Anggaran Belanja Menurun, Akankah Merger XL Axiata dan Smartfren Sungguh Terjadi?

Merger XL Axiata dan Smartfren

Foto: Telset

Teknologi.id - Perusahaan telekomunikasi Axiata Group Bhd (EXCL) dan Sinar Mas Group melalui PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) sedang ramai dibicarakan publik akibat isu keduanya yang akan melakukan merger. Salah satu indikator yang memperkuat isu tersebut adalah jumlah bujet belanja odal atau capital expenditure (Capex) pada masing-masing perusahaan yang makin menurun.

Dilansir dari Bisnis.com, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys menyebutkan bahwa pada tahun 2024, perusahaan akan menganggarkan belanja modal sebesar Rp2 triliun. Nilai ini turun jika dibandingkan dengan 2023 yang berjumlah sekitar Rp2,9 triliun.

Turunnya jumlah belanja modal tersebut cukup kontradiktif dengan fakta tiap tahunnya Smartfren mengalami peningkatan pelanggan. Akhir tahun lalu, Smartfren mengalami peningkatan pelanggan yakni dari 34,7 pada 2022 menjadi 36,2 juta pada semester II/2023.


Sementara itu, pada tahun ini XL Axiata menganggarkan belanja modal sebesar Rp8 triliun. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan dengan 2023 yakni sebesar Rp9 triliun. Pada tahun 2023 XL Axiata juga mengalami penurunan dalam realisasi belanja dibandingkan tahun sebelumnya yakni sebesar Rp7,16 triliun dari tahun 2022 yang berjumlah Rp9,06 triliun. 

Group Head Corporate Communication XL Axiata Reza Mirza mengklaim realisasi belanja modal yang lebih rendah tersebut disebabkan oleh keberhasilan EXCL dalam melakukan operational excellence yang membuat perusahaan tersebut melakukan belanja modal dengan lebih efektif.

Baca Juga: Axiata dan Telenor Akan Membentuk Operator Seluler Terbesar


Perkembangan Kabar Merger XL-Axiata dan Smartfren

Kabar merger XL Axiata dengan Smartfren sudah lama dibicarakan banyak orang. Kedua perusahaan bahkan telah bertemu untuk membicarakan persoalan merger ini sejak tahun 2021.

“Smartfren terbuka untuk berkonsolidasi atau berkolaborasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional. Namun semua pihak harus mendapatkan manfaat yang sama.” kata Presiden Direktur Smartfren Telecom, Merza Fachys, dikutip dari Telset (02/05/2024).

Baru-baru ini, kedua perusahaan mulai menanggapi kabar yang beredar setelah lama bungkam. Kabar merger ini juga ditanggapi olehMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi yang sepenuhnya mendukung upaya merger tersebut.

Baca Berita dan Artikel Lain di Google News

(kar)


Share :