Teknologi.id - Menghadapi dunia yang semakin sibuk, memenuhi kebutuhan makanan sehat menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang menjalani gaya hidup aktif.
Muhammad Syariful Umam, pendiri startup Kalorize, menjawab tantangan ini dengan menghadirkan platform rekomendasi makanan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Kalorize memberikan solusi bagi orang-orang yang ingin menjaga pola makan sehat dengan layanan katering yang disesuaikan dengan preferensi individu, seperti alergi atau kebutuhan diet khusus.
Dengan komitmen untuk menjadikan makanan sehat sebagai pilihan yang
praktis dan menyenangkan, Kalorize melayani berbagai segmen masyarakat, mulai
dari mahasiswa di asrama hingga pasien di rumah sakit.
Kalorize: Solusi Makanan Personalisasi Berbasis AI
Kalorize adalah platform yang menawarkan rekomendasi makanan yang dipersonalisasi menggunakan teknologi AI. Fokus utama mereka adalah pemesanan makanan dalam skala besar, seperti katering untuk asrama mahasiswa atau rumah sakit.
Setiap pesanan dapat disesuaikan dengan kebutuhan diet dan
preferensi khusus pengguna, mulai dari alergi hingga pola makan tertentu.
Solusi ini ditawarkan dalam bentuk paket bulanan, yang memungkinkan pelanggan
untuk tidak perlu lagi memikirkan makanan sehari-hari.
“Inspirasi awalnya berasal dari kebutuhan orang-orang yang
berolahraga (gym) yang ingin tetap menikmati makanan enak tanpa melanggar
aturan diet mereka,” jelas Umam. Namun, potensi pasar ternyata lebih luas dari
sekadar gym. Kalorize juga melihat peluang di sektor lain, seperti asrama
kampus dan rumah sakit, di mana kebutuhan makanan yang spesifik juga menjadi
perhatian penting.
Tantangan dan Strategi Bisnis
Setiap bisnis pasti menghadapi tantangan, dan Kalorize tidak
terkecuali. Salah satu tantangan terbesar adalah bersaing di pasar yang sudah
didominasi oleh pemain besar. Namun, Umam dan timnya mengambil pendekatan
kolaboratif, memilih untuk bekerja sama dengan entitas besar tersebut dan
menawarkan solusi win-win.
“Kami lebih memilih pendekatan diplomatis. Berbagi
keuntungan dengan pemain besar di industri ini memungkinkan kami untuk
menciptakan solusi yang saling menguntungkan,” kata Umam.
Keunikan Kalorize tidak hanya terletak pada penggunaan AI untuk merekomendasikan makanan, tetapi juga pada fleksibilitas dalam menyesuaikan setiap hidangan dengan kebutuhan pelanggan.
Dalam menanggapi pertanyaan dari Haidar, Umam menyebutkan bahwa dengan database yang berisi lebih dari 20.000 menu, Kalorize dapat memberikan variasi makanan yang luas, mulai dari kebutuhan diet pasien rumah sakit hingga pola makan untuk mahasiswa di asrama.
Mereka juga menawarkan solusi jangka panjang dalam bentuk paket bulanan,
yang memberikan ketenangan pikiran bagi pelanggan mereka.
Empati sebagai Fondasi Bisnis
Salah satu hal yang paling ditekankan oleh Umam dalam membangun Kalorize adalah empati. Menurutnya, memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan adalah kunci untuk merancang solusi yang benar-benar relevan.
Alih-alih langsung menolak ide atau permintaan pelanggan, Umam memilih untuk
menerima dan mendiskusikannya dengan tim untuk mengeksplorasi potensi yang ada.
“Empati menjadi dasar dari setiap ide bisnis kami. Kami
selalu mendengarkan pelanggan dan mencari solusi yang terbaik untuk mereka,”
jelasnya.
Penggunaan AI dalam Operasional
Salah satu keunggulan Kalorize adalah penggunaan AI untuk memproses data dan memberikan rekomendasi makanan. Sistem AI yang mereka kembangkan mampu menganalisis data dalam jumlah besar dan memberikan rekomendasi yang tervalidasi oleh nutrisionis.
Ini memungkinkan Kalorize untuk
memberikan solusi yang lebih cepat dan akurat dibandingkan metode manual,
sehingga pelanggan dapat menerima rekomendasi makanan yang sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Fokus pada Segmen B2B
Kalorize memilih untuk lebih fokus pada segmen B2B
(business-to-business), terutama dengan pendekatan langsung kepada institusi
seperti kampus dan rumah sakit. Menurut Umam, pendekatan ini lebih efisien dan
memberikan peluang untuk memperoleh keuntungan dalam skala besar sekaligus.
“Dengan B2B, kami dapat langsung menawarkan solusi kepada
instansi yang membutuhkan layanan katering dalam skala besar. Pendekatan ini
lebih efektif dan menguntungkan,” tambahnya.
Pentingnya Mentor dan Komunitas
Dalam perjalanan bisnisnya, Umam tidak pernah merasa berjalan sendiri. Ia memiliki tiga mentor yang berperan penting dalam membantu melihat perspektif yang mungkin tidak ia sadari.
Dua di antaranya adalah dosen,
dan satu lagi adalah praktisi yang memiliki pengalaman luas di industri.
Menurutnya, seorang mentor sangat dibutuhkan untuk membantu melihat "titik
buta" dalam pengambilan keputusan bisnis.
“Sebagai seorang pengusaha, sehebat apapun kita, pasti ada
hal-hal yang tidak bisa kita lihat sendiri. Di sinilah peran mentor sangat
penting,” tegas Umam.
Selain mentor, komunitas juga memegang peran krusial dalam pertumbuhan bisnis Kalorize. Melalui komunitas, Umam dapat menjalin kemitraan yang membuka peluang baru, baik dalam bentuk sumber pendapatan maupun wawasan baru.
Komunitas juga memberikan dukungan praktis, seperti informasi kebijakan,
legalitas, hingga membantu menemukan pemasok atau vendor yang tepat.
Perjalanan Muhammad Syariful Umam dalam membangun Kalorize adalah contoh nyata tentang bagaimana empati, mentor, komunitas, dan teknologi dapat bersinergi untuk menciptakan bisnis yang relevan dan berkelanjutan.
Dengan fokus pada personalisasi makanan dan penggunaan AI, Kalorize berhasil
menemukan ceruk pasar yang signifikan di sektor katering skala besar, terutama
di asrama dan rumah sakit. Pendekatan B2B yang efisien, serta dukungan mentor
dan komunitas, memberikan fondasi yang kuat bagi bisnis ini untuk terus tumbuh.
Bagi Umam, inovasi teknologi dan empati terhadap pelanggan
bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga etos kerja yang ia pegang teguh dalam
menjalankan usahanya.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google
News
(emh)