Prosedur Medis Pertama di Dunia, Cangkok Kuping ke Kaki Berhasil Selamatkan Pasien

Irmanon Riandina . December 31, 2025


Foto: Freepik 

Teknologi.id - Dunia medis kembali mencatat tonggak sejarah baru. Seorang pasien perempuan berhasil diselamatkan oleh dokter di China melalui prosedur bedah yang belum pernah dilakukan sebelumnya, yakni mencangkok telinga yang terputus ke bagian kaki. Langkah ekstrem ini diambil sebagai solusi darurat untuk mempertahankan jaringan tubuh pasien agar tetap hidup sebelum dapat dipasang kembali ke posisi semula.

Insiden yang menimpa pasien tersebut terjadi pada April 2025 lalu, ketika ia mengalami kecelakaan serius di tempat kerja. Akibat terkena mesin berat, sebagian besar kulit kepala, leher, dan wajahnya mengalami robekan parah. Tidak hanya itu, telinga pasien juga terlepas sepenuhnya bersama jaringan kulit kepala, menciptakan kondisi yang mengancam nyawa dan membutuhkan penanganan medis segera.

Qiu Shenqiang, wakil direktur unit bedah mikro di Rumah Sakit Provinsi Shandong, Jinan, menjelaskan bahwa tingkat kerusakan yang dialami pasien tergolong sangat kompleks. Menurutnya, kulit tubuh bagian kepala, leher, dan wajah pasien terbelah menjadi beberapa bagian, sementara telinga telah terputus bersama dengan kulit kepala. Kondisi ini membuat proses penanganan awal menjadi sangat menantang.

Langkah Awal Penanganan 

Foto: Freepik 

Setibanya di rumah sakit, tim medis yang terdiri dari spesialis bedah mikro rekonstruksi tangan, kaki, dan kepala langsung melakukan tindakan penyelamatan. Prioritas utama adalah memperbaiki kulit kepala menggunakan metode standar yang biasa diterapkan dalam kasus serupa. Namun, kerusakan luas pada jaringan dan pembuluh darah membuat pendekatan standar tersebut tidak membuahkan hasil.

Baca juga: Sintesis Verticillin A Berhasil! Peneliti MIT Temukan Kunci Basmi Kanker Otak

Membuat Keputusan untuk Menanamkan Telingan ke Bagian Kaki

Kegagalan tersebut memunculkan masalah baru. Telinga pasien tidak dapat langsung dipasang kembali ke kepala karena kondisi jaringan di sekitarnya belum memungkinkan. Jika dibiarkan tanpa aliran darah yang memadai, jaringan telinga berisiko mati. Di titik inilah tim bedah harus berpikir di luar kebiasaan.

Setelah mempertimbangkan berbagai opsi, tim Qiu mengambil keputusan yang belum pernah tercatat sebelumnya, yaitu menanamkan telinga ke bagian atas kaki pasien. Tujuannya bukan untuk fungsi permanen, melainkan sebagai “tempat sementara” agar telinga tetap hidup selama proses pemulihan jaringan kepala berlangsung.

Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan medis yang matang. Pembuluh darah arteri dan vena di kaki memiliki ukuran yang relatif sebanding dengan pembuluh darah di telinga, sehingga memungkinkan proses untuk dilakukan. Selain itu, ketebalan kulit dan jaringan lunak di kaki dinilai cukup mirip dengan area kepala, sehingga risiko komplikasi dapat ditekan.

Tantangan Ketika Melakukan Prosedur Medis 

Meski demikian, prosedur ini jauh dari kata sederhana. Operasi tahap awal untuk menanamkan telinga ke kaki memakan waktu sekitar 10 jam. Tantangan terbesar terletak pada ukuran pembuluh darah telinga yang sangat kecil, hanya sekitar 0,2 hingga 0,3 milimeter. Penyambungan pembuluh darah sekecil ini membutuhkan tingkat presisi tinggi serta pengalaman panjang dalam bedah mikro.

Beberapa hari setelah operasi, tim kembali dihadapkan pada situasi kritis. Aliran darah vena mengalami hambatan, menyebabkan telinga berubah warna menjadi ungu kehitaman. Kondisi tersebut menandakan darah tidak dapat mengalir keluar dengan baik dan berisiko merusak jaringan.

Baca juga: Wow! AI Baru Ini Prediksi Risiko Kanker Payudara Hingga 5 Tahun Lebih Awal

Untuk mengatasinya, tim medis melakukan teknik pengeluaran darah secara manual. Proses ini harus dilakukan berulang kali, hingga sekitar 500 kali dalam rentang lima hari, demi memastikan sirkulasi darah tetap terjaga dan jaringan telinga tidak mati.

Sementara telinga dipertahankan di kaki, tim medis juga fokus memulihkan area kepala pasien. Kulit dari bagian perut pasien dicangkokkan ke kepala untuk menggantikan jaringan yang rusak. Proses pemulihan ini memakan waktu berbulan-bulan hingga kondisi jaringan dinilai cukup stabil.

Setelah pembengkakan mereda dan luka di kepala serta kaki sembuh, telinga akhirnya dapat diposisikan kembali ke tempat asalnya. Pasien kini telah keluar dari rumah sakit dengan kondisi yang jauh membaik. Fungsi wajah dan jaringan tubuhnya pulih secara signifikan, meski masih diperlukan beberapa prosedur lanjutan untuk penyempurnaan, seperti pemulihan alis dan pengurangan bekas luka.

Keberhasilan prosedur ini menandai kemajuan besar dalam dunia bedah rekonstruksi. Selain menyelamatkan nyawa, prosedur medis ini membuka peluang baru bagi penanganan kasus trauma ekstrem yang sebelumnya dianggap hampir mustahil.


Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News


(ir/sa)

Share :