Cat Surya Bisa Ubah Rumah Menjadi Energi Ramah Lingkungan

Fabian Pratama Kusumah . September 15, 2021

Foto: Curbed

Teknologi.id – Di Amerika Serikat, tenaga surya telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam sedekade terakhir, dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 42%, menurut Asosiasi Industri Energi Surya (SEIA).

Teknologi fotovoltaik baru telah memungkinkan lebih banyak cara untuk mendapatkan energi matahari.

Selain panel surya klasik yang biasa dipasang di atap rumah, ada juga colokan listrik tenaga surya, kompor, pemanas air, bahkan genset portabel. Tapi pernahkah Anda mendengar tentang cat solar?

Persis seperti namanya, cat yang bisa Anda aplikasikan ke atap, dinding, atau panel surya Anda untuk menghasilkan listrik ekstra.

Cat surya ini dibuat di Royal Melbourne Institute of Technology , Australia. Keistimewaannya adalah tidak hanya menggunakan sinar matahari tetapi juga kelembaban yang dihasilkan matahari saat menguapkan air.

Dengan mengumpulkan uap air dari udara, cat akhirnya bisa menghasilkan listrik.

Air terbuat dari oksigen dan hidrogen, yang merupakan sumber energi kimia terbersih. Cat ini mengandung campuran senyawa yang memungkinkan cat bertindak sebagai semi-konduktor.

Untuk mengkatalisis pemecahan atom air menjadi hidrogen dan oksigen menggunakan energi dari sinar matahari dan air dari udara.

Cat terbuat dari titanium oksida (yang juga ditemukan pada cat dinding biasa) dan molibdenum-sulfida sintetis yang baru dikembangkan.

Sel Surya Quantum Dot

Foto: Interesting Engineering

Dibuat oleh para peneliti dari University of Toronto , cat surya ini diperkenalkan sebagai cara untuk meningkatkan efisiensi sel surya hingga 11%.

Ia bekerja dengan semikonduktor skala nano yang disematkan ke dalam film penyerap foton. Lebih khusus lagi, cat fotovoltaik mengandung partikel nano yang memberikan penyerapan cahaya lebih besar, termasuk ke dalam spektrum inframerah-dekat.

Cat Surya Perovskit

Foto: Interesting Engineering

Baca juga: OYO dan Microsoft Kolaborasi, Sistem Kamar Jadi Canggih

Dinamakan setelah ahli mineral Rusia Lev Perovskit, struktur kristal perovskit ditemukan di Pegunungan Ural pada tahun 1939.

Mereka kemudian didemonstrasikan sebagai bahan semikonduktor yang dapat digunakan sebagai bahan penyerap cahaya untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.

Pada tahun 2009, sekelompok ilmuwan Jepang adalah yang pertama menggunakan perovskit untuk aplikasi energi surya.

Pada tahun 2014, peneliti dari University of Sheffield berhasil membuat sel surya berbasis perovskite yang menggunakan zat berbentuk cair.

Yang diaplikasikan melalui metode spray-painting yang mengurangi pemborosan material dan biaya. Inilah sebabnya mengapa sel fotovoltaik ini juga disebut sel surya semprot.

Kelebihan dan Kekurangan Cat Surya

Cat surya masih dalam pengembangan dan belum dikomersialkan secara luas, selain oleh beberapa perusahaan di seluruh dunia, seperti SolarPaint Ltd yang berbasis di Tel Aviv.

Namun, ia memiliki kelayakan komersial yang besar dalam waktu dekat. Lebih murah dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan panel surya.

Beberapa jenis cat solar dapat diaplikasikan pada atap, dinding, pintu, dan jendela. Tapi dalam waktu dekat, mereka juga bisa diterapkan pada mobil dan mungkin di jalan raya.

Untuk memenuhi kebutuhan energi bersih kita yang semakin meningkat, para ilmuwan bekerja keras untuk membuat cat surya cocok untuk permukaan sebanyak mungkin.

Namun, sejauh ini cat surya tidak memiliki kinerja yang sama dengan panel surya, karena saat ini hanya mampu menangkap sekitar 3 hingga 8% energi matahari yang jatuh pada permukaan yang dicat.

Ini adalah salah satu kelemahan terbesar dari teknologi ini. Para peneliti sedang mempelajari cara-cara baru untuk meningkatkan efisiensi cat surya, sebuah langkah penting untuk membuat teknologi ini layak dipakai.

Sementara itu, cat surya dapat digunakan sebagai alat tambahan untuk meningkatkan kinerja panel surya.

(fpk)

Share :