Teknologi.id - Perkembangan pesat mengenai kecerdasan AI telah dirasakan oleh manusia seiring waktu. Hal ini dapat dilihat bagaimana dalam beberapa tahun terakhir, teknologi AI menjadi inti dari banyaknya inovasi dalam industri teknologi.
Namun, satu hal yang menarik perhatian, ada sebuah laporan baru mengenai konsumsi air yang melonjak berkat penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari, apa hubungan konsumsi air dengan penggunaan AI?
Baca juga : Penelitian Terbaru: Lama Hari di Bumi Bisa Capai 25 Jam
Lonjakan ini terjadi di Virginia, Negara bagian di Amerika Serikat yang memiliki ratusan fasilitas pusat data, termasuk salah satu yang terbesar di dunia. Perusahaan teknologi besar seperti Google dan Microsoft, memiliki fasilitas mereka disini. Pusat data yang berdiri ini membutuhkan air dalam kuantitas yang cukup besar untuk menjaga suhu server mereka tetap stabil.
Menurut laporan dari Financial Times konsumsi air oleh pusat data di virginia mencapai 7 miliar liter air pada tahun 2023, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2019 dengan konsumsi air 4 miliar liter.
Peningkatan ini dikarenakan tingginya penggunaan AI. Setiap kali model AI dilatih, diperlukan ribuan, bahkan jutaan, server untuk menjalankan algoritma yang kompleks.
Proses ini menghasilkan panas yang luar biasa, yang memerlukan sistem pendingin yang efisien, dan salah satu metode yang paling umum adalah menggunakan air.
Air secara terus menerus digunakan untuk mendinginkan server, yang selalu bekerja untuk mengelola, memproses, dan menyimpan data dalam jumlah besar yang diperlukan untuk menjalankan algoritma AI.
Baca juga: Microsoft Larang AI Gantikan Profesi Profesional Mulai September 2024
Server yang berada di Virginia dan juga yang tersebar di daerah lainnya menjalankan algoritma AI menghasilkan lebih banyak panas daripada sistem komputer “jadul”, untuk membuat 5 hingga 50 prompt dengan ChatGPT sendiri saja sudah mengonsumsi 500 ml air.
Dikarenakan peningkatan tren penggunaan AI selaras dengan penggunaan air untuk mendinginkan server, sebagian besar wilayah Virginia sedang mengalami kondisi kekeringan yang "tidak normal," namun banyak pusat data milik perusahaan teknologi besar tetap beroperasi di daerah yang mengalami kekurangan air.
Microsoft melaporkan bahwa pada tahun 2023, 42 persen dari total air yang dikonsumsi di fasilitasnya berasal dari wilayah ini, sementara perusahaan pemilik Gemini menyatakan bahwa 15 persen dari penggunaan air terjadi di daerah yang sudah menghadapi masalah kelangkaan air.
Respon raksasa teknologi
Satu per satu perusahaan teknologi mulai menyerukan solusi untuk menyelamatkan lingkungan. Amazon baru-baru ini mengatakan telah berkomitmen untuk menjadi pengelola air yang baik. Perusahaan ini berencana untuk mencapai status "positif terhadap air" pada tahun 2030, di mana mereka akan mengembalikan lebih banyak air ke komunitas daripada yang mereka konsumsi di fasilitas mereka.
Microsoft juga sedang mengembangkan "teknologi pendinginan tanpa air" untuk pusat data di Virginia, sementara Google tidak memberikan komentar mengenai kekeringan ini.
Perkembangan AI memang membawa banyak manfaat bagi berbagai sektor industri, tetapi dampak lingkungannya tidak boleh diabaikan. Konsumsi air oleh pusat data, terutama di daerah seperti Virginia, menunjukkan bahwa adanya kepentingan mendesak untuk menemukan solusi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Mengingat saat ini penggunaan AI sudah melekat dalam kehidupan manusia, penting bagi perusahaan teknologi untuk tidak hanya fokus pada inovasi, tetapi juga pada tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Upaya untuk mengurangi konsumsi air dan mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan harus menjadi prioritas untuk memastikan bahwa kemajuan teknologi yang membantu manusia, tidak merusak satu satunya tempat tinggal bagi manusia juga makhluk hidup lainnya.
Baca berita dan artikel lainnya di : Google News.