Apakah Mungkin Gempa Bumi Diprediksi?

Teknologi.id . January 25, 2018

Gempa bumi (foto: Pixabay).

Baru-baru ini telah terjadi gempa sebanyak dua kali di bagian barat Pulau Jawa. Kedua gempa tersebut terjadi di perairan Lebak, Banten berkekuatan 6,1 skala Richter (SR) pada hari Selasa dan sehari setelahnya masih di daerah yang sama terjadi gempa berkekuatan 5,1 SR.

Lalu mengapa tidak ada peringatan sebelum gempa? Apakah mungkin gempa bumi bisa diprediksi?

Sayangnya hingga saat ini para ilmuwan dari seluruh dunia belum bisa menemukan cara yang tepat untuk memprediksi secara spesifik kapan akan terjadi gempa bumi, beserta lokasi dan dampak yang ditimbulkan. Alasannya adalah lempeng tektonik sangat sulit untuk diteliti.

Penyebab gempa adalah terjadinya tabrakan antara lempengan tektonik yang berada jauh di bawah permukaan bumi. Interaksi antar lempengan tektonik itu terlalu kompleks hingga sulit dipelajari.

Sejatinya, daratan yang kita tinggali berada “mengambang” di atas lautan magma kental yang tak hentinya bergerak dan bertubrukan jika bertemu lempeng lain. Walaupun posisi tiap lempeng sudah seluruhnya dipetakan, namun untuk memprediksi pertemua antar lempeng satu dengan lempeng lain hampir dikatakan mustahil untuk dilakukan.


Gempa tektonik yang sulit diprediksi (foto: Sefsed).

Berbagai penelitian seperti pengeluaran unsur radioaktif dari tanah, penempatan 200 sensor untuk melacak perubahan medan magnet yang dilakukan startup bernama Quake Finder sudah pernah dilakukan namun hasil yang didapat tidak seperti yang diharapkan.

Bagaimana dengan aktivitas aneh hewan?

Beberapa laporan dari seluruh dunia menyebutkan adanya aktivitas tidak biasa pada hewan-hewan tertentu sesaat sebelum gempa terjadi. Contohnya gempa di Italia tahun 2009 silam, sekitar 96 persen katak jantan menyingkir dari tempat terjadinya gempa sehari sebelum gempa terjadi.

Beberapa hewan tertentu seperti jangkrik, merpati, gajah dan paus pun seringkali menunjukkan gelagat aneh sesaat sebelum gempa. Hal itu dikarenakan getaran sebelum gempa dapat terdengar pada level infrasonik yang mana mampu didengar oleh hewan-hewan tersebut.



Beberapa hewan menunjukkan gelagat aneh saat akan terjadi gempa (foto: The San Diego Union-Tribune).

Namun kita tidak boleh terlalu bergantung pada perilaku hewan dalam memprediksi gempa. Karena aktivitas aneh yang dilakukan hewan hanyalah asumsi dan bersifat kebetulan, serta tidak konsisten dengan gempa-gempa yang sudah terjadi.

Saat ini, para ilmuwan di seluruh dunia hanya mampu memprediksi gempa secara umum. Sebagai contoh, akan terjadi gempa yang mengguncang negara X atau pulau Y dalam waktu 20 tahun mendatang. Tidak dengan informasi detil waktu, tanggal, lokasi serta kekuatannya.

Oleh karena itu, yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah berbagai tindakan preventif seperti membangun rumah tahan gempa dan menyiapkan hal-hal yang harus dipersiapkan saat gempa bumi berlangsung sampai alat pendeteksi gempa ditemukan. (nks)

Share :