Peneliti Amerika Kembangkan Aplikasi yang Dapat Mengidentifikasi Gejala Stroke

Afiyah Khaulah . February 03, 2023
Foto: The Washington Post


Teknologi.id - Peneliti Amerika tengah mengembangkan aplikasi FAST.AI yang akan mendeteksi tanda tanda stroke paling umum menggunakan algoritma machine learning, computer vision, dan metode signal processing.

Penelitian ini akan dipresentasikan pada International Stroke Conference 2023 pada tanggal 10 Februari 2023 mendatang di Dallas, Texas. Radoslav I. Raychev, penulis utama studi dan ahli saraf vaskular di University of California, Los Angeles, mengatakan bahwa tujuan dari pengembangan teknologi ini adalah untuk memberikan bantuan medis darurat lebih cepat kepada pasien.

Inovasi Baru untuk Mendeteksi Gejala Stroke

Aplikasi yang digagas oleh Neuronics Medical ini akan mendeteksi perubahan pada suatu sisi wajah dan lengan, dan mendeteksi ucapan yang tidak jelas menggunakan aplikasi pada smartphone. Seluruh perubahan kondisi tubuh tersebut adalah tanda tanda strok yang diakibatkan oleh turunnya otot muka pasien. Menurut Neuronics Medical, cara kerja pendeteksian raut wajah dapat dilakukan dengan memerhatikan 68 titik tertentu wajah, saat melakukan rekaman wajah pengguna.

Selain mengamati asimetri pada wajah, FAST.AI juga akan mengukur gerakan dan orientasi lengan pasiennya berdasarkan sensor. FAST.AI tidak hanya memperhatikan ciri visual dari pasien stroke, namun aplikasi ini dapat merekam suara penggunanya dan memantau perubahan dalam ucapan.

Baca Juga : Deep Brain AI Luncurkan Layanan untuk Bertemu Orang yang Sudah Meninggal

Keakuratan Tinggi Saat Tahap Pengujian

Meskipun masih dalam tahap pengembangan, para peneliti mengklaim bahwa aplikasi ini dapat bekerja secara akurat layaknya seorang ahli saraf (neurologist). FAST.AI telah diujikan kepada 270 pasien dalam waktu 72 jam setelah pasien tersebut dilarikan ke rumah sakit karena stroke akut.

Hasilnya pun terbilang sangat efektif. FAST.AI dinyatakan dapat mendeteksi ciri visual gejala stroke dengan akurat. Aplikasi ini dapat mengenali asimetri wajah pasien stroke pada hampir 100% peserta. Aplikasi ini pun juga dapat mengidentifikasi kelemahan lengan pada lebih dari dua pertiga kasus, atau memiliki tingkat keakuratan 72%.

Namun, fitur yang menganalisis cara bicara pasien masih harus divalidasi dan diuji sepenuhnya. Peneliti mengatakan bahwa fitur ini belum diujikan kepada pasien stroke di rumah sakit.

Raychev sebagai CEO dan Co-Founder FAST.AI pun percaya bahwa aplikasi ini dapat membantu pasien mengidentifikasi gejala stroke sebagi para ahli. "Hasil awal ini mengonfirmasi bahwa aplikasi dapat mengidentifikasi gejala stroke akut dengan andal seakurat neurologist, dan mereka akan membantu meningkatkan akurasi aplikasi dalam mendeteksi tanda dan gejala stroke," ujar Raychev.

"Banyak pasien stroke tidak datang ke rumah sakit tepat waktu untuk perawatan penghilang gumpalan, yang merupakan salah satu alasan mengapa sangat penting untuk mengenali gejala stroke dan segera menelepon 9-1-1," jelas Raychev.

Hanya untuk Edukasi, Bukan Alat Diagnostik

Para ahli pun setuju bahwa aplikasi ini adalah sebuah inovasi bagus yang dapat membantu mendeteksi gejala stoke. Namun, mereka mengatakan bahwa aplikasi FAST.AI lebih baik digunakan sebagai alat edukasi tanda tanda stroke, agar pasien dapat segera menelfon rumah sakit untuk mencegah hal buruk terjadi.

Para ahli menekankan bahwa FAST.AI bukanlah alat diagnostik, dan masih membutuhkan dokter sungguhan untuk mengambil tindakan lebih lanjut bagi pasien stroke.

“Ini adalah kesempatan yang menarik untuk melihat bagaimana kita dapat menggunakan teknologi AI untuk informasi lebih lanjut tentang gejala stroke,” kata Andrew Russman, kepala program stroke dan direktur medis Pusat Stroke Komprehensif di Klinik Cleveland.

“Tetapi ini tidak boleh dianggap sebagai metodologi untuk memutuskan apakah akan menelepon 911 atau memutuskan apakah seseorang secara pasti mengalami gejala stroke. Itu hanya satu informasi yang terdengar menarik saat ini tetapi belum memiliki penerapan yang sebenarnya.” sambung Andrew.

Baca Juga : 9 Inovasi Berbasis AI Terbaik dari CES 2023 yang Wajib Kamu Coba

(ak)

Share :