Ilmuwan Ingin Tiru Jupiter & Saturnus Ciptakan Hujan Helium

Muhammad Iqbal Mawardi . June 03, 2021

Foto: Wallpaper Access

Teknologi.id – Para ilmuwan tengah menggarap projek penciptaan cuaca buatan di laboratorium. Cuaca ini meniru yang terjadi di Jupiter dan Saturnus dengan menggunakan tekanan tinggi dan gelombang kejut laser untuk membuat hujan helium.

Melansir New Atlas, atmosfer raksasa gas yang ada di Jupiter dan Saturnus, sebagian besar dibentuk oleh hidrogen dan helium. Di kondisi tersebut, telah diprediksi bahwa helium akan membentuk tetesan cair dan jatuh, tetapi bukti eksperimental terbukti sulit untuk dilacak.

Kondisi tersebut diciptakan ulang di lab sehingga berhasil membuat hujan helium. Ini dapat terjadi karena para peneliti di University of Rochester, UC Berkeley, Lawrence Livermore National Lab, dan French Alternative Energies and Atomic Energy Commission.

Baca juga: Ilmuwan Ungkap Cara Panen Matahari untuk Listrik

Helium bukan satu-satunya material tak biasa yang jatuh sebagai hujan di atmosfer planet lain. Para astronom sebelumnya sudah menemukan bukti hujan di planet lain ada yang berupa hujan batu, berlian, rubi, besi, hingga titanium oksida.

Tim pertama kali menggunakan sel diamond anvil untuk memampatkan campuran hidrogen dan helium menjadi sekitar 40.000 kali tekanan atmosfer Bumi. Kemudian, para peneliti menembakkan laser bertenaga tinggi ke gas, menghasilkan gelombang kejut kuat yang menekannya lebih jauh, serta memanaskannya antara 4.425 derajat celcius dan 9.925 derajat celcius.

Dan benar saja, ketika para peneliti mempelajari reflektivitas sinyal itu menunjukkan indikasi bahwa konduktivitas listriknya berubah dengan cepat pada titik-titik tertentu. Itu berarti, helium dan hidrogen terpisah, mengakibatkan helium menggumpal menjadi tetesan di dalam hidrogen. Menjadi sedikit lebih berat, tetesan ini kemudian akan tenggelam melalui atmosfer seperti hujan seperti yang diperkirakan.

"Eksperimen kami menunjukkan bahwa jauh di dalam Jupiter dan Saturnus, tetesan helium jatuh melalui lautan besar hidrogen metalik cair," kata Gilbert Collins, penulis utama studi tersebut. Itu adalah hal yang sangat menakjubkan untuk dipikirkan lain kali ketika Anda melihat Jupiter di langit malam. Pekerjaan ini akan membantu kita lebih memahami sifat dan evolusi Jupiter yang sangat penting, karena Jupiter telah lama dianggap sebagai pengumpul sampah luar angkasa yang melindungi planet kita di tata surya," ucapnya.

(MIM)

Share :

Berita Menarik Lainnya