Foto: Wallpaper Access
Teknologi.id – Para ilmuwan tengah menggarap
projek penciptaan cuaca buatan di laboratorium. Cuaca ini meniru yang terjadi
di Jupiter dan Saturnus dengan menggunakan tekanan tinggi dan gelombang kejut
laser untuk membuat hujan helium.
Melansir New Atlas, atmosfer raksasa
gas yang ada di Jupiter dan Saturnus, sebagian besar dibentuk oleh hidrogen dan
helium. Di kondisi tersebut, telah diprediksi bahwa helium akan membentuk
tetesan cair dan jatuh, tetapi bukti eksperimental terbukti sulit untuk
dilacak.
Kondisi tersebut diciptakan ulang di lab sehingga berhasil membuat hujan helium. Ini dapat terjadi karena para peneliti di University of Rochester, UC Berkeley, Lawrence Livermore National Lab, dan French Alternative Energies and Atomic Energy Commission.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Cara Panen Matahari untuk Listrik
Helium bukan satu-satunya material
tak biasa yang jatuh sebagai hujan di atmosfer planet lain. Para astronom
sebelumnya sudah menemukan bukti hujan di planet lain ada yang berupa hujan
batu, berlian, rubi, besi, hingga titanium oksida.
Tim pertama kali menggunakan sel
diamond anvil untuk memampatkan campuran hidrogen dan helium menjadi sekitar
40.000 kali tekanan atmosfer Bumi. Kemudian, para peneliti menembakkan laser
bertenaga tinggi ke gas, menghasilkan gelombang kejut kuat yang menekannya lebih
jauh, serta memanaskannya antara 4.425 derajat celcius dan 9.925 derajat
celcius.
Dan benar saja, ketika para peneliti
mempelajari reflektivitas sinyal itu menunjukkan indikasi bahwa konduktivitas
listriknya berubah dengan cepat pada titik-titik tertentu. Itu berarti, helium
dan hidrogen terpisah, mengakibatkan helium menggumpal menjadi tetesan di dalam
hidrogen. Menjadi sedikit lebih berat, tetesan ini kemudian akan tenggelam
melalui atmosfer seperti hujan seperti yang diperkirakan.
"Eksperimen kami menunjukkan bahwa jauh di dalam Jupiter dan Saturnus, tetesan helium jatuh melalui lautan besar hidrogen metalik cair," kata Gilbert Collins, penulis utama studi tersebut. Itu adalah hal yang sangat menakjubkan untuk dipikirkan lain kali ketika Anda melihat Jupiter di langit malam. Pekerjaan ini akan membantu kita lebih memahami sifat dan evolusi Jupiter yang sangat penting, karena Jupiter telah lama dianggap sebagai pengumpul sampah luar angkasa yang melindungi planet kita di tata surya," ucapnya.
(MIM)