Teknologi.id - Bitcoin kembali mencatat sejarah dengan mencapai harga tertinggi sepanjang masa, didorong oleh antusiasme pasar yang terus meningkat. Lonjakan harga ini dipengaruhi oleh berbagai faktor positif yang memicu rasa percaya diri di kalangan investor.
Di antara faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah kebijakan ramah aset digital dari Presiden terpilih Donald Trump, peningkatan aliran dana ke ETF Bitcoin, serta pengaruh positif dari langkah strategis MicroStrategy di pasar saham. Meski demikian, para ahli tetap mengingatkan tentang kemungkinan koreksi harga, mengingat tingginya volatilitas di pasar kripto.
Pada 16 Desember 2024, harga Bitcoin mencetak rekor baru di angka $106.449. Kenaikan ini disokong oleh berbagai sentimen positif, termasuk kebijakan yang dirancang untuk mendukung perkembangan teknologi blockchain di Amerika Serikat.
Kebijakan Ramah Kripto Donald Trump
Donald Trump, yang baru saja memenangkan pemilu presiden, telah menjanjikan langkah-langkah yang mendukung inovasi blockchain dan adopsi aset digital. Fokus utamanya adalah menjadikan AS sebagai pemimpin global dalam teknologi blockchain dengan menciptakan regulasi yang lebih kondusif.
Ada pula spekulasi bahwa Bitcoin bisa menjadi bagian dari cadangan aset nasional AS di bawah pemerintahan Trump. Meski gagasan ini masih diperdebatkan, wacana tersebut berhasil mendorong sentimen positif di pasar.
Selain kebijakan pemerintah, pengaruh perusahaan seperti MicroStrategy juga berkontribusi besar terhadap apresiasi harga Bitcoin. Masuknya MicroStrategy ke dalam indeks Nasdaq 100 memperkuat kepercayaan investor institusional terhadap Bitcoin sebagai aset yang layak dipertimbangkan.
Perusahaan ini dikenal karena strategi agresifnya dalam mengakumulasi Bitcoin sebagai cadangan utama. Langkah tersebut telah menarik perhatian banyak institusi lain yang mulai melihat Bitcoin sebagai alternatif penyimpan nilai, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Di sisi lain, aliran dana yang signifikan ke ETF Bitcoin juga menunjukkan minat besar dari investor institusional. Sejak kemenangan Trump pada awal November 2024, inflow ke ETF Bitcoin mencapai $12,2 miliar, sedangkan ETF Ethereum mencatatkan $2,8 miliar. Angka ini mencerminkan meningkatnya kepercayaan terhadap pasar kripto sebagai kelas aset alternatif.
Baca juga: Benarkah Ini Sosok Satoshi Nakamoto, Pencipta Bitcoin yang Misterius?
Analisis Harga Bitcoin
Meskipun harga Bitcoin terus bergerak dalam tren positif, potensi koreksi jangka pendek tetap ada. Analisis teknikal menunjukkan kemungkinan pembentukan pola “lower high” di sekitar level $101.500 dalam beberapa hari mendatang.
Prediksi ini muncul menjelang pengumuman kebijakan suku bunga oleh The Federal Reserve pada 19 Desember 2024. Jika The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 0,25%, seperti yang diperkirakan banyak analis, maka hal ini dapat memberikan dorongan tambahan bagi harga Bitcoin.
Namun, sebagian besar sentimen positif diyakini sudah tercermin dalam harga saat ini. Beberapa analis memperkirakan Bitcoin dapat mencapai level $125.000 hingga $250.000 pada awal 2025, sementara risiko koreksi sebesar 30% tetap membayangi, yang dapat membawa harga turun ke kisaran $87.500.
Kesimpulan
Rekor harga Bitcoin di level $106.449 menegaskan optimisme pasar terhadap prospek masa depan aset kripto. Sentimen positif yang dipicu oleh kebijakan ramah kripto, aliran dana institusional ke ETF Bitcoin, dan strategi MicroStrategy menjadi pendorong utama kenaikan harga.
Namun, volatilitas pasar tetap menjadi tantangan bagi investor. Dengan potensi koreksi harga dalam waktu dekat, langkah hati-hati dan pengelolaan risiko yang baik sangat diperlukan.
Investor diharapkan tidak terlalu terjebak dalam euforia sesaat dan tetap berpegang pada strategi jangka panjang yang terukur. Dalam kondisi pasar yang dinamis, disiplin dan perencanaan matang akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi fluktuasi harga Bitcoin.
(dwk)