Jeritan Driver Ojol di Tengah Demo: Pendapatan Turun Drastis Akibat Komisi Tinggi

Aisyah Khoirunnisa' . September 02, 2025
Foto: TribunNews


Teknologi.id – Ribuan driver ojol (ojek online) kembali turun ke jalan untuk menyuarakan keluhan mereka. Aksi berlangsung di depan gedung Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Jakarta, menyoroti penurunan pendapatan yang drastis dan membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Fenomena ini menandai masalah yang semakin kompleks di sektor ekonomi gig Indonesia, di mana pekerja digital merasa terhimpit oleh kebijakan platform dan persaingan yang semakin ketat.

Baca juga: GoTo dan Maxim Benarkan Perwakilan Ojol yang Bertemu Gibran Adalah Mitra Resmi

Penyebab Penurunan Pendapatan Driver Ojol

1. Komisi Aplikasi yang Terlalu Tinggi

Driver ojol mengeluhkan komisi platform yang mencapai 20–25% dari setiap trip. Potongan besar ini membuat pendapatan bersih mereka menurun, memaksa mereka bekerja lebih lama hanya untuk mencapai target harian yang sama. Banyak driver menilai beban komisi tidak sebanding dengan layanan yang diberikan oleh platform.

2. Perang Harga dan Persaingan Ketat

Perusahaan ride-hailing kerap menurunkan tarif demi menarik pelanggan, namun tanpa kompensasi memadai bagi driver. Ditambah jumlah driver yang terus meningkat, persaingan semakin sengit dan pendapatan per driver semakin tergerus.

3. Penghapusan Sistem Bonus

Dahulu, bonus menjadi sumber pendapatan penting bagi driver. Namun kini, bonus berkurang atau bahkan dihapus, membuat driver hanya mengandalkan pendapatan dari trip yang sudah terpangkas oleh komisi dan perang harga. Situasi ini menunjukkan rapuhnya perlindungan pekerja di ekonomi gig, yang tidak memiliki jaminan pekerjaan tetap, upah minimum, maupun tunjangan lain.

Tuntutan Driver dan Dukungan Ekonom

Pemerintah Diminta Mengatur Tarif

Para driver menuntut Komdigi mengintervensi komisi platform dan menetapkan tarif yang adil serta transparan. Tujuannya untuk memastikan kesejahteraan mereka sekaligus menyeimbangkan kepentingan platform.

Dukungan Pakar Ekonomi

Tauhid Ahmad, ekonom senior dari Indef, menegaskan bahwa penurunan pendapatan driver ojol adalah masalah struktural, bukan sekadar musiman. Ia menekankan bahwa ekonomi gig Indonesia minim regulasi, sehingga driver berada dalam posisi rentan. Menurutnya, pemerintah perlu menetapkan tarif yang adil untuk melindungi pekerja dan mendorong ekosistem digital yang berkelanjutan.

Tanggapan Pemerintah dan Harapan Regulasi

Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan, mengaku sedang berdialog dengan operator platform. Namun, hingga kini, belum ada kebijakan definitif yang diambil untuk mengatasi masalah ini.

Regulasi yang jelas dan adil sangat penting untuk melindungi pekerja, memastikan persaingan sehat, dan menciptakan ekosistem digital yang berkelanjutan. Pemerintah perlu menyeimbangkan inovasi teknologi dengan perlindungan sosial bagi para driver yang menjadi tulang punggung ekonomi digital.

Baca juga: Viral! Netizen Asing Ramai Pesan Makanan untuk Dukung Driver Ojol di Indonesia

Kesimpulan

Jeritan driver ojol adalah panggilan bagi pemerintah untuk bertindak. Penurunan pendapatan akibat komisi tinggi, perang harga, dan kompetisi ketat menunjukkan ketidakseimbangan serius dalam ekonomi gig. Dukungan dari para ekonom menegaskan bahwa masalah ini struktural dan membutuhkan regulasi pemerintah. Penyelesaian masalah ini menjadi ujian penting dalam memastikan inovasi digital membawa manfaat merata bagi semua pihak.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(ak)

Share :