Perang Hukum Dimulai! New York Times Gugat Perplexity AI Soal Hak Cipta

Algis Akbar . December 08, 2025

Foto: tangselife

Teknologi.id - Saat AI generatif seperti ChatGPT dan search engine cerdas semakin jadi andalan sehari-hari, pertanyaan besar muncul: bolehkah mereka "pinjam" konten berita tanpa izin? The New York Times, salah satu surat kabar paling berpengaruh di dunia, baru saja ajukan gugatan hukum terhadap startup AI Perplexity. Ini jadi babak baru dalam konflik hak cipta digital, di mana penerbit media menuntut kompensasi atas penggunaan artikel mereka untuk latih model AI. Di era di mana AI sudah gantikan mesin pencari tradisional, gugatan ini bisa ubah cara platform teknologi beroperasi.

Pengajuan Gugatan The New York Times terhadap Perplexity 

The New York Times mengajukan gugatan terhadap Perplexity AI pada Jumat, 5 Desember 2025, di pengadilan federal New York. Gugatan ini tuduh Perplexity melanggar hak cipta dengan menggunakan konten NYT tanpa izin untuk latih dan operasikan produk AI-nya, termasuk chatbot dan search engine. Ini jadi gugatan kedua NYT terhadap perusahaan AI, setelah kasus serupa melawan OpenAI dan Microsoft pada 2023. Perplexity, startup berbasis San Francisco yang didirikan 2022 oleh mantan engineer OpenAI Aravind Srinivas, disebut terus gunakan materi NYT meski sudah dihubungi berulang kali selama 18 bulan untuk hentikan. NYT tuntut ganti rugi tidak disebutkan jumlahnya dan perintah pengadilan agar Perplexity hentikan penggunaan kontennya.

Baca juga: AiPaper Milik Viwoods: Gadget e-Book Android Kini Berwarna!

Detail Tuduhan dan Cara Kerja Perplexit

Foto: telset.id

NYT klaim Perplexity ambil potongan besar dari artikel, video, dan karya lainnya untuk hasilkan respons yang mirip atau identik, sehingga saingi layanan NYT sendiri seperti berita berbayar dan iklan. Ini bukan fair use, kata mereka, karena Perplexity ciptakan produk yang langsung bersaing dan kurangi lalu lintas ke situs NYT. Perplexity disebut sebagai "answer engine" pertama di dunia, yang jawab pertanyaan dengan teks lengkap tanpa perlu klik link sumber. Produknya, termasuk chatbot dan browser Comet yang rilis Oktober 2025, gunakan AI mirip ChatGPT untuk rangkum konten dari database web. NYT bilang ini curi jutaan karya mereka, termasuk laporan investigasi, tanpa kompensasi, dan kadang menghasilkan informasi yang salah mengatasnamakan sumber referensi ke NYT yang dapat merusak reputasi. 

Gugatan ini bagian dari 40+ kasus serupa di AS, di mana penerbit tuntut AI bayar atas pelatihan model. NYT sebut Perplexity abaikan peringatan berulang, termasuk setelah kontak awal 18 bulan lalu.

Baca juga: OpenAI Umumkan Code Red, Semua Proyek Dihentikan Demi Fokus ke ChatGPT

Dampak Hukum dan Konteks Industri AI

Gugatan ini ancam model bisnis Perplexity, yang valuasinya capai 20 miliar dollar AS dan hasilkan lebih dari 100 juta pencarian generatif per minggu. Jika menang, NYT bisa paksa Perplexity bayar royalti atau hentikan gunakan konten berita, ubah cara AI akses web. Ini juga dampak lebih luas: perusahaan AI seperti Google dan Meta mungkin hadapi tuntutan serupa, karena pelatihan model sering pakai data publik tanpa izin eksplisit. Di konteks industri, konflik ini muncul saat AI ganti peran pencarian tradisional, kurangi pendapatan penerbit dari iklan dan langganan. NYT, yang sudah tuntut OpenAI soal jutaan artikelnya dipakai latih GPT, sebut ini "pencurian" jurnalisme. Bagi Indonesia, di mana media digital hadapi tantangan serupa dengan platform seperti TikTok dan YouTube, kasus ini jadi pelajaran soal lindungi hak cipta lokal di era AI.

Perplexity belum beri komentar resmi saat gugatan diajukan, meski perusahaan ini sudah hadapi tuntutan serupa dari Dow Jones (pemilik Wall Street Journal dan New York Post) tahun lalu. NYT bilang mereka siap perjuang hak cipta jurnalisme, yang jadi dasar informasi publik. Gugatan ini bisa set preseden fair use untuk AI, di mana pengadilan harus putuskan apakah rangkum konten untuk jawab pertanyaan termasuk pelanggaran atau transformasi adil. Ini tambah tekanan pada startup AI yang bergantung data web untuk latih model.

Prospek Perang Hak Cipta AI 

Gugatan NYT vs Perplexity jadi sinyal perang hukum AI memanas, dengan penerbit media tuntut kompensasi atas konten yang jadi "bahan bakar" model cerdas. Saat AI terus berkembang, kasus ini bisa ubah aturan akses data, dorong lisensi berbayar, dan lindungi kreator dari "pencurian digital". Bagi industri teknologi, ini panggilan untuk keseimbangan antara inovasi dan etika.

Baca Berita dan Artikel lainnya di Google News

(AA/ZA)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar