Siap Produksi, Vaksin COVID-19 Moderna Diklaim Efektif 94,5%

Annisa Fadillah . November 16, 2020

Foto : Baltimore Sun

Teknologi.id - Setelah berita vaksin COVID-19 debutan Pfizer dikabarkan efektif 90%, kali ini Moderna mengklaim hal serupa. Pihaknya menginformasikan jika vaksin COVID-19 Moderna efektif 94,5%, menurut data awal yang dirilis oleh perusahaan dalam siaran pers. Persentase tersebut sedikit lebih tinggi daripada kemanjuran yang dilaporkan oleh Pfizer.

Meskipun begitu, data penelitian terkait klaim 94,5% belum dipublikasikan atau masih dalam peninjauan oleh pakar di luar perusahaan untuk keperluan validasi. Food and Drug Administration (FDA) selaku Badan Pengawas Obat Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka mencari vaksin yang setidaknya 50% efektif.

“Secara aspirasi, Anda mungkin ingin melihat efektivitas 90%, 95%, tapi sejujurnya kami tidak berekspektasi. Kami pikir kami akan baik-baik saja, tetapi efektivitas 94,5% sangatlah mengesankan,” ujar Anthony Fauci selaku Director of The National Institute of Allergy and Infectious Diseases dikutip dari The Verge dalam pernyataannya untuk The New York Times.

Baca Juga : Kabar Baik! Uji Vaksin Pfizer Efektif 90% Atasi Virus Corona

Dalam evaluasi awal ini, Moderna menyebutkan terdapat 90 kasus COVID-19 pada kelompok uji klinis yang mendapat plasebo dan hanya lima kasus pada kelompok yang diberi vaksin. Perusahaan juga menganalisis tentang berapa banyak kasus yang dikategorikan parah, dan menemukan 11 kasus parah di kelompok plasebo tetapi tidak ada di kelompok yang menerima vaksin.

Sekedar informasi tambahan, dikutip dari Hello Sehat, plasebo adalah metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal. Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan lainnya.

Perlu diketahui jika Moderna adalah vaksin COVID-19 pertama yang memasuki uji klinis pada bulan Maret 2020. Hanya 63 hari setelah sequence genetik virus SARS-CoV-2 berhasil dipublikasikan, Moderna secara tangkas mengerjakan penelitian vaksin COVID-19 dan menyuntikkannya kepada relawan pertama mereka.

Tidak ada masalah keamanan yang serius dengan vaksin tersebut, tetapi relawan vaksin COVID-19 melaporkan beberapa efek samping yang mereka rasakan saat uji coba dilakukan seperti kelelahan, sakit kepala, dan nyeri di tempat suntikan.

Moderna juga mengumumkan bahwa vaksin COVID-19 mereka dapat disimpan pada suhu lemari es (antara 36 dan 46 derajat Fahrenheit, atau 2 hingga 8 derajat Celcius) hingga 30 hari, untuk penyimpanan dan distribusi vaksin. Kelemahan vaksin COVID-19 dari Moderna ini adalah elemennya mudah rusak, karena bersifat sangat rapuh apabila tidak disimpan sesuai protokol penyimpanan yang berlaku.

Moderna mengatakan bahwa pihaknya bakal menyediakan kurang lebih 20 juta dosis vaksin di akhir tahun 2020, dan 500 juta hingga 1 miliar dosis pada tahun 2021.

Baca Juga : Vaksin Moderna Sukses Diujicobakan pada Lansia

(af)

Share :