Foto : Gravity Industries
Teknologi.id - Jet Pack ala Iron Man yang sempat viral sejak rancangan pertamanya pada tahun 2017, baru-baru ini digunakan oleh Gravity Industries untuk para tenaga medis. Mereka menguji coba Jet Pack ini dengan tujuan agar paramedis mampu menjangkau pasien yang tinggal di pedalaman atau lingkungan terpencil. Diharapkan juga bahwa dengan adanya inovasi ini, akan semakin banyak orang sakit di daerah terpencil yang dapat ditolong.
"Kami pikir teknologi ini bisa memungkinkan tim kami menjangkau beberapa pasien lebih cepat dari sebelumnya. Dalam beberapa kasus, itu bisa menyelamatkan hidup mereka," kata Any Mawson selaku Direktur Operasional GNAAS.
Uji coba ini berlokasi di daerah pegunungan dan simulasi terbang dilakukan selama 90 detik. Waktu tersebut setara dengan 25 menit mendaki. Gravity Industries bekerja sama dengan Great North Air Ambulance Service (GNAAS) Inggris untuk mewujudkan simulasi ini. Dikutip dari laman Engadget, dilaporkan bahwa Browning (orang yang menaiki Jet Pack pada sesi uji coba) saat ini telah melakukan uji terbang simulasi korban di lokasi pegunungan. Dia pun berhasil sampai di lokasi korban hanya dalam waktu 90 detik, jauh lebih cepat jika ditempuh dengan berjalan kaki.
Baca Juga : Riset Terbaru Temukan ASI Dapat Cegah dan Obati COVID-19
Jet Pack yang digunakan dalam uji coba tersebut menggunakan microjets bertenaga bahan bakar jet atau diesel. Pemakaiannya dipasangkan di lengan dan punggung pilot, dengan head-up display yang menampilkan data penting seperti daya dorong dan sisa bahan bakar.
Seperti yang telah diketahui bahwa terwujudnya inovasi ini tidak mungkin memakan waktu yang sebentar. Pasalnya, para tenaga medis membutuhkan latihan memakai Jet Pack dan harus memiliki fisik yang tangguh. Mengingat medan dan rintangan di daerah terpencil cukup berbahaya. Selain itu, mereka yang diterjunkan haruslah yang benar-benar ahli dalam bidang medis, sehingga mampu bertindak dengan tepat dalam kemungkinan situasi sulit.
Dilansir dari MerahPutih, untuk menjadi Pilot Jet Pack dengan waktu terbang hanya 5-19 menit, sangat dibutuhkan pelatihan yang extra terspesialisasi. Mereka juga harus memiliki kebugaran yang cukup untuk menopang berat badan dengan lengan.
Satu set Jet Pack tersebut pun berharga fantastis. Browning baru-baru ini menjual satu set Jet Suit seharga USD 438 ribu atau sekitar Rp 7,1 miliar. Harga ini jauh lebih murah jika dibandingkan membeli helikopter beserta pilot, bahan bakar, dan perawatan.
Baca Juga : Vaksin Corona Bisa Bunuh Hiu, Pilih Ekosistem atau Vaksin?
(af)