Teknologi.id - Bos Samsung Electronics, Lee Kun-hee meninggal dunia Minggu (25/10/2020) di Seoul, Korea Selatan, pada usia 78 tahun.
Kabar meninggalnya Lee, yang juga merupakan salah satu pendiri perusahaan elektronik raksasa asal Korea Selatan tersebut, diumumkan langsung oleh pihak Samsung tanpa diungkap rincian penyebab kematiannya. Pihak Samsung hanya menyebutkan bahwa pihak keluarga menemani Lee di saat-saat terakhirnya.
Dugaan yang beredar, Lee meninggal karena penyakit jantungnya yang sudah diderita sejak 6 tahun lalu. Lee diketahui telah dirawat di rumah sakit sejak Mei 2014 karena menderita serangan jantung dan sempat dirawat secara intensif pula akibat penyakit kanker paru-paru yang dideritanya pada tahun 1990. Karena penyakit itulah, sang putra Lee Jae-yong yang kemudian mengambil kendali perusahaan.
"Kami semua di Samsung akan menghargai kenangannya dan berterima kasih atas perjalanan yang beliau bagikan. Simpati kami yang terdalam bersama keluarga, kerabat, dan orang-orang terdekatnya. Warisannya akan abadi." kata pernyataan Samsung dilansir dari AP News (25/10/2020).
Baca juga: Facebook Akhirnya Tarik Tarif Chat WhatsApp?
Selain putranya Lee Jae-yong, Lee Kun-hee juga meninggalkan saudara perempuannya Sook-hee, Soon-hee, Deok-hee dan Myung-hee. Dia juga meninggalkan istrinya, Hong Ra-hee; putrinya Boo-jin dan Seo-hyun; serta tujuh cucu.
Lee dikenal sebagai sosok pemimpin yang mampu memberi perubahan pada Samsung hingga bisa bertransformasi menjadi raksasa elektronik serta pabrikan smartphone, televisi, dan chip memori terbesar di dunia.
Rekam jejak Lee Kun-hee
Lee Kun-hee lahir pada 9 Januari 1942 di Daegu, Korea Selatan. Orang tuanya adalah Park Doo-eul dan Lee Byung-chull, yang mendirikan Samsung beberapa tahun sebelumnya.
Sebelum menjadi raksasa elektronik dunia, awalnya bisnis Samsung adalah pengekspor buah dan ikan kering. Lee mengambil alih Samsung Group pada 1987, setelah kematian ayahnya dan pendiri konglomerat.
Setelah mengambil alih perusahaan, Lee mengambil suatu fiksasi dari ayahnya untuk perencanaan masa depan teknologi yang lebih jauh ke depan.
Kemudian Lee tanpa henti mendorong perusahaan untuk terus menaiki tangga teknologi. Pada awal 1990, Samsung telah melampaui saingannya, Jepang dan Amerika, dalam kecepatan chip memori.
Lalu, di rentang tahun 2000-an, Samsung berhasil memasuki fase penaklukan global dengan menggunakan perangkat teknologi yang mencolok dan pemasaran yang rapi untuk menanamkan namanya dengan kuat ke dalam benak konsumen Barat.
Hingga saat ini, Samsung bahkan membantu perekonomian Korea Selatan menjadi yang terbesar keempat di Asia. Bisnisnya pun menggurita, selain perangkat elektronik, Samsung juga bersaing di pembuatan kapal, asuransi jiwa, konstruksi, hotel, pengoperasian taman hiburan, dan masih banyak lagi.
Baca Juga : Bagaimana Perkembangan Vaksin Bio Farma Saat Ini?
Dengan meninggalnya Lee, kekayaan yang ditinggalkan pun sangat besar. Bloomberg Billionaires Index memperkirakan bahwa Lee memiliki total kekayaan mencapai 20,7 miliar Dollar AS atau sekitar Rp 303 triliun.
Sebelum tutup usia, Lee sempat memberi wejangan kepada karyawannya untuk terus berinovasi dan mengembangkannya agar mampu bersaing di industri teknologi.
(dwk)