RAISA Generasi Terbaru Resmi Diluncurkan dengan Tambahan Fitur

Sutrisno Zulikifli . May 10, 2020

robot raisa

Prof dr Nasronudin (kiri) dan Prof Mochamad Ashari (kanan) saat memperkenalkan kedua robot RAISA generasi terbaru di Laboratorium Robotika ITS. Foto: its.ac.id

Teknologi.id - Dua unit Robot Medical Assistant ITS – Airlangga (RAISA) generasi terbaru untuk menggantikan tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19 resmi diluncurkan dengan dilengkapi berbagai fitur baru pada Jumat (8/5/2020).

Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menjelaskan bahwa dua robot ini masing-masing akan bekerja pada ruang Intensive Care Unit (ICU) dan High Care Unit (HCU).

Ruang ICU berisi pasien yang berada dalam keadaan pasif sampai tidak sadarkan diri. Sehingga RAISA yang bekerja di ruang ICU akan berfokus pada pengamatan dan monitor kondisi vital pasien. Sedangkan di ruang HCU, di mana pasien masih bisa berinteraksi dengan robot, RAISA memiliki fitur komunikasi seperti sebelumnya dan fitur tambahan untuk melakukan sensor denyut jantung, infus, dan saturasi oksigen.

BACA JUGA: RAISA, Robot Canggih Buatan ITS untuk Bantu Rawat Pasien COVID-19

Untuk RAISA ICU fitur kamera yang sebelumnya sudah ada digantikan dengan kamera yang memiliki resolusi lebih tinggi guna memantau kondisi pasien secara langsung. Kamera ini memiliki fitur Pan-tilt-zoom (PTZ) yang memungkinkannya untuk berputar 360 derajat seperti kamera surveillance.

“Kamera ini kita beli kemudian dimodifikasi penempatan dan kontrolnya agar bisa terhubung ke joystick yang ada di ruang operator,” papar salah satu tim peneliti RAISA, Rudy Dikairono ST MT.


Kamera PTZ 360 yang berada di Robot RAISA ICU. Foto: its.ac.id


Sementara itu untuk ruang HCU, RAISA ditambahkan beberapa sensor untuk suhu dan kadar oksigen. Sensor ini sudah menggunakan IoT dan akan dibuatkan database di server, sehingga masing-masing pasien memiliki datanya tersendiri.

Rudy menambahkan, jika kedua RAISA ini juga memiliki proximity sensor (sensor jarak) yang akan mendeteksi benda yang menghambat atau menghalangi jalannya robot.

"Jika ada halangan, RAISA akan memberikan peringatan suara dan akan ada juga peringatan di layar monitor operator. Sensor ini bisa mendeteksi sampai jarak tiga meter, namun akan berhenti jika hambatan berjarak 50-75 centimeter,” tambahnya.

Selain itu, Rudy dan timnya juga mengembangkan pintu otomatis yang membukakan jalan kepada RAISA ketika akan memasuki ruang isolasi pasien.

BACA JUGA: Coba Menganalisa Ucapan Donald Trump, Bot Ini Langsung Rusak

“Pintu yang awalnya manual akan dimodifikasi, sehingga pintu bisa dibukakan melalui ruang operator, dan sudah terintegrasi dengan software robot,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama RSUA Prof dr Nasronudin SpPD-KPTI FINASIM menyatakan bahwa fitur-fitur tambahan ini sangat membantu para tenaga medis dalam menjalankan tugasnya.

“Dengan adanya fitur ini, di ruang ICU kita bisa mengamati denyut jantung, jenis infus, jumlah tetesan infus, produksi urin, dan saturasi oksigen. Di ruang HCU kita juga bisa mengukur suhu pasien, juga bisa berinteraksi dengan pasien,” terangnya.

(sz)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar