Teknologi.id – China semakin serius dalam pengembangan teknologi robot humanoid yang dirancang untuk membantu aktivitas manusia. Robot Galbot G-1 menjadi salah satu bukti inovasi yang mampu berperan sebagai pramusaji untuk melayani pelanggan di toko ritel.
Kehadiran Robot Galbot G-1 menambah deretan robotik dari Negeri Tirai
Bambu yang selama ini dikenal agresif dalam mengembangkan teknologi otomasi. Namun,
dengan adanya robot ini, menimbulkan pertanyaan “Apakah masa depan ritel akan
digantikan oleh mesin dan sudah tidak memerlukan tenaga manusia?”
Apa itu Robot Galbot G-1
Perusahaan ini berada di Beijing, Shenzhen, Suzhoeu dan Hongkong serta
bekerjasama mendirikan laboratorium/pusat penelitian dengan Universitas Peking,
Akademi Kecerdasan Buatan Beijing (BAAI), Rumah Sakit Xuanwu dan Universits
Beijing Zhingguancun.
Pada bulan Juni 2024, perusahaan Galbot meluncurkan produk robot model
besar generasi pertama yang dinamakan Galbot G-1. Robot ini didukung oleh
sistem kecerdasan buatan “Cerebum” dan sensor yang canggih. Sehingga Galbot G-1
dapat berinteraksi dengan manusia dan dapat melakukan pekerjaan jangka panjang.
Secara spesifikasi robot Galbot G-1 dibuat dengan model humanoid dua
tangan yang memiliki tinggi sekitar 173 cm serta berat 85 kg. Robot ini dapat beroperasi
hingga 10 jam dan dapat mengangkat beban maksimum 5 kg.
Dirancang menggunakan AI canggih yang dilengkapi dengan sensor
pengenalan perintah suara dan teknologi pengambilan keputusan untuk melayani
manusia dan melakukan pekerjaan logistik secara real-time.
Hal ini, diuji ketika acara pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok. Dimana Robot Galbot G-1 bertugas untuk melayani pelanggan pada suatu toko ritel.
Baca Juga: China Kembangkan Robot Hamil dengan Rahim Buatan, Bisa Lahirkan Bayi
Robot Galbot G-1 Jadi Pramusaji di China
Pada acara “Haidian Night” sebuah pameran Perdagangan Jasa
Internasional Tiongkok (CIFTIS) di Istana Musim Panas yang digelar pada malam
tanggal 12 September 2025 lalu, terlihat sebuah robot yang sedang melayani
pelanggan pada satu kios.
Dari keberhasilan robot Galbot G-1 yang dapat melayani pengunjung pada satu toko, perusahaan Galbot berencana untuk membuka 100 toko di 10 kota seperti Beijing, Shanghai, Shenzhen, Hangzhou, Chengdu, Suzhou dan kota-kota lainnya. Nantinya toko tersebut akan dilayani oleh robot Galbot G-1.
Asisten Profesor di Universitas Peking, Wang He mengatakan bahwasanya “Galaxy
Space Capsule adalah solusi ritel pintar pertama di dunia yang terintegrasi
untuk operasional konsumen reguler di lingkungan komersial. Penerapannya di Istama
Musim Panas merupakan contoh nyata bagaimana robot cerdas terintegrasi memberdayakan
konsumsi wisata budaya”
Ia juga menambahkan “Kami berharap, melalui layanan cerdas robot, kami dapat memberikan pengalaman wisata yang imersif dan interaktif yang belum pernah ada sebelumnya bagi pengunjung, mendorong inovasi dalam modalam model operasional objek wisata budaya tradisional, dan menunjukkan potensi integrasi mendalam antara budaya Tiongkok dan teknologi mutakhir."
Baca Juga: Pertandingan Sepak Bola Robot Pertama Kali di Gelar China, Tanpa Bantuan Manusia!
Teknologi Semakin Canggih, Mesin Gantikan Tenaga Manusia
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi semakin canggih. Ditambah
dengan hadirnya Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Beberapa perusahaan
di berbagai negara berlomba-lomba untuk menciptakan produk berteknologi tinggi.
Berkembangnya teknologi, ternyata membawa dampak negatif terhadap
struktur tenaga kerja. Gelombang PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) menjadi ancaman
besar yang harus diwaspadai. Tidak dapat dipungkiri, jika tenaga manusia dapat
digantikan dengan tenaga mesin yang terbilang cukup efektif dan efisien.
Profesi pekerjaan yang menjadi ancaman adalah para customer service
dan pramusaji. Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan besar seperti Google,
SalesForce, BlueFocus, Ikea dan perusahaan lainya yang sudah mulai mengganti karyawan
dengan AI.
Selain itu, China mulai mengembangkan produk robot humanoid yang dapat
melakukan pekerjaan seperti manusia. Robot-robot humanoid dipamerkan pada acara
WAIC 2025 di Shanghai pada bulan Juli lalu. Sejumlah restoran di China juga
sudah menggunakan robot kecil untuk menyambut pelanggan dan menyajikan
hidangan.
Mengganti manusia dengan mesin robot dianggap dapat menghemat biaya gaji
karyawan dan lebih efektif. Dikutip dari China Daily, seorang pemilik restauran
mengatakan bahwa robot dapat melakukan pekerjaan 3x lebih cepat dibandingkan
dengan manusia.
“Robot biasanya dapat menyajikan tiga lapis hidangan sekaligus, tetapi
manusia hanya dapat menyajikan satu atau dua hidangan” kata Lan Jie.
Penutup
Baca artikel dan berita lainnya di Google News
(SS)
