Foto: Antara Foto / Fakhri Hermansyah
Teknologi.id – Pandemi Covid-19 meninggalkan berbagai problematika tak hanya di bidang kesehatan. Lingkungan menjadi salah satu aspek yang terkena akibat dari pandemi Covid-19. Salah satu problematika dari sisi lingkungan akibat pandemi ini adalah sampah medis. Pernah enggak sih berpikir kemana perginya sampah-sampah medis yang digunakan oleh para tenaga Kesehatan?
Kali ini, kita akan coba uraikan, kemana perginya sampah medis setelah selesai digunakan oleh para tenaga medis.
Sebagian sampah medis biasanya terbuat dari bahan plastik. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah medis berbahan plastik ini tentunya dapat menjadi permasalahan lingkungan baru. Terkait dengan hal tersebut, Pusat Penelitian Kimia LIPI mengembangkan sebuah metode untuk mendaur ulang sampah medis berbahan plastik tersebut dengan metode kristalisasi.
Baca juga: Memanas, China Ungkit Teori Virus Corona dari Lab AS
Metode kristalisasi ini memungkinkan terciptanya plastik daur ulang dengan kualitas yang baik. Hal tersebut dikarenakan proses daur ulangnya yang berbeda.
Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI, Sunit Suhendra mengatakan jika metode kristalisasi sendiri memungkinkan terjadinya degradasi yang sangat rendah karena tidak adanya shear dan stress seperti pada proses daur ulang biasa. Hal tersebut menghasilkan plastik yang dapat dipergunakan kembali dengan kualitas yang baik.
Terdapat beberapa keunggulan dari metode kristalisasi sendiri. Metode ini termasuk metode yang mudah untuk diterapkan. Selain itu seperti yang sudah dijelaskan, metode kristalisasi nantinya akan menghasilkan plastik yang berkualitas dan murni. Material yang dihasilkan juga tidak terdegradasi oleh efek pemanasan. Output dari metode ini adalah sebuah serbuk plastik yang siap diolah kembali.
Dengan terdaftarnya metode ini dalam paten (No.P00202010633), Sunit berharap nantinya metode kristalisasi ini dapat diterapkan dan menjadi solusi dari permasalahan sampah medis yang ada di Indonesia.
(MIM)