Teknologi.id - Elon Musk dikenal sebagai seorang tokoh yang tegas menolak kedatangan imigran ke Amerika Serikat, meskipun ia sendiri diduga pernah bekerja secara ilegal di negara tersebut. Menurut laporan dari Washington Post, Musk, yang lahir di Afrika Selatan, melakukan pekerjaan tanpa izin di AS pada tahun 1995 setelah keluar dari kuliah.
Setelah meninggalkan program pascasarjana di California, Musk terlibat dalam proyek pertamanya, Zip2, tanpa memiliki izin kerja yang sah. Meskipun ia mendukung kampanye Donald Trump, Musk pernah menyebut bahwa transisinya dari mahasiswa menjadi pengusaha sebenarnya masih abu-abu dari sudut pandang hukum.
Laporan dari Washington Post mengungkap bahwa orang terkaya di dunia ini hampir dipastikan bekerja di AS secara ilegal pada tahun 1995, setelah keluar dari Universitas Stanford. Zip2, perusahaan yang didirikannya, kemudian dijual sekitar USD 300 juta empat tahun setelahnya.
Para ahli hukum menyatakan bahwa mahasiswa internasional tidak diperbolehkan untuk keluar dari program studi mereka demi membangun bisnis, meskipun tidak dibayar. "Jika Anda melakukan aktivitas yang menghasilkan pendapatan, seperti mendesain kode atau mencoba menjual, itu bisa menimbulkan masalah," ungkap Leon Fresco, mantan pakar imigrasi di Departemen Kehakiman AS.
Pada waktu itu, penegakan hukum terkait pelanggaran visa pelajar tidak seketat saat ini. Meski tinggal melebihi batas waktu visa pelajar mungkin sering terjadi dan kadang-kadang diabaikan oleh pejabat, tindakan tersebut tetap ilegal.
Baca juga: Elon Musk Giveaway Rp 15 Miliar Setiap Harinya: Simak Syarat dan Cara Dapatnya!
Musk juga menuduh Wakil Presiden Kamala Harris, yang merupakan saingan Trump dalam pemilihan presiden, mengimpor pemilih melalui kehadiran imigran. Ia bahkan menggambarkan situasi di perbatasan AS-Meksiko dengan istilah "kiamat zombie."
Analisis terbaru dari Bloomberg News terhadap lebih dari 53.000 cuitan Musk di X menunjukkan bahwa dia semakin aktif membahas isu politik menjelang pemilihan mendatang. "Di tahun 2024, isu imigrasi dan penipuan pemilih telah menjadi topik paling banyak diangkat oleh Musk, menarik sekitar 10 miliar tampilan," kata laporan tersebut.
Musk diketahui telah memposting lebih dari 1.300 cuitan mengenai isu ini secara keseluruhan, dengan lebih dari 330 cuitan dalam dua bulan terakhir. Bloomberg menggambarkan Musk sebagai salah satu influencer paling berpengaruh di platform X, dengan konten yang paling banyak dibaca di sana.