Foto: Pixabay
Teknologi.id – Sebelumnya ramai diberitakan ada sekitar 533 juta
data pengguna Facebook, meliputi user ID dan nomor telepon (HP) diperjualbelikan
secara ilegal oleh hacker.
Hacker tersebut menjual dengan
menggunakan bot di aplikasi pesan instan Telegram. Satu kredit yang diperlukan
untuk membuka informasi Facebook seseorang dibanderol USD 20 (sekitar Rp 282
ribuan).
Ada juga harga paketan dalam
jumlah besar, yaitu 10.000 kredit dijual seharga USD 5.000 (sekitar Rp 70
jutaan).
Yang memprihatinkan adalah
terdapat data pengguna Facebook Indonesia yang dilaporkan sekitar 130.331 orang
yang datanya telah diretas.
Ada cara paling cepat dan mudah untuk mengetahui apakah data pengguna bocor di suatu situs online, termasuk data milikmu.
Baca juga: 500 Juta Data Pengguna Facebook Dijual Murah di Telegram
Cara ini bisa diperoleh dari
situs website yang aman karena dibuat oleh peneliti keamanan siber.
Dikutip Suara dari TheGuardian,
Rabu (7/4/2021), salah satu situs yang paling populer dan efektif adalah
HaveIBeenPwned.com. Situs ini dikelola oleh analis keamanan siber Troy Hunt.
Berikut langkah-langkah yang
harus kamu lakukan untuk mengecek di situs tersebut
- Buka haveibeenpwned.com
- Masukkan email di kolom tersebut
- Situs kemudian akan menampilkan apakah email pernah dibocorkan atau tidak
Jika data kamu tidak bocor, maka
situs akan menampilkan status dengan tanda warna kolom status berwarna
hijau dan akan tampil kata “Good news —
no pwnage found!”.
Sebaliknya, jika data email anda bocor, maka situs akan mendeteksi dan memberitahu dengan menandakan kolom berwarna merah dan akan tampil kata “Oh no — pwned!”.
Baca juga: 533 Juta Data Pengguna Facebook Bocor
Data yang ditampilkan pun
beragam. Mulai dari alamat email, tanggal lahir, jenis kelamin, lokasi negara,
nama lengkap, username ID, hingga password.
Situs HaveIBeenPwned.com
diketahui telah diakses hingga lebih dari 11 miliar akun pengguna. Facebook pun
menjadi website tertinggi yang akun penggunanya dilaporkan bocor secara online.
Namun tak hanya Facebook, website
juga menampilkan beberapa aplikasi populer yang menandakan apakah email atau
nomor telepon kamu telah bocor atau tidak.
Sebagai contoh, website
e-commerce di Indonesia, Tokopedia, juga masuk ke situs tersebut.
Tokopedia sendiri pernah kedapatan kasus kebocoran data pengguna pada April 2020 yang menjangkau lebih dari 15 juta pengguna.
(fpk)