Mengenal Geoffrey Hinton, Sang Bapak AI yang Raih Penghargaan Nobel

Muhammad Haris Aminan . October 14, 2024

Geoffrey Hinton NobelFoto : PassionateGeekz

Teknologi.id - Geoffrey Hinton dikenal luas sebagai "Godfather of AI" karena peran pentingnya dalam pengembangan kecerdasan buatan. Peran Geoffrey Hinton dalam dunia kecerdasan buatan tidak hanya terbatas pada inovasi teknologi, tetapi juga mencakup bagaimana kita berpikir tentang masa depan AI.

Salah satu kontribusi terbesarnya selain AlexNet dan backpropagation, adalah mengubah paradigma penelitian AI. Karya-karyanya tidak hanya memajukan teknologi, tetapi juga mendorong generasi baru ilmuwan dan peneliti untuk terus memperdalam pemahaman mereka tentang bagaimana mesin dapat berpikir dan belajar seperti manusia.

Melalui berbagai kontribusinya, Hinton sukses meraih berbagai penghargaan. Namun dilain sisi, juga sangat terbuka terhadap kekhawatiran yang ia rasakan terkait dampak dari teknologi yang ia bantu kembangkan.

Profil Geoffrey Hinton

Geoffrey Hinton, seorang ilmuwan komputer berdarah Inggris-Kanada yang lahir di London pada 6 Desember 1947. Hinton berasal dari keluarga dengan latar belakang akademis yang kuat. Ayahnya, Howard Everest Hinton, adalah seorang ahli serangga yang diakui di dunia ilmiah. Selain itu, keluarganya memiliki ikatan dengan George Boole, matematikawan terkemuka yang terkenal karena menciptakan logika Boolean yang menjadi fondasi banyak prinsip dalam ilmu komputer modern. Lingkungan akademis ini tampaknya membentuk minat Hinton terhadap ilmu pengetahuan sejak usia dini.

Hinton menempuh pendidikan di Universitas Cambridge hingga lulus dengan gelar di bidang psikologi eksperimental pada tahun 1970. Ia kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Edinburgh dan memperoleh gelar Ph.D dalam kecerdasan buatan (AI) pada tahun 1978. Walaupun beberapa profesornya skeptis terhadap gagasannya yang berfokus pada model jaringan komputer nonkonvensional, Hinton tetap teguh dengan penelitiannya. Maka, ia mulai mengembangkan teori tentang jaringan saraf yang terinspirasi oleh cara kerja otak manusia untuk memproses informasi. Teorinya ini kelak menjadi salah satu terobosan terbesar dalam pengembangan kecerdasan buatan modern.

Karir Hinton membawanya ke Amerika Serikat pada tahun 1980-an dengan bekerja di Universitas Carnegie Mellon. Bersama rekan-rekannya, ia mengembangkan algoritma backpropagation. Hal tersebut menjadi sebuah metode penting yang memungkinkan jaringan saraf belajar dari kesalahan dan memperbaiki performanya. Pada 1987 Hinton pindah ke Kanada dan bergabung dengan Universitas Toronto. Ia terus melakukan penelitian, khususnya dalam pengembangan deep learning. Salah satu pencapaian paling terkenalnya adalah AlexNet, sebuah jaringan saraf yang sangat penting dalam kemajuan pengenalan gambar oleh komputer. Karya ini menjadi titik balik dalam pengembangan AI, khususnya untuk tugas-tugas seperti pengenalan gambar dan pemrosesan bahasa alami.

