Gaji Rp30 Juta Tanpa Wawancara? Waspada 8 Ciri Loker Palsu dan Modus SK Fiktif

Algis Akbar . December 01, 2025

Foto: poskota.co.id

Teknologi.id - Belakangan ini, jumlah laporan terkait penipuan lowongan kerja meningkat secara signifikan. Pelaku kerap mengatasnamakan perusahaan ternama, seperti bank swasta nasional, badan usaha milik negara, hingga instansi pemerintah. Iklan yang mereka buat tampak sangat meyakinkan karena dilengkapi logo resmi, kop surat, serta janji imbalan finansial yang tidak wajar. Setelah pelamar menunjukkan minat, tahap berikutnya biasanya berupa permintaan membayar dengan berbagai dalih, seperti biaya administrasi, biaya pelatihan, biaya pengurusan seragam, atau biaya penerbitan surat keputusan pengangkatan. 

Berdasarkan data yang dihimbun dari berbagai sumber, pola yang paling sering digunakan adalah rekrutmen massal tanpa tahapan seleksi yang ketat, permintaan dana di muka, serta pengumpulan data pribadi sensitif (KTP, Kartu Keluarga, nomor rekening) dengan alasan "verifikasi" atau "kelengkapan berkas"

Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu yang Perlu Diwaspadai

Foto: mistar.id

Berikut adalah tanda-tanda khas yang hampir selalu muncul pada lowongan kerja palsu. Jika menemukan dua atau lebih ciri berikut, sebaiknya langsung curiga. 

1. Alamat Email Tidak Resmi, pengirim menggunakan domain gratis atau tidak berhubungan dengan perusahaan, misalnya info@rekrutmen.bca2025@gmail.com, hrd.pertamina@yahoo.co.id, atau info@bankbri@outlook.comPerlu digarisbawahi, perusahaan resmi selalu menggunakan domain sendiri seperti nama@bankmandiri.co.id

2. Kontak Hanya Melalui Aplikasi Pesan Pribadi, seluruh komunikasi dilakukan melalui nomor WhatsApp atau Telegram pribadi tanpa ada nomor telepon kantor, ekstensi resmi, atau alamat email korporat yang dapat diverifikasi. 

3. Penawaran Gaji yang Tidak Realistis, Fresh Graduate tanpa pengalaman ditawari gaji Rp15-30 juta per bulan ditambah tunjangan berlimpah. Angka ini jauh melampaui standar pasar untuk posisi entry-level di Indonesia. 

4. Permintaan Pembayaran di Muka, Pelamar diminta membayar uang untuk biaya pendaftaran, biaya pelatihan wajib, medical check-up, seragam, tiket training ke luar kota, atau pengurusan SK. Perusahaan bonafide tidak pernah membebankan biaya apapun kepada pelamar.

5. Proses Seleksi Sangat Cepat dan Tanpa Tahapan, CV baru dikirim hari ini, besok sudah dinyatakan lulus seleksi tanpa adanya wawancara, tes tertulis atau psikotes. 

6. Link Pendaftaran Mengarah ke Luar Situs Resmi, formulir diarahkan ke Google Form, Bitly, atau website tiruan, bukan ke laman karir resmi perusahaan.

7. Deskripsi Pekerjaan Sangat Minim atau Tidak Jelas, biasanya hanya disebutkan posisinya saja sebagai staff kantor, management trainee, atau administrasi. Tidak ada informasi detail tentang tugas, tanggung jawab, lokasi kerja, maupun jenjang karier. 

8. Tidak Terdaftar di Kanal Resmi Perusahaan, tidak ada jejak lowongan tersebut di menu career/lowongan kerja dan akun LinkedIn resmi perusahaan yang bersangkutan.

Baca juga: Waduh! Riset HP 2025 Ungkap, Hanya 20% Pekerja Indonesia Bahagia di Kantor

Dampak dan Kerugian bagi Pencari Kerja 

Selain kerugian materiil yang bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah, pencurian identitas menjadi ancaman jangka panjang. Data KTP dan dokumen lain sering disalahgunakan untuk mengajukan pinjaman online ilegal, membuka rekening bank bodong, atau aktivitas pencurian uang. Proses hukum juga kerap terlambat karena pelaku memanfaatkan rekening mule, yaitu rekening milik pihak ketiga yang direkrut atau dibeli. 

Langkah Verifikasi yang Disarankan


Foto: jurnalsecurity.com

1. Selalu kunjungi langsung laman karir resmi perusahaan atau akun LinkedIn perusahaan 

2. Hubungi departemen SDM melalui kontak yang tercantum di website resmi, bukan dari iklan

3. Periksa profil perekrut di LinkedIn untuk memastikan keaslian identitasnya. 

4. Tolak segala bentuk permintaan pembayaran dan segera laporkan 

5. Prioritaskan platform pencari kerja yang telah memiliki mekanisme verifikasi ketat, seperti Glints, Jobstreet, Kalibrr, atau LinkedIn. 

Baca juga: Facebook Bawa Balik Fitur Lowongan Kerja di Marketplace, Begini Cara Pakainya!

Upaya Pencegahan dan Pihak Platform dan Pemerintah

Sejumlah platform kini menerapkan sistem verifikasi berbayar bagi perusahaan yang memasang iklan untuk meningkatkan kredibilitas. Kementerian Ketenagakerjaan secara berkala merilis daftar hitam nomor telepon, akun media sosial, dan rekening yang terindikasi penipuan. Masyarakat dihimbau melaporkan temuan lowongan mencurigakan melalui layanan polisi siber atau portal aduankonten.id.

Di tengah persaingan ketat dunia kerja, tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan hampir selalu mengandung risiko tinggi. Prinsip paling mendasar yang tidak pernah berubah adalah bahwa perusahaan resmi tidak pernah meminta uang atau biaya apa pun dari calon karyawan. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan kebiasaan verifikasi, kita dapat memutus mata rantai penipuan sekaligus melindungi diri serta orang-orang terdekat di era digital yang semakin kompleks ini. 

Baca juga: 5 Alat Teknologi Gratis yang Wajib Dimiliki di 2025 untuk Kerja Hybrid/Remote

Baca berita dan artikel lainnya di Google News.

(AA/ZA)

Share :

Berita Menarik Lainnya