Foto: Wallpaper Access
Teknologi.id – Tepat hari ini, Rabu 26 Mei 2021
malam akan terjadi Gerhana Bulan Total Perigee atau Super Blood Moon. Fenomena
ini dapat dilihat di sebagian besar wilayah di Indonesia.
Fenomena ini merupakan salah satu
akibat pergerakan dinamis posisi matahari, bumi, dan bulan ini hanya terjadi
pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya. Gerhana bulan total
terjadi saat posisi dari matahari, bumi, dan bulan sejajar.
Ternyata, terdapat beberapa fakta
menarik dari terjadinya gerhana bulan pada hari ini. Oleh karenanya, berikut
deretan fakta menarik gerhana bulan total malam ini:
Dapat Dilihat dari Sebagian Besar Wilayah
Indonesia
BMKG menyebut fenomena ini dapat
dilihat di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun, waktu pengamatan dari setiap
wilayah ini tentunya akan berbeda.
Daerah yang tepat terlewati oleh
garis P1, U1, U2, dan U3 dapat mengamati gerhana bulan total yang terbit
bersamaan dengan fase-fase gerhana tersebut.
Wilayah yang terlewati garis P1 dan
U1 diantaranya Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, NTT, Sulawesi Utara, sebagian
Gorontalo, Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah. Sebagian kecil Sulawesi
Selatan bagian tenggara akan mendapati gerhana bulan yang sudah dalam fase
gerhana penumbra ketika bulan terbit.
Kemudian wilayah yang terlewati garis
U1 dan U2 diantaranya Sulawesi Selatan Bali, Kalimantan Utara, Kalimanatan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Timur,
Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan lain-lain akan
mendapati bulan sudah dalam fase gerhana ketika bulan terbit.
Baca juga: Cara Melihat Gerhana Matahari Total 14 Desember 2020 di RI
Bertepatan dengan Hari Raya Waisak
Seperti yang kita ketahui bersama, gerhana
bulan total malam nanti bertepatan dengan Hari Raya umat Budha yakni Waisak.
Kejadian ini menjadi spesial karena tentunya jarang terjadi.
Waisak sendiri dirayakan setiap bulan Mei tepatnya pada waktu terang bulan atau dengan istilah lain yaitu Purnama Sidhi untuk memperingati Trisuci Waisak yakni tiga peristiwa penting, yakni kelahiran, penerangan agung, dan kematian dari Buddha Gautama.
Terdapat Tujuh Fase Gerhana Bulan
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) mengatakan ada tujuh fase gerhana bulan total. Tiga fase awal
adalah gerhana mulai (P1), gerhana Sebagian mulai (U1), dan gerhana total mulai
(U2).
Kemudian berlanjut pada fase puncak
gerhana, gerhana total berakhir (U3), gerhana sebagian berakhir (U4), dan
gerhana berakhir (P4). Fase gerhana bulan total dipekirakan terjadi pada 18.43
WIB
Bulan Akan Berwarna Merah
Gerhana bulan total main ini terjadi
saat bulan berada di umbra bumi, yang berakibat saat puncak gerhana bulan total
sehingga bulan akan terlihat berwarna merah atau yang lebih dikenal dengan
istilah Blood Moon.
Lantaran posisi bulan saat terjadi
gerhana berada di posisi terdekat dengan bumi, maka bulan akan terlihat lebih
besar daripada saat purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon.
Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang
Observatorium Bosscha menjelaskan
bahwa fenomena astronomi pada malam ini dapat dilihat dengan mata telanjang.
Hanya dengan keluar ruangan dan memandang ke langit bulan, fenomena ini sudah dapat
terlihat.
Gerhana bulan total bisa dilihat tanpa alat karana tidak memiliki intensitas cahaya yag berbahaya seperti gerhana Matahari. Bulan hanya mendapat cahaya dari pantulan sinar matahari, bukan sebagai sumber cahaya itu sendiri.
(MIM)