Foto : Itworks

Baca juga : Pakar Ungkap Potensi Risiko Bencana AI dan Cara Mencegahnya

Penghargaan Nobel Fisika 2024

Pada 8 Oktober 2024 Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan penghargaan Nobel Fisika untuk Geoffrey Hinton bersama ilmuwan asal Amerika Serikat yakni John Hopfield. Mereka diakui atas kontribusi mereka dalam pengembangan machine learning, yang kini menjadi pondasi penting dalam kecerdasan buatan (AI). Penemuan mereka di bidang ini tidak hanya membawa perubahan revolusioner dalam cara AI berfungsi, tetapi juga memicu kemajuan pesat dalam berbagai sektor yang memanfaatkan teknologi ini. Penghargaan ini diumumkan dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Stockholm, Swedia, dan berita tentang kemenangan Hinton serta Hopfield kemudian disebarkan melalui unggahan dari akun resmi X (dulu Twitter) @NobelPrize. Dalam unggahan tersebut, Hinton mengaku terkejut dengan penghargaan yang diterimanya, terutama karena saat itu ia sedang berada di California dalam kondisi yang tidak biasa.

“Saya berada di sebuah hotel murah di California yang tidak memiliki akses internet atau telepon yang memadai. Seharusnya hari ini saya melakukan tes MRI, tetapi saya rasa itu harus ditunda,” katanya sambil tertawa saat menerima berita penghargaan Nobel tersebut.

Kekhawatiran Hinton Terhadap Teknologi AI

Pada tahun 2023, Hinton membuat keputusan besar dengan mengundurkan diri dari Google, setelah lebih dari satu dekade bekerja di perusahaan teknologi tersebut. Selama masa kerjanya di Google, ia memainkan peran penting dalam mengembangkan berbagai produk berbasis AI yang sekarang banyak digunakan di seluruh dunia.

Namun, keputusannya untuk keluar dari Google juga menjadi langkah simbolis atas keprihatinannya yang mendalam terhadap potensi bahaya dari teknologi AI. Setelah pengunduran dirinya, Hinton semakin lantang menyuarakan pandangannya mengenai risiko yang mungkin timbul dari penyalahgunaan AI. Salah satu perhatian utamanya adalah bahwa AI dapat dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan, baik dalam bentuk teks, gambar, maupun video. Dengan kemampuan AI yang semakin canggih, Hinton mengkhawatirkan bagaimana teknologi ini bisa dimanipulasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Sulit untuk mencegah individu dengan niat buruk menggunakan teknologi ini untuk tujuan-tujuan yang merusak," katanya.

Di samping itu, Hinton juga khawatir tentang potensi AI dalam menggantikan tenaga kerja manusia di banyak sektor industri. Ia menyadari bahwa jika AI digunakan secara luas tanpa pengaturan yang tepat, akan ada dampak besar terhadap sosial-ekonomi masyarakat. Pekerjaan yang sebelumnya dilakukan oleh manusia bisa saja digantikan oleh mesin-mesin cerdas, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengangguran dan memperlebar kesenjangan ekonomi. Kekhawatiran ini menunjukkan bahwa meskipun Hinton adalah salah satu pencipta utama teknologi AI, ia tetap menyadari sisi gelap dari perkembangan tersebut.

Kontribusi Lain dan Warisan Hinton

Banyak dari temuan Hinton telah menjadi dasar untuk berbagai aplikasi AI yang kita gunakan hari ini, mulai dari pengenalan suara hingga analisis data medis. Teknologi AI yang ia kembangkan juga berperan penting dalam otomatisasi industri, kendaraan otonom, hingga teknologi canggih seperti pemrosesan bahasa alami yang digunakan dalam aplikasi asisten virtual.

Hinton tetap menjadi salah satu tokoh terpenting dalam sejarah kecerdasan buatan, dan meskipun ia pensiun dari Google, pemikirannya terus membentuk masa depan teknologi AI. Di masa depan, warisan Geoffrey Hinton kemungkinan akan terus berlanjut, dengan dampak dari penemuan-penemuannya masih akan dirasakan selama beberapa dekade mendatang. Terlepas dari berbagai kekhawatirannya, Hinton tetap berkontribusi besar terhadap perkembangan AI yang membawa manfaat besar bagi umat manusia.

Baca berita dan artikel lain di Google News


(mha)




author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar