Foto: Shutterstock
Teknologi.id – Apple, University of California, Los Angeles (UCLA), dan perusahaan farmasi Biogen bekerja sama untuk mengembangkan fitur iPhone yang dapat membantu diagnosis depresi dan penurunan kognitif.
Melansir The Wall Street Journal, Apple tengah mencari jalan untuk membangun algoritma deteksi andal dengan mengidentifikasi sinyal yang ditemukan di berbagai data biometrik pengguna iPhone, termasuk pola tidur, mobilitas, dan cara mengetik di iPhone.
Algoritma ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk fitur iPhone terbaru. Jika terwujud, kemampuan diagnostik ini akan menambah portofolio kesehatan dan kebugaran Apple yang berkembang, yang sudah mencakup EKG dan akan segera menyertakan data kesehatan penting lainnya, seperti tekanan darah misalnya.
Seabreeze adalah nama kode Apple untuk proyek dengan UCLA tersebut. Untuk proyek Biogen, nama kodenya adalah Pi. UCLA sebelumnya telah mengumumkan bahwa fase percontohan penelitiannya dimulai musim gugur lalu dengan 150 orang dan akan diperluas untuk mencakup 3.000 orang akhir tahun ini.
Baca juga: Apple Luncurkan iPhone Lipat di Tahun 2023
Kesehatan telah menjadi area fokus utama Apple dalam beberapa tahun terakhir. Contohnya, Apple Watch berkembang dari pelacak kesehatan yang relatif mendasar menjadi produk canggih mencakup banyak fitur pemantauan dan manajemen kesehatan.
Namun, terdapat satu alasan mengapa Apple dan mitranya tidak yakin tentang nasib akhir proyek ini. Kekhawatiran tersebut adalah fitur-fitur baru ini akan memerlukan pelacakan ekstensif yang dapat memicu masalah keamanan di antara pengguna umum dan kelompok advokasi privasi.
Apple dilaporkan mencoba untuk menghindari kekhawatiran tersebut dengan mengandalkan algoritma yang bekerja pada perangkat tanpa data yang dikirim ke server perusahaan di Cupertino atau di tempat lain, seperti dilaporkan Screenrant.
Bersamaan dengan UCLA dan Biogen, Apple juga dilaporkan bekerja sama dengan Duke University sebagai bagian dari kemitraan penelitian terkait otak yang belum diungkapkan perusahaan kepada publik. Keduanya tampaknya sedang mengerjakan teknologi untuk mendeteksi autisme pada masa kanak-kanak.
Penelitian ini dilaporkan akan menggunakan kamera iPhone untuk mempelajari bagaimana anak-anak kecil fokus, seberapa sering mereka bergerak ke depan dan ke belakang, dan ukuran lainnya.
(MIM)