Menjadi App Terpopuler & Gratis, Darimana Pendapatan WhatsApp?

Muhammad Iqbal Mawardi . February 15, 2022

Foto: Unsplash

Teknologi.id – WhatsApp sudah berkembang sangat jauh dengan menjadi aplikasi perpesanan yang paling banyak digunakan pengguna saat ini. Terdapat lebih dari dua miliar pengguna aktif per bulannya. Jumlah pengguna tersebut mampu membawa WhatsApp menjadi aplikasi perpesanan paling populer. 

Dengan jumlah tersebut, analis pasar di Forbes memperkirakan WhatsApp mampu mencetak total pendapatan hingga lebih dari 5 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 71 triliun. Angka ini diikuti dengan rata-rata pendapatan yang didapat dari tiap pengguna sebesar 4 dolar AS (sekitar Rp57.000).

Sejak diakuisisi oleh perusahaan Meta per tahun 2014 dengan nilai Rp223 triliun, pendapatan WhatsApp lebih sulit untuk diketahui. 

Sebelumnya WhatsApp pernah menerapkan kebijakan biaya berlangganan pada pengguna sebesar 1 dolar AS per tahun atau sekitar Rp. 14.000. 

Biaya langganan ini adalah sumber pendapatan utama WhatsApp kala itu. Dengan diterapkannya kebijakan biaya berlangganan tersebut, pendapatan WhatsApp jadi lebih mudah untuk dibaca.

Namun WhatsApp akhirnya dibuat menjadi aplikasi pesan instan yang sepenuhnnya gratis. WhatsApp yang dikembangkan sejak 2009 oleh Brian Acton and Jan Koum, memang didesain sebagai platform perpesanan yang lebih murah untuk menyaingi SMS.

Baca juga: Cara Mudah Rekam Telepon WhatsApp di Android dan iPhone

Lalu yang menjadi pertanyaan, bagaimana WhatsApp bisa tetap beroperasi tanpa ada pemasukan. Apakah bakal ada iklan dari pihak ketiga?

WhatsApp punya cara tersendiri agar bisa memperoleh uang sekaligus membuat platform-nya gratis diakses pengguna. Kini, WhatsApp memperoleh uang dari platform dengan layanan pesan khusus untuk kelas pebisnis atau pengusaha. 

Dengan jumlah pengguna yang dimiliki, WhatsApp menawarkan platform khusus agar pengusaha bisa berinteraksi dengan para konsumennya. 

Platform khusus ini bernama WhatsApp Bussines API. Berbeda dengan WhatsApp Bussines versi biasa, WhatsApp Bussines API bisa diakses oleh banyak pengguna dengan menggunakan satu nomor. 

Contoh dari penerapan WhatsApp Bussines API bisa dilihat dari customer service (CS) yang sudah hadir pada perusahaan besar, misalnya BCA, Indihome, dan sebagainya. Biasanya nomor WhatsApp CS pada perusahaan yang menggunakan WhatsApp Bussines API bakal muncul centang hijau di nama kontaknya.

Pengguna dapat menghubungi CS tersebut lewat nomor WhatsApp apabila terjadi keluhan terkait pelayanan.

Sementara itu, CS juga dapat menghubungi pengguna jika ada informasi terbaru terkait layanan. WhatsApp Business API memiliki sejumlah tagihan yang harus dibayar pengguna tiap bulannya. 

Tagihan tersebut dihitung dari tiap chat yang dilakukan antar pebisnis dengan konsumennya di WhatsApp Bussines API. 

Biaya tiap chat tersebut berbeda-beda di tiap negara. WhatsApp Business API tidak bisa diunduh lewat toko aplikasi App Store atau Google Play Store. 

Pengguna yang ingin memperoleh layanan ini bisa menghubungi Meta Bussines Partners yang ada di tiap negara, dikutip dari laman resmi Meta for Developer. 

Layanan ini telah dikembangkan WhatsApp sejak tahun 2016, bebarengan diberhentikannya biaya berlangganan. WhatsApp Bussines API kini menjadi sumber pemasukan perusahaan, menggatikan biaya berlangganan yang dulunya dilimpahkan ke para pengguna dari WhatsApp.

(MIM)

Share :