Foto: Axios
Teknologi.id - Berita vaksinasi mengenai COVID-19 mulai tersebar di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter. Twitter akan meningkatkan upayanya untuk menghilangkan teori-teori konspirasi yang mungkin membuat orang enggan mendapatkan vaksin (17/12/2020).
Aturan baru ini berlaku untuk setiap informasi yang membahas tentang efek buruk dari vaksinasi, tweet menyesatkan yang mengklaim vaksin tidak diperlukan, serta konspirasi yang mengklaim vaksin COVID-19 digunakan untuk "dengan sengaja membahayakan atau mengendalikan populasi."
Kebijakan Twitter yang diperbarui akan mulai berlaku pada 21 Desember 2020. Platform media sosial berlogo burung biru itu akan mewajibkan pengguna yang mencuit sesuatu, termasuk ke dalam salah satu kategori tersebut untuk menghapus konten sebelum diizinkan untuk mengirim cuitannya lagi.
Mengatasi kesalahan informasi mengenai vaksin COVID-19, Twitter mengatakan bahwa mereka akan mulai menempatkan label peringatan pada "rumor tidak berdasar, klaim yang disengketakan, serta informasi yang tidak lengkap atau di luar konteks tentang vaksin" mulai awal 2021.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Netizen: Terima Kasih Pak Jokowi
Sebuah tweet juga dapat disembunyikan, keterlibatannya dibatasi, dan disertai dengan label informasi kesehatan masyarakat.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka akan memprioritaskan penghapusan informasi yang salah dengan potensi terbesar merugikan banyak pihak.
Kebijakan baru akan ditegakkan melalui pendekatan hibrid antara otomatisasi dan moderasi manusia. Di awal pandemi, Twitter membuat serangkaian kebijakan konten baru khusus untuk misinformasi COVID-19, yang baru saja mulai diluncurkan.
Sedangkan kesalahan informasi palsu dan berpotensi berbahaya tentang cara virus ditularkan adalah kekhawatiran besar saat itu, pembaruan kebijakan baru Twitter akan mengatasi kekhawatiran bahwa kesalahan informasi online dapat menyebabkan sebagian besar populasi menolak untuk divaksinasi.
Memiliki kebijakan misinformasi yang terperinci yang asalnya dari buku berguna untuk penegakan di masa mendatang, tetapi aturan baru tidak akan berarti apa-apa jika tidak ditegakkan. Pihak Twitter akan terus mengikuti dan melacak informasi yang salah seputar vaksin COVID-19, serta menerapkan upaya terbarunya untuk menghilangkan konspirasi-konspirasi di platform itu.
(bal)