Foto: Euronews
Teknologi.id – Lagi-lagi dunia dibuat takjub oleh kemajuan teknologi AI atau Artificial Intelligence. Seperti yang kita ketahui, teknologi AI telah merambat hampir ke seluruh sektor dalam kehidupan. Baik sektor industri, pendidikan, hingga kesehatan dapat dibantu dengan teknologi AI. Inovasi teknologi tersebut seakan tidak ada habisnya, karena AI kini merambat ke dunia penerbangan.
Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST) telah melakukan penemuan inovasi yang mengguncang dunia penerbangan dengan perkembangan “Pibot”. Pibot merupakan robot humanoid yang dirancang untuk menerbangkan pesawat secara otomatis tanpa harus memodifikasi kokpit. Dengan menggunakan teknologi AI, robot humanoid tersebut mampu memahami instruksi pesawat yang kompleks serta mengontrol pesawat dengan baik. Para perancang robot ini juga menambahkan jika Pibot merespon situasi darurat lebih cekatan dibanding pilot manusia yang nyata.
Pibot mampu mengendalikan pesawat dengan baik, karena bentuk Pibot di desain dengan tingkat presisi tinggi dan mampu menyesuaikan posisi kokpit. Kemampuan Pibot dalam beradaptasi dengan kokpit baru dapat dilakukan hanya dengan menekan tombol. Oleh karena itu, Pibot tetap berada di performa yang optimal sekalipun berada dalam kondisi darurat atau getaran tinggi.
Baca Juga: Google Bikin AI yang Bisa Kasih Nasihat Seperti Teman Curhat
Selain itu, Pibot juga memiliki kamera eksternal yang dapat memantau status pesawat dan kamera internal yang membantu mengimprovisasi perubahan terhadap kendali panel.
Kemampuan LLMs yang Tinggi
Seperti layaknya AI yang lain, Pibot mempunyai kemampuan LLMs (Large Language Models) yang tinggi, yaitu sejenis algoritma AI yang dibuat dengan cara memproses atau memahami data dalam skala yang besar. Dengan begitu, Pibot dapat mengendalikan pesawat baru dengan cepat. Adapun pilot biasa membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan memahami kendali pesawat.
Lektor kepala dari teknik elektrik KAIST, David Shim, menjelaskan kepada Euronews, “Jika dengan pilot robot, kita mengajarkan konfigurasi individu setiap pesawat, maka anda dengan mudah dapat menerbangkan pesawat dengan hanya menekan tipe pesawat tersebut.”
Kemudian, hal yang lebih mengesankan lagi mengenai Pibot ialah kemampuannya yang dapat menghapal semua grafik penerbangan navigasi Jeppesen di seluruh dunia dimana hal tersebut tidak memungkinkan untuk di ingat oleh pilot manusia pada umumnya.
Shim juga menambahkan jika manusia dapat menerbangkan pesawat mana saja, namun mereka harus mempelajari terlebih dahulu dalam mengendalikannya. Jadi saat melakukan penerbangan dengan pesawat lain dibutuhkan kualifikasi terbaru. Tentunya hal tersebut tidaklah mudah karena kemampuan manusia yang terbatas dan tidak bisa beradaptasi begitu saja.
Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Copywritingmu di ChatGPT dengan Trik Ampuh Ini!
Sedangkan Pibot hanya memerlukan waktu beberapa detik dalam mempelajarinya, bahkan sekaligus mengingat dan memahami pengaturan penerbangan pesawat tersebut.
Teknologi pilot robot ini bukanlah hal yang baru, di tahun 2016 silam juga sudah ada. Akan tetapi perkembangan AI saat itu belum secanggih sekarang. Dengan adanya ChatGPT atau Large Language Models (LLMs) lainnya, teknologi tersebut berkembang sangat pesat dan juga mengurangi kecelakaan ketika pesawat sedang terbang.
Meski untuk versi awal Pibot menggunakan ChatGPT sebagai bahasa pertamanya. Para pengembang robot ini sedang mengembangkan bahasa alami untuk Pibot sendiri agar dapat membuat keputusan tanpa bergantung dengan koneksi internet.
Pibot juga bisa terhubung dengan pesawat lainnya bahkan berkomunikasi dengan manusia di kabin pesawat menggunakan suara sintesis.
Untuk uji coba Pibot dilakukan di lingkungan yang sekiranya tidak terdapat manusia disana. Pibot diharapkan selesai pada tahun tak lebih dari 2026 dan digunakan untuk keperluan militer, karena pembuatannya dibawah pengawasan Kementrian Pertahanan Korea Selatan.
Baca Juga: Coursera Menghadirkan Kursus dalam Bahasa Indonesia dan Fitur Bertenaga AI
Apa Bedanya Pibot dan Pesawat Tanpa Awak?
Berbeda dengan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jauh menggunakan gelombang radio, Pibot dikendalikan oleh AI yang dimana robot humanoid tersebut berada di dalam pesawat. Posisi Pibot dapat dikatakan mirip dengan pilot pada umumnya.
Kemajuan teknologi ini dapat memberikan solusi bagi umat manusia serta meningkatkan efisiensi dalam bekerja. Di lain sisi, hal ini menjadi pengingat bahwa teknologi tersebut juga bisa mengambil alih suatu pekerjaan jika memang sudah tidak dibutuhkan.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(NRA)
Tinggalkan Komentar