Foto: Unsplash.com/Mojahid Mottakin
Teknologi.id - Dalam era teknologi yang semakin maju ini, perhatian dunia kini tertuju pada kecerdasan buatan (AI), dimana kemampuannya telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan dalam berbagai aspek. Meskipun begitu, kita juga perlu memperhatikan adanya potensi penyalahgunaan, terutama dalam menciptakan konten plasu yang bisa menyebabkan disinformasi dan ancaman terhadap keamanan.
Namun, ada kabar baik, karena beberapa perusahaan teknologi telah bersatu untuk mengatasi tantangan ini dengan menggunakan teknologi watermarking pada konten yang dihasilkan oleh AI. Watermarking AI ini berfungsi sebagai tanda pengenal unik yang membedakan konten AI dengan konten asli yang dibuat oleh kamu. Hal ini tentunya akan membantu dalam mengidentifikasi apakah konten tersebut original. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk mencegah penyebaran konten yang dibuat oleh AI dengan tujuan yang merugikan.
Baca juga: Terancam AI, Pekerja IT-Programmer Diprediksi Bisa Punah dalam 2 Tahun Mendatang - Teknologi
Kolaborasi ini Memastikan Keamanan dan Integritas dari Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Sebagai langkah untuk memastikan keamanan dan integritas dari teknologi kecerdasan buatan (AI) ini, tujuh perusahaan teknologi terkemuka yang mengembangkan AI, termasuk OpenAI, Alphabet (Google), Meta Platforms, Anthropic, Inflection, Amazon.com, dan Microsoft, berkomitmen untuk menggunakan watermarking (tanda air) pada konten (teks, gambar, audio, dan video) yang dihasilkan oleh AI.
AI generatif, seperti ChatGPT ini memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menghasilkan konten serupa dengan yang dibuat oleh manusia. Namun, dengan penggunaan watermarking, hal ini bisa menjadi solusi alternatif untuk memverifikasi keaslian konten dan mengurangi dampak dari konten palsu yang merugikan.
Keputusan para perusahaan teknologi besar untuk bergabung dan menerapkan watermarking pada konten AI menandai langkah maju yang signifikan. Dengan bekerja bersama, mereka menggabungkan sumber daya dan pengetahuan untuk menciptakan solusi yang efektif untuk melindungi pengguna dan memitigasi dampak negatif dari konten AI yang disalahgunakan.
Baca juga: AI dalam Interpretasi Gambar dan Dampaknya terhadap dan Privasi - Teknologi
Keputusan dari perusahaan-perusahaan teknologi besar untuk bergabung dan menerapkan watermarking pada konten AI ini, menunjukan langkah maju yang signifikan. Hal ini juga juga diumumkan oleh Presiden AS, Joe Biden, yang menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya ini. "Komitmen ini adalah langkah yang menjanjikan, tetapi kita masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan bersama-sama," ujar Joe Biden pada Jumat (21/7/2023) seperti dikutip dari Reuters.
Komitmen Perusahaan terkait Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Melalui upaya bersama ini, perusahaan teknologi juga turut berperan dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI yang bertanggung jawab. Inovasi AI yang bertanggung jawab akan membuka peluang baru untuk keberlanjutan, pendidikan, kesehatan, dan berbagai aspek lainnya. Selain itu, dengan adanya perlindungan melalui watermarking, AI dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk membantu masyarakat secara luas.
Ketujuh perusahaan tersebut telah menyetujui serangkaian komitmen sukarela dalam mengembangkan teknologi AI, sebagaimana dilaporkan oleh CNBC International. Komitmen tersebut mencakup:
- Mengembangkan cara bagi konsumen untuk mengidentifikasi konten yang dihasilkan oleh AI, seperti melalui tanda air.
- Melibatkan para ahli independen untuk menilai keamanan alat mereka sebelum merilisnya ke publik.
- Berbagi informasi tentang praktik terbaik dan upaya untuk menyiasati pengamanan dengan pemain industri lain, pemerintah, dan pakar dari luar.
- Mengizinkan pihak ketiga untuk mencari dan melaporkan kerentanan dalam sistem mereka.
- Melaporkan keterbatasan teknologi mereka dan memandu penggunaan alat AI yang tepat.
- Memprioritaskan penelitian tentang risiko sosial dari AI, termasuk seputar diskriminasi dan privasi.
- Mengembangkan AI dengan tujuan membantu mengurangi tantangan sosial seperti perubahan iklim dan penyakit.
"Kami menyambut baik kepemimpinan Presiden dalam menyatukan industri teknologi untuk menghasilkan langkah-langkah konkret yang akan membantu membuat AI lebih aman, lebih terjamin, dan lebih bermanfaat bagi masyarakat." tulis Microsoft pada blog resminya.
Baca juga: Memanfaatkan Generative AI OpenAI ChatGPT untuk Strategi Pemasaran yang Revolusioner! - Teknologi
Saat ini, AS tertinggal dari Uni Eropa dalam pengaturan regulasi AI. Pada bulan Juni, para anggota parlemen Uni Eropa menyetujui sejumlah draf aturan yang mengharuskan sistem seperti ChatGPT mengungkapkan konten yang dihasilkan oleh AI, membantu membedakan gambar tiruan (deep-fake) dari aslinya, dan memastikan perlindungan terhadap konten ilegal.
Kongres AS sedang mempertimbangkan sebuah undang-undang yang akan mewajibkan iklan politik memberikan informasi apakah AI digunakan dalam pembuatan gambar atau konten lainnya.
Namun, masih belum jelas bagaimana bentuk watermark yang akan dibuat dalam konten-konten AI tersebut. Perusahaan juga berjanji untuk fokus pada perlindungan privasi pengguna seiring perkembangan AI dan memastikan teknologi ini bebas dari bias serta tidak digunakan untuk mendiskriminasi kelompok tertentu. Komitmen lainnya termasuk mengembangkan solusi AI untuk masalah-masalah ilmiah seperti penelitian medis dan mengurangi dampak perubahan iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(raa)