Photo Credit: technext24.com
Teknologi.id - Ada berita mengejutkan dari Meta (dulu Facebook) yang harus kamu tahu. Sambil santai scroll feed media sosial, tiba-tiba muncul notifikasi tentang kebijakan privasi baru mereka. Ternyata, Meta menggunakan postingan kita sebagai bahan latihan untuk kecerdasan buatan (AI) mereka. Menarik, kan?
Meta sedang memperkenalkan fitur-fitur AI terbaru di Eropa,
dan bersamaan dengan itu, mereka memperbarui kebijakan privasi. Mereka
mengumumkan bahwa konten seperti caption lucu atau foto liburan yang kita
unggah, digunakan untuk melatih AI mereka agar lebih pintar. Tapi jangan
khawatir, mereka memastikan bahwa pesan pribadi tetap aman dan tidak digunakan
untuk keperluan ini.
Menurut juru bicara Meta, langkah ini sejalan dengan
peraturan yang berlaku, terutama GDPR yang bertujuan melindungi data pengguna.
Pengguna di Inggris, seperti Philip Bloom, telah menerima pemberitahuan
mengenai perubahan ini yang akan berlaku mulai 26 Juni 2024. Namun, menariknya,
pengguna di Amerika tidak menerima informasi serupa. Sepertinya Meta menerapkan
aturan berbeda di setiap wilayah.
Praktik ini sebenarnya bukan hal baru bagi Meta. Sejak 2023,
mereka telah mengembangkan teknologi AI, mulai dari AI chatbot dalam obrolan
hingga membuat versi AI dari selebriti terkenal seperti Snoop Dogg dan Kendall
Jenner. Sekarang, AI mereka menjadi fitur pencarian default di semua platform
Meta. Kamu bisa berinteraksi dengan AI ini tentang berbagai hal, tetapi
sayangnya, fitur ini tidak bisa dimatikan.
Mengapa ini penting? Tentu saja, ini berkaitan dengan
privasi. Banyak orang mulai bertanya-tanya seberapa banyak data pribadi mereka
yang diakses Meta tanpa sepengetahuan mereka. Dengan pesatnya perkembangan AI,
ini bukan masalah sepele. Ini tentang siapa yang seharusnya memiliki kendali –
kita atau algoritma?
Keputusan Meta untuk menggunakan postingan kita sebagai
bahan latihan AI menimbulkan banyak pertanyaan. Di era digital ini, kesadaran
akan jejak digital kita semakin meningkat. Penting bagi perusahaan seperti Meta
untuk lebih transparan tentang penggunaan data pengguna. Kita semua berhak tahu
siapa yang mengendalikan kehidupan online kita.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News