Mengulik Usaha Virtual Restaurant, Hangry

Teknologi.id . April 14, 2021

Foto: dok. Hangry

Teknologi.id - "Kamu laper atau haus? Tenang... ada Hangry yang siap mengatasi."

Begitulah sepenggal jargon virtual restaurant, Hangry, yang terpampang pada halaman utama website resminya di ishangry.com.

Di artikel kali ini, tim Teknologi.id secara eksklusif berkesempatan untuk mewawancarai CEO Hangry, Abraham Viktor, terkait seluk beluknya dalam mengelola Hangry hingga sesukses sekarang ini.

CEO Hangry, Abraham Viktor. Foto: ishangry.com

Sebelumnya, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan Hangry. Sebenarnya, apa sih Hangry itu?

Hangry adalah perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman yang terfokus pada layanan pesan antar dengan menyajikan beragam menu sekaligus membangun berbagai brand makanan dan minuman.

"Hangry berambisi agar brand-brand Hangry jadi the next global brand. The next generation of leading brand," ungkap pria yang akrab disapa Bram tersebut.

Brand-brand Hangry

Foto: dok. Hangry

Saat ini, sudah ada beberapa brand makanan yang berada di bawah bendera usaha Hangry, yaitu San Gyu, Moon Chicken, Dari Pada, Nasi Ayam Bude Sari, dan Ayam Koplo. Kelimanya memiliki ciri khas masing-masing yang dapat menyesuaikan dengan selera pelanggan.

San Gyu (@san.gyu.id) merupakan brand makanan Jepang, Moon Chicken (@moonchicken.id), brand ayam goreng Korean Style, Dari Pada (@dari.pada.id), brand minuman berbahan dasar kopi dan susu, Nasi Ayam Bude Sari (@bude.sari.id), brand nasi ayam dengan resep khas Indonesia, serta Ayam Koplo (@ayamkoplo.id), brand rice bowl dengan specialty menu ayam goreng ala Amerika dengan sambal khas Indonesia.

Untuk menentukan brand-brand yang akan diluncurkan di bawah Hangry, Bram melakukannya dengan konsep In House brand. Caranya yakni dengan bertanya ke diri sendiri atau memposisikan diri sebagai konsumen, serta langsung menanyakannya ke konsumen atau customer listening.

Bram memposisikan dirinya sebagai konsumen umum, dan memikirkan makanan apa yang bakal bisa diterima secara general di seluruh belahan dunia, sehingga tercetuslah salah satu brand Hangry, yaitu Moon Chicken.

"Kenapa chicken? Orang suka ayam, mudah diolah dan affordable," tandas Bram.

Selain itu, melalui customer listening, menurut Bram banyak brand-brand Hangry yang dirasa pelanggan malah lebih enak dari produk sejenis yang lebih dulu ada bahkan sudah jadi global brand. Hal itu membuktikan berkualitasnya produk-produk Hangry dan membuat Bram bertekad untuk meningkatkan standar rasa pelanggan melalui Hangry.

Dilandasi Keyakinan dan Komitmen

Foto: dok. Hangry

Disinggung mengenai kendala dalam mengelola perusahaan, Bram menjelaskan bahwa membangun sebuah perusahaan pastinya akan memiliki kendala.

"Seputar quality control, membuat brand yang disuka, empowered team to make decisions," ungkap Bram.

Namun, Bram menambahkan bahwa di fase lebih lanjut, kendala yang dihadapi pun kian menantang karena Bram harus memastikan semua divisi berjalan saling melengkapi dan sejalan.

Alignment antar divisi merupakan hal yang harus dipantau secara baik, selaras dengan komunikasi dan culture yang baik pula di seluruh divisi.

Bram membangun alignment dan culture di Hangry dengan dilandasi oleh keyakinan dan komitmen sehingga bisa mendapatkan value berupa Customer Obsession serta Underdog Mindset. Apa itu?

"Customer Obsession yaitu kita akan bekerja sampai customer cinta sama kalian. Customer Obsession adalah hal yang membuat company tersebut “menang”. Sedangkan Underdog Mindset adalah mindset yang ditanamkan pada pegawai harus work harder, smarter, faster dalam menyetarakan tempat dengan top global brand yang ada saat ini," jelas Bram.

Sentuhan Teknologi di Hangry

Disinggung mengenai peran teknologi dalam pengelolaan Hangry, Bram akan memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mampu mewujudkan otomatisasi di perusahaannya tersebut.

"Salah satunya adalah dengan adanya pengukuran based on data. Data ini akan digunakan untuk review dalam shorter time frame sehingga bisa membuat keputusan lebih cepat. Semua harus dituangkan ke dalam angka-angka," tegas Bram.

Adaptasi di Tengah Pandemi

Meski saat ini Indonesia dan dunia masih menghadapi situasi krisis di tengah pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, Bram bersyukur Hangry mampu beradaptasi dengan baik dan bisa terus berkembang.

"Semua berkat Tuhan, awalnya shock, kebetulan memang delivery first. Pas pandemi ada hal yang diubah yakni new normal adaptation yang ketat seperti adanya sanitasi dapur, kartu suhu bagi para pekerja, dan bahkan penambahan karyawan agar setiap shift bisa terpisah dengan baik," tutur Bram.

Target Bram di tahun 2021 ini Hangry bisa menjadi Indonesian winner melalui penetrasi ke seluruh wilayah Indonesia serta bisa memenangkan seluruh channel penjualan yang ada.

(dwk)

Share :

Berita Menarik Lainnya