Edward Tirtanata, Jatuh Bangun Bisnis Tambang Hingga Sukses Bersama Kopi Kenangan

Nadhira Adesta Ramadhanti . September 20, 2023


Foto: Marketeers

Teknologi.id - Siapa tak kenal Kopi Kenangan? Nama ini disandang brand kopi kekinian paling populer yang ramai diminati masyarakat Indonesia saat ini. Kesuksesan mereka melejit sebagai perusahaan unicorn pertama dalam industri Food and Beverage (F&B) di Asia Tenggara. Sepak terjangnya pun merambah hingga kini ada lebih dari 800 cabang di 45 kota di Indonesia, bahkan mereka juga memiliki cabang di Singapura dan Malaysia.

Di balik kesuksesan besar ini adalah tim founder yang terdiri dari tiga individu cemerlang. Dalam ulasan ini, akan kita bahas lebih jauh mengenai salah satunya yang kini menjabat sebagai CEO, Edward Tirtanata.Edward lahir di Bandung pada tahun 1988 dan tumbuh dalam keluarga yang menjalani bisnis pertambangan.

Kisah Perjalanan Edward Tirtanata Membangun Kopi Kenangan

Usai lulus SMA, ia melanjutkan studi di Universitas Northeastern, Boston pada 2007. Di tengah masa kuliahnya, Edward menerima kabar kondisi ekonomi keluarganya sedang mengalami kesulitan lantaran krisis ekonomi 2008. Edward, yang mengaku semula lebih sering main-main, akhirnya mulai menempuh proses pendidikannya dengan lebih serius. Ia pun menyabet dua gelar dari masa kuliahnya, yaitu dalam bidang Akuntansi dan Keuangan.

Selepasnya kuliah, Edward kembali ke Indonesia dan bekerja di pertambangan batu bara keluarganya di Kalimantan Tengah. Namun kemudian, harga batu bara di Intercontinental Exchange (ICE) Newcastle anjlok dan keluarganya pun mulai menjual rumah serta semua aset perusahaan untuk membayar utang.

Edward mulai berpikir bagaimana sulitnya menjalankan bisnis yang harganya selalu ditentukan oleh pasar. Ia pun meninggalkan bisnis pertambangan pada 2014 dan mulai melirik bisnis F&B.

Bersama James Prananto, yang nantinya turut membangun Kopi Kenangan, Edward memulai bisnis F&B-nya dengan membuka rumah teh premium, Lewis & Carroll. Bisnis ini membidik target menengah atas dengan harga teh yang relatif mahal, di mana satu cangkirnya berkisar Rp 40 hingga 60 ribu. Namun sayangnya walaupun sempat membuka hingga lima gerai, bisnis ini akhirnya ditutup.

Baca Juga: Kopi Kenangan Ekspansi ke Malaysia, Mau Buka 10 Gerai

Di tahun 2017, bersama James dan kini juga Cynthia Chaerunissa, Edward yang merupakan penggemar kopi pun berdiskusi mengenai adanya kesenjangan dalam pasar retail kopi di Indonesia. Mereka melihat bagaimana retail-retail besar yang ada menjual kopi seharga Rp 40 hingga 50 ribu tiap cangkirnya, dan opsi murahnya langsung saja terjun bebas ke kopi instan, yang mana secara kualitas kurang baik. Mereka pun mencanangkan sebuah bisnis di mana ada kopi dengan kualitas baik tapi masih dengan harga terjangkau.

Bermodalkan Rp 150 juta, yang sebagian besar diinvestasikan untuk mesin kopi, mereka pun memulai Kopi Kenangan. Dalam wawancaranya bersama Detik Finance, Edward mengemukakan mereka mengerahkan strategi dalam proses kreatif semenarik mungkin, mulai dari penamaan brand hingga produknya. Contoh yang paling kita kenal: kopi kenangan mantan.

Dalam wawancaranya dengan Bisnis.com Edward juga mengatakan bahwa kunci utama lainnya adalah timing yang tepat. Saat itu, bisnis kopi kekinian belum seramai saat ini. Kedai pertama Kopi Kenangan saat itu berada di Menara Standard Chartered, Kuningan, Jakarta Selatan. Pada awal pembukaannya, mereka berhasil menjual hingga 700 gelas.

Kopi Kenangan pun terus berkembang. Aplikasi ojek online mengambil peran besar dalam penjualan mereka. Sekitar 60-70% penjualan Kopi Kenangan dilayani lewat ojek online. Mereka pun juga mulai mendapat banyak suntikan dana dari berbagai perusahaan besar. Pada 2021, dengan diterimanya pendanaan Seri C dari Tybourne Capital Management sebesar Rp 1,38 triliun, mereka resmi menjadi startup kuliner pertama di Asia Tenggara yang menyandang status unicorn.

Sebagai prestasi pribadi, Edward tercatat masuk dalam daftar 30 Under 30 Asia Retail & E-Commerce Forbes pada 2019 bersama James.
Saat ini, Kopi Kenangan terus berkembang dengan pesat. Bisa dilihat dengan semakin banyaknya cabang-cabang yang dibuka di berbagai kota.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(nar)

Share :