Foto: gHacks
Teknologi.id – Penjualan Non
Fungible Token (NFT) minggu lalu mengalami penurunan, dibandingkan selama beberapa minggu terakhir.
Di 14 blockchain yang mendukung
NFT, penjualan turun 29,46 persen
lebih rendah dari minggu sebelumnya.
Menurut firma riset pasar
DappRadar, volume perdagangan NFT di OpenSea
turun 30 persen dalam seminggu terakhir. Salah satu faktornya adalah karena perang Rusia dan Ukraina yang
meletus pada 24 Februari lalu.
“Jadi, sementara kami melihat
volume yang lebih sedikit, ada lebih banyak aktivitas, meskipun konflik Ukraina
jelas mengalihkan perhatian dari perdagangan NFT," kata Pedro Herrera,
analis data senior di DappRadar, dikutip dar Kompas.
Selain itu, transaksi NFT di
OpenSea diperkirakan merosot usai terjadi serangan
phishing yang membuat para trader kehilangan sekitar US$ 3 juta atau
sekitar Rp43 miliar.
Baca juga: Survei: Orang Punya Aset Kripto dan NFT Lebih Gampang Dapat Pacar
Keamanan trader menjadi salah
satu alasan penurunan volume transaksi belakangan ini. Pihak OpenSea memastikan
aktivitas pencuri sudah tidak terlihat lagi di platformnya.
Volume perdagangan harian sempat
membaik pada 11-12 Februari 2022. Saat itu, besaran transaksi harian mencapai
masing-masing 215 juta dollar AS (sekitar Rp
3 triliun) dan 207 juta dollar AS (sekitar Rp 2,9 triliun).
Selanjutnya, volume penjualan
harian NFT mayoritas hanya berkisar di angka 100 juta dollar AS (kira-kira Rp 1,4 triliun) ke bawah.
Tak hanya volume penjualan yang
menurun, harga jual rata-rata aset NFT juga dilaporkan merosot belakangan ini.
Menurut data pelacak pasar kripto
NonFungible, kini harga rata-rata aset NFT dilaporkan berkisar di bawah 2.000
dollar AS (sekitar Rp28,4 juta).
(fpk)