China Bikin Baterai Berbasis Air, Diklaim Lebih Efisien dan Aman Dibanding Lithium

Ayu Puspita Lestari . June 11, 2024

Baterai china

Ilustrasi gambar baterai berbasis Air

Teknologi.id - Para ilmuwan China telah membuat kemajuan besar dalam teknologi baterai dengan penemuan "baterai air" yang inovatif. Seperti dilansir dari Wion News, Selasa (7/5/2024) Baterai ini, yang menggunakan bahan dasar air, menawarkan kepadatan energi yang hampir dua kali lipat dibandingkan baterai litium tradisional, membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah untuk kendaraan listrik. Karena saat ini baterai lithium-ion, mendominasi pasar penyimpanan energi karena kemampuannya untuk mengemas banyak daya ke dala ruang yang kecil.

Baterai air ini, yang dikembangkan oleh para peneliti di Chinese Academy of Sciences (CAS), menggabungkan yodium dan bromin dalam larutan air untuk menghasilkan reaksi elektrokimia yang menghasilkan energi. Menurut para peneliti dari Chinese Academy of Sciences, pengujian mengungkapkan kepadatan energi yang mengesankan dari baterai berair berbasis yodium dan bromin yang dapat mencapai 1.200 watt-jam per liter (Wh/L), melampaui 700 Wh/L baterai lithium non-air.

Kelebihan lain dari baterai air ini adalah sifatnya yang ramah lingkungan. Baterai ini tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti kobalt, yang digunakan dalam baterai lithium dan menimbulkan risiko lingkungan jika dibuang sembarangan. Selain itu, baterai air ini terbuat dari bahan yang berlimbah dan murah, sehingga membuatnya lebih ekonomis untuk diproduksi secara massal.

Baca juga : China Ciptakan Baterai yang Bisa Diiisi Ulang dalam Tubuh Manusia

Penemuan ini menjanjikan revolusi dalam industri kendaraan listrik. Baterai air yang lebih kuat dan ramah lingkungan ini dapat membuka jalan bagi mobil  listrik yang memiliki jangkauan lebih jauh, waktu pengisian daya yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah.

Hal ini dapat mempercepat transisi global menuju transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah  lingkungan. Meskipun penelitian ini masih dalam tahap awal, potensinya sangat besar. Peneliti terus menyempurnakan teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi, stabilitas dan siklus hidupnya.

Dengan kemajuan yang berkelanjutan, baterai air dapat menjadi pengubah permainan dalam industri kendaraan listrik dan membawa kita selangkah lebih dekat ke masa depan yang lebih maju.

Selain itu para peneliti juga menekankan keuanggulan keamanan baterai berair mereka dibandingkan baterai lithium non-air, yang terkenal mudah terbakar. Seperti yang di laporkan oleh South China Morning Post, baterai berbasis air "menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk pengembangan baterai berair dengan kepadatan energi tinggi dan aman yang dapat diisi ulang,"seperti yang diikuti oleh para peneliti.

Salah satu penulis, Li Xianfeng, seorang profesor di CAS Dalian Institute of Chemical Physics, mengatakan bahwa temuan mereka "dapat memperluas aplikasi baterai berair di bidang baterai daya."

Saat ini, sebagian besar kendaraan listrik mengandalkan baterai lithium-ion untuk beroperasi. Satu paket baterai lithium-ion untuk satu mobil listrik mengandung sekitar 8 kilogram (kg) lithium, menurut angka dari Departemen Energi AS.

Perusahaan di China Ciptakan Baterai Bertenaga Nuklir

Sebuah perusahaan di China, Betavolt juga mengembangkan baterai tetapi bertenaga nuklir pada awal tahun ini, disebut BV100. Baterai BV100 bisa bertahan dalam jangka waktu sangat lama, mencapai 50 tahun tanpa perlu maintenance atau pengisisnya ulang karena mampu menghasilkan energi sendiri.

Betavolt BV100 menempatkan isotop nickel-63 dalam modul yang berukuran lebih kecil dari sekeping uang logam. Energi yang dihasilkan dari peluruhan isotop dikonversi menjadi listrik.

Betavolt mengklaim bahwa baterai bikinannya merupakan produk pertama di dunia yang berhasil meminiaturisasi energi atom. Baterai tersebut sudah memasuki tahap pilot testing sebelum diproduksi masal untuk konsumen.

Dalam keterangan tertulis, Betavolt mengatakan bahwa baterai tenaga atomnya dapat memenuhi kebutuhan sumber energi yang tahan lama di berbagai skenario.

"Seperti kedirgantaraan, peralatan AI, peralatan medis, mikroprosesor, sensor tingkat advanced, drone kecil dan micro-robot,"ujar Betavolt. BV100 dibuat dengan cara menyelipkan lembaran nick-63 setebal 2 mikron di antara dua lembar single-crystal diamnod semiconductor setebal 10 mikron yang bertindak sebagai converter.

Dengan kontruksi berlapis itu, BV100 disebut bisa beroperasi dengan stabil di lingkungan dengan suhu antara 60 hingga 120 derajat Celsius, sekaligus tidak akan terbakar atau meledak.

Baterai nuklir bikinan Betavolt diklaim aman untuk konsumen dan tidak akan memancarkan radiasi, bahkan jika ditusuk atau ditembak dengan senjata api. "Saat ini, baterai BV100 bikinan Betavolt hanya memlki keluaran daya yang relatif kecil, yakni 100 microwatt dengan voltase 3V kedepan.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(ay)


Share :