencolok," kata Musk kepada Fridman dalam wawancara
podcast.
Hal ini tentu dapat disimpulkan bahwa menurut Elon, ide Israel dalam
melakukan pendekatan Hamas adalah salah. Ia pikir melakukan pendekatan dengan
menyerang Hamas bukanlah tindakan yang tepat.Membunuh Hamas sama sekiali bukan
solusi, justru akan menambah pasukan yang akan menyerang mereka. Elon
menambahkan bahwa Israel bisa saja melakukan tindakan baik yang menonjol jika
ingin menggagalkan hamas.
Menyediakan layanan kesehatan, makanan, dan bantuan lainnya untuk warga sipil sambil tetap menargetkan para
pemimpin dan anggota Hamas, akan menggagalkan tujuan kelompok tersebut dan pada
akhirnya akan melawan kekuatan kebencian yang lebih luas di wilayah
tersebut," tambah sang miliarder.
Dilansir dari REBUBLIKA.CO.ID, Bos Tesla dan SpaceX ini berpendapat
bahwa tujuan kelompok pejuang militan Hamas Palestina adalah untuk
"memprovokasi reaksi berlebihan" dari Israel. Yakni dengan melakukan
serangan dan kemudian "memanfaatkan respon agresif Israel, sehingga bisa
menggalang Muslim di seluruh dunia, demi Gaza dan Palestina, dan hal itu telah
cukup berhasil."
Postingan wawancara yang diuggah di YouTube pada 14/11/2023 ini menjadi viral dan ramai
ditonton oleh netizen sedunia. Pernyataan Elon Musk juga mendapatkan banyak respon
setuju mengingat tindakan Israel mendapat banyak kecaman dari seluruh penjuru
dunia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(LF)