SMASH: Solusi manajemen sampah di Indonesia

Teknologi.id . January 24, 2018

Foto: pixabay.com
Indonesia, sebagai negara kepulauan yang memiliki jumlah populasi sekitar 260juta memiliki banyak permasalahan. Salah satu masalah yang cukup menjadi sorotan kali ini berkaitan dengan lingkungan, yaitu volume sampah yang meningkat terus setiap harinya dan masih banyaknya sampah berserakan. Kali ini tim Teknologi.id berkesempatan bertemu dengan Smash.id, startup yang bergerak di bidang sosial khususnya sistem pengelolaan sampah, dengan aplikasi BankSampah.id, mySmash dan e-smash yang siap membantu menyelesaikan masalah tersebut! Bermula dari inisiasi sang Founder, Putra Fajar Alam yang diminta oleh Orangtuanya untuk membantu membuat sistem Bank Sampah yang akan digunakan di Pangkalan Bun, Kalimantan dan berkesempatan bertemu dengan pendiri Bank Sampah Indonesia, Pak Bambang, akhirnya sistem tersebut di gunakan di dua Bank Sampah yang berbeda. Sempat vakum dikarenakan masih menjalani kuliah S1, produk tersebut akhirnya berlanjut ketika Putra bertemu dengan Co-Founder nya, Addin Gama Bertaqwa dan bermaksud untuk menjadikan sistem manajemen sampah tersebut sebagai platform yang dapat di gunakan oleh Bank Sampah di seluruh Indonesia. Maka lahirlah BankSampah.id, aplikasi berbasis web dan mobile yang bertujuan untuk mendukung kegiatan operasional Bank Sampah di seluruh Indonesia. Apa sih Bank Sampah? buat kalian yang belum tau, Bank Sampah merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipisahkan berdasarkan kategorinya. Sampah yang terkumpul akan di setorkan ke pengrajin sampah atau ke tempat pengepul. Orang yang mengumpulkan sampah tersebut disebut sebagai nasabah. Sampah yang dikumpulkan oleh nasabah akan dicatat, dan dikonversikan ke dalam rupiah berdasarkan nilai dari masing masing kategori sampah. Setiap rentang waktu tertentu nasabah dapat mencairkan uangnya sesuai dengan jumlah nilai sampah yang telah ia kumpulkan. Bank Sampah yang sudah menggunakan platform ini berjumlah sekitar 1.057 tersebar dari 32 Provinsi. Melalui BankSampah.id, pengelola Bank Sampah dapat dengan leluasa mengelola tabungan nasabah secara transparan dan juga Bank Sampah yang telah bergabung dapat terintegrasi secara nasional sehingga dapat memudahkan proses pemantauan, pengelolaan dan perencanaan sampahnya.

Foto: http://genetik.co.id/portfolio/smash
Tidak berhenti disitu saja, setelah mengikuti beberapa kompetisi pengembangan startup, Putra dan Addin kemudian mengembangkan aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat, mySmash! Aplikasi yang menghubungkan nasabah dengan Bank Sampah terdekatnya. Gimana sih sistem kerja mySmash? pertama nasabah mengecek bank sampah terdekat, lalu cek harga sampah sesuai kategorinya, pilah sampah, kemudian nasabah dapat request jemput sampah. Sampah yang disetor oleh nasabah akan ditimbang dan dicatat kemudian sampah tersebut di distribusikan ke tempat pengrajin sampah. Sampah yang telah dijadikan kerajinan pun dapat dilihat di aplikasi ini loh!

Foto: http://my.smash.id/
  Saldo yang kamu kumpulkan di mySmash bisa dipakai untuk berbagai macam transaksi. Beli pulsa, bayar tagihan, transfer, tarik tunai, bahkan donasi. Berkat mySmash, kita jadi tau kan kalau sampah pun dapat berguna dan mempunyai nilai. Ayo semangat untuk merawat dan menjaga lingkungan dengan berpartisipasi di mySmash!

Foto: http://my.smash.id/
  Lanjut ke cerita para founder, setelah sukses dengan BankSampah.id dan mySmash, Putra dan Addin pun kembali berinovasi. Dengan data yang dimiliki oleh Banksampah.id dan mysmash, kali ini mereka memutuskan untuk memanfaatkan data tersebut dan mengembangkannya menjadi sebuah produk baru yaitu e-smash. E-smash merupakan sistem manajemen sampah yang dapat di gunakan oleh pemerintah untuk pengelolaan sampah di daerahnya. Di tahun 2018 ini, Putra, Addin dan tim nya fokus untuk berkolaborasi dengan pemerintah. Keren kan? Ayo ikut merawat dan menjaga lingkungan sekitar dengan Smash.id!
author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar