Tanijoy, Startup yang Bantu Petani Raih Kesejahteraan

Teknologi.id . January 25, 2018

Indonesia adalah negara yang dikenal akan sumber daya alamnya yang melimpah. Tanah negara Indonesia juga dikenal akan kesuburannya sehingga hampir semua jenis tanaman yang ada di wilayah dunia lain bisa tumbuh di tanah negara ini. Bahkan jika kita mengingat, di era tahun 1980-an Indonesia pernah menjadi negara pengekspor utama beras di wilayah asia.

Kendati demikian, keadaan itu tak membuat penduduk Indonesia yang berprofesi sebagai petani hidup dalam kesejahteraan. Padahal lebih dari 60% penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani, mereka tinggal di pedesaan dan termasuk golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Oleh karena itu, didasarkan pada kenyataan itulah Tanijoy didirikan dengan tujuan membantu petani kecil agar terlepas dari jerat kemiskinan. Terlebih petani yang berada di pelosok pedesaan dan belum menguasai teknologi. Tanijoy bekerja dengan menghubungkan pemilik lahan atau investor dengan petani kecil.

Tanijoy didirikan oleh Muhamad Nanda Putra dan Kukuh Budi Santoso pada Februari 2017 silam. Tanijoy berangkat dari beberapa permasalahan, yakni petani di Indonesia mayoritas tidak memiliki lahan sendiri, petani seringkali harus meminjam modal yang cukup besar dari perantara, petani dibayar dengan upah rendah oleh perantara, serta resiko gagal panen yang tinggi karena kurangnya pengetahuan.

Dari permasalahan itulah Tanijoy menawarkan layanan yang menghubungkan petani kecil yang tidak memiliki lahan, tidak memiliki cukup pengetahuan, tidak punya modal, dan produktivitasnya rendah dengan pemilik lahan yang tidak memiliki cukup waktu untuk mengurus lahan.

Selain menghubungkan petani dengan pemilik lahan, ada juga Field Manager yang bertugas sebagai penasihat petani, memberikan bimbingan pada petani, mengawasi aktivitas bercocok tanam, pengumpulan data, dan menjual hasil panen.

Selain itu tersedia juga dashboard yang dapat digunakan petani untuk memantau kondisi tanaman, mengetahui waktu panen, membuat laporan keuangan, memberikan rekomndasi dan memberikan transparansi di setiap prosesnya.

Kemudian sayuran yang dihasilkan akan didistribusikan maksimal 24 jam dari panen langsung kepada konsumen akhir maupun retailer sehingga memotong rantai pasok produk pertanian yang panjang. Tersedia juga website sebagai platform untuk petani agar petani dapat menjual produknya secara online. (nks)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar