5G Menjadi Ancaman Keamanan Penerbangan di U.S

Tristan . December 27, 2021

Foto: NBC


Teknologi.id - Industri penerbangan di Amerika Serikat menyampaikan kekhawatiran mengenai asumsi sinyal 5G dapat menjadi ancaman bagi industri penerbangan.


Kekhawatiran ini disampaikan oleh Administrasi Penerbangan Federal (FAA) pada November lalu. FAA menjelaskan frekuensi yang digunakan untuk layanan 5G ini akan berdampak pada radio altimeter.


Alat ini memiliki fungsi dalam mengukur ketinggian pesawat dari tanah, yang menjadi sangat penting dalam memandu pilot ketika mendarat secara real time. Hal ini yang membuat beberapa maskapai penerbangan khawatir dengan adanya jaringan 5G tersebut.


Antena seluler 5G di dekat bandara U.S juga dikatakan dapat mengganggu proses pembacaan sebagian alat di ruang kendali pesawat.


Bahkan, beberapa maskapai menyebutkan mereka akan mengubah rute penerbangan dan bisa banyak menunda jadwal penerbangan.


Di sisi lain, CTIA, kelompok lobi dari industri nirkabel, membantah klaim tersebut dalam pengajuan elektronik yang mereka kirimkan ke FAA. Mereka mengatakan analisis operasi 5G semacam itu adalah “cacat”, bahkan sudah ada 40 negara lain yang menggunakan spektrum 5G ini tanpa masalah, seperti Jepang dan Denmark.


Meredith Attwell Baker, CEO CTIA, mengatakan “Di beberapa negara ini, sinyal 5G beroperasi dalam spektrum yang berdekatan dengan peralatan penerbangan. Maskapai penerbangan AS terbang masuk dan keluar dari negara-negara ini setiap hari. Jika gangguan mungkin terjadi, kita akan melihatnya jauh sebelumnya,” 


Baca juga: Ilmuwan Temukan Metode Baru untuk Prediksi Terjadinya Tsunami


Seorang juru bicara dari FAA mengatakan perusahaan nirkabel di negara-negara lain harus menganalisis langkah mitigasi dalam mengatasi masalah-masalah tersebut, termasuk menurunkan tingkat daya atau mengubah arah antena.


Menanggapi FAA, Verizon dan AT&T akan menunda rencana peluncuran 5G hingga Januari serta setuju dalam pengurangan tingkat daya dari menara seluler selama enam bulan, sembari memantau perubahan.


FAA juga mengeluarkan arahan tambahan pada awal bulan ini yang menguraikan tindakan yang  ketat, termasuk membatasi penggunaan radio altimeter di bandara yang dianggap akan mengalami gangguan akibat sinyal 5G.


Wall Street Journal (WSJ) menyatakan regulator dari FAA dan Federal Communications Commission (FCC) saat ini sedang menimbang usulan perusahaan telekomunikasi dan penerbangan industri untuk menemukan kesepakatan.


Hal ini termasuk pengembangan 5G yang tidak mempengaruhi keselamatan industri penerbangan, termasuk  zona penyangga 5G di sekitar bandara.


Sementara itu, penerbangan juga telah melakukan prediksi turbulensi. CEO dari United Airlines ,Scott Kirby, telah mengantisipasi sekitar 4 persen dari penerbangan harian maskapai dengan pengalihan atau pembatalah apabila pedoman FAA saat ini diberlakukan. 


(TTD)



Share